5.

58.5K 2.6K 11
                                    

Easy merapikan rambut didepan cermin tallet. Rambutnya yang masih basah menguarkan harum shampo rose. Bunyi hairdryer terdengar sedikit berisik dikamarnya. Ia ingin segera mengeringkan rambut agar tidak membasahi bajunya nanti.

Begitu kering, Easy berjalan menuju walk in closet untuk berganti baju. Disana sudah tergantung rapi baju-baju branded terbaru. Dan itulah yang dikenakannya sejak pertama menginjakkan kakinya disini. Melihat betapa spesial fasilitas kamar yang ditempati,  maka Easy merasa lebih tepat menjadi wanita simpanan daripada tawanan.

Jajaran almari penuh kaca itu menampilkan tubuh telanjang Easy.
Easy meneguk salivanya sendiri melihat bentuk tubuhnya yang mulus menggoda. Hasrat seks nya tiba-tiba muncul.
Pipinya merona.

Berkali ia menggingit bibir bila ingat kegiatan seksnya terakhir kali. Pria itu memperlakukannya dengan lembut. Membuatnya merasa jadi wanita yang dicintai.

Tentu saja tidak!

Itu hanya mimpi. Dirinya bagi Dalton hanyalah wanita sekapan yang dipakai sebagai pemuas nafsu belaka. Dan sayangnya Easy seperti mulai menyukai posisi itu. Memuaskan nafsu pria sepanas Dalton mulai membuatnya bahagia. Gila bukan?

Dan dua hari ini pria itu tidak menemuinya. Mengapa serasa ada yang hilang? Ada apa dengan Easy? Apa ia mulai menyukai penculiknya?
Oh... Hell....
Ini tidak boleh terjadi ! Tekannya dalam hati.

Pria itu tak bisa diharapkan. Datang dan pergi seenaknya. Seperti saat ini. Easy baru tahu dari Noah bahwa pria itu pergi ke Pearl Harbour katanya. Pria seperti itukah yang diinginkan Easy? Tentu bukan!

Sudah 5 malam Easy tersekap di kamar ini. Ia sudah lelah mencari jalan keluar. Mungkin ia harus mencari cara lain untuk bisa keluar dari sini. Setidaknya dari kamar ini. Ia juga ingin menghirup udara luar. Beberapa kali ia mengintip lewat jendela. Bagaimana ia mulai mengangumi tempat yang sangat luas ini. Tempat ini dikelilingi taman yang asri. Ada taman lavender disebelah kanan dan lily disebelah kiri.

Ditepian jalan menuju area padang rumput, berjajar pohon cemara yang menjulang tinggi. Tampaknya padang rumput itu adalah tempat bermain golf. Karena sesekali Easy pernah melihat sebuah shulter mengitari area itu. Mungkin untuk mengecek lubang-lubang golf yang ada disana serta untuk mengecek apakah air penyemprot rumput beraktivitas sempurna. Sungguh tempat yang sangat terjaga keasriannya.

Kadang Easy tak habis pikir. Bagaimana sosok yang terlihat dingin dan kejam itu menata tempat seindah ini. Bukankah ia lebih pantas berada ditempat beraura misteri seperti dirinya? Atau jangan-jangan pria itu tak sekejam kelihatannya....

Easy masih melihat dari jendela saat rombongan mobil memasuki tempat itu. Pasti Mr. Rine dan para bodyguardnya. Dia sudah pulang pikirnya. Tak sadar senyum tipis terukir dibibirnya.

Apa ia merindukan pria itu?
Entahlah...
Bagaimana pun, hanya dengan pria itu Easy bisa bertinteraksi lama dengan manusia lain dirumah ini. Walau pola interaksi yang terbangun tidak seperti harapannya. Setidaknya, ia masih dianggap ada.

---------------------

Dalton memasuki mension yang sudah ditinggalnya dua hari ini.
Sejak kemarin di Pearl Harbour, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Seakan ada magnet yang menariknya untuk segera pulang. Ia tak pernah memiliki perasaan seperti ini.

Rindu rumah.

Heh...!!!!perasaan apa ini? ?!!!!!

Flamboyan sekali. Pikirnya.

Ia sempat melirik kamar Easy waktu berjalan di lorong menuju kamarnya. Dan ada hasrat yang begitu besar untuk segera membuka kamar itu. Namun dicegahnya kuat-kuat. Ia tak ingin terlihat begitu menginginkan sesuatu. Walau itu sebenarnya yang dirasakannya.

Gadis itu.

Ya!

Gadis itu yang mencipatan perasaan aneh seperti ini.

Rindu rumah.

Dan Dalton sangat membencinya. Membenci perasaan seperti ini. Perasaan yang akan melemahkannya. Gadis itu disini untuk dihancurkan, bukan untuk mengacaukan perasaan.

Dalton memejamkan mata mengusir kegundahannya. Namun bayangan gadis itu tetap mengganggunya.
Ah.. Sial!!!
Gemerutuk bunyi gigi tertekan menahan emosi. Dalton beranjak ke meja bar yang terdapat dalam kamarnya yang luas. Ia mengambil Macallan 1946. Wisky termahal di dunia yang dilelang dengan harga USD 460,000. Wiski ini dibalut dengan karaf LaliqueCire Perdue dan terbuat dari peated malt. Itulah yang membuatnya sangat mahal.

Dalton menyesap wiskey nya pelan berharap bisa menikmati minuman ini. Sesekali menggoyangkan botol wisky untuk mempermainkan isi didalamnya. Ia tersenyum kecut.
Sebesar apapun ia mencoba menekan keinginannya menemui gadis itu ternyata justru semakin membuatnya tersiksa.

Ohh.. Shittttt!!!

Akhirnya ia berjalan keluar kamar, menyusuri lorong koridor dan membuka kunci kamar gadis itu.
Dengan tak sabaran ia memutar handle pintu. Dan klik!

==============
Lanjut?  Vote dulu yukkk 😘

Mr.  Rine-X (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang