Part 6 • De Javu

104 23 12
                                    

Jevan terlihat serius mencampur beberapa cairan kimia dengan beberapa labu erlenmeyer yang terisi, tak lupa ia memakai jas dan sarung tangan sebagai pelindung dari cairan itu.

Begitu juga dengan Katya dan Rangga yang berada di sampingnya. Praktik kimia telah usai, namun ketiga orang itu tetap bertahan di laboratorium lantaran Jevan menahannya, ia akan menunjukkan penemuan yang menakjubkan sepanjang sejarahnya. Begitu kata Jevan.

"Tunggu cairan ini sampai berasap," ujar Jevan sambil menyimpan labu erlenmeyer di atas meja.

"Lo belum jelasin dari tadi mau buat apa," kata Rangga, padahal ia sudah bosan dan ingin keluar, namun Jevan terus menahannya tanpa menjelaskannya.

"Oh iya sorry guys, jadi fungsi campuran dari cygdrackmiese dan holomonicyum lalu ditambah sedikit piecemalicious itu bisa membuat hal yang kalian lupain bisa teringat kembali."

"Dengan cara di minum?" tanya Katya dengan antusias.

"No, lo bisa mampus kalau di minum, hirup aja asapnya."

"BTW, lo emang hilang ingatan kan, Kat?" tanya Rangga hati-hati.

Gadis itu mengangguk pelan, "Aku gak tahu hidupku gimana saat umur 15 tahun kebawah."

"Sabar ya, Kat."

"Keluar asap!" tangan Jevan refleks menunjuk pada benda di depannya yang telah mengeluarkan kepulan asap, padahal tidak ada api di bawahnya namun ketiga cairan itu ketika disatukan akan mendidih.

Uhuk uhuk.

Tanpa sengaja asap itu terhirup oleh Katya, sedangkan Jevan dan Rangga tidak merasa terganggu pernapasannya. Gadis itu berusaha menghadang asap dengan mengibas-ngibaskan tangannya.

Sambil terbatuk-batuk ia berusaha keluar, ada reaksi ketika menghirupnya secara tidak sengaja, kepalanya pening bahkan ia tidak tahu kemana arah jalan keluar karena penglihatannya sedikit kabur.

"Lho, Katya!" Jevan menyadarinya melihat Katya yang berjalan gontai.

"Kayaknya dia gak baik-baik aja," gumam Rangga yang langsung berinisiatif menghampiri Katya.

Beruntung Rangga tepat waktu saat berada di belakang gadis itu, karena dalam hitungan tiga detik berikutnya Katya sudah ambruk dalam dekapan Rangga yang menyangga tubuhnya.

"Ga, cepet bawa ke UKS!" kata Jevan yang membantu Rangga membawa Katya.

***

"Kenapa cuma lo berdua yang balik ke kelas?" tanya Edgar heran karena hanya Jevan dan Rangga yang muncul.

Jevan menghela napas berat, "Katya? Pingsan dia." lalu ia mendudukkan dirinya di depan Edgar.

"Serius, Ga?" kali ini ia bertanya pada Rangga untuk memastikan. Rangga mengangguk pelan sambil duduk di sebelah Edgar.

"Kenapa kalian tinggalin?" Edgar nyaris menggeram kesal pada kedua temannya karena seenaknya meninggalkan seseorang yang tengah pingsan.

"Tenang Gar, udah ada perawat yang rawat dia di UKS," kata Rangga seraya menahan Edgar yang hendak pergi.

"Kalau dia sadar pasti nyari orang di sekitarnya."

"Kan gue bilang udah ada pe-"

"Yang dia kenal." dengan cepat Edgar memotong ucapan Rangga yang akan memperjelas kembali perkataannya.

"Eh mau kemana lo?" tanya Jevan melihat Edgar berlalu melewatinya.

"Bentar lagi gurunya dateng!" teriak Jevan sekali lagi karena tak di gubris, namun tetap saja Edgar mengabaikannya dan memilih berlari menuju UKS.

MAGIC VIOLET ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang