2

78.3K 3.2K 11
                                    

"Apa kau mulai lagi bisnis gelapmu? " Tanya Jack,  dokter pribadi Dalton sambil membersihkan luka di lengan pria itu. Setahu Jack,  Dalton sudah lama meninggalkan bisnis gelap warisan ayah angkatnya. Ia menyerahkan kepengurusannya pada Leonel,  tangan kanan yang paling dipercaya Dalton. Sementara Dalton menekuni bisnis tambang legalnya 5 tahun terakhir. Dan sekarang cabangnya sudah diberbagai negara. Pria muda yang mapan.

"Tidak! " tegas Dalton.

Dalton agak meringis saat Jack menjahit lukanya.  Ternyata cukup dalam walau peluru hanya menyerempet kulitnya.

"Jangan terkena air dulu biar lukamu cepat kering. " pesan Jack begitu selesai membalut bekas jahitan.

Jack membenahi tasnya.

"Berhentilah membalas dendam jika membahayakan nyawamu. Ayahmu sudah tenang di sana... "

Dalton hanya tersenyum smirk.

"Apa kau pendeta? Aku bukan jemaatmu! " ketus Dalton.

Jack menghadikkan bahu. Ia tahu sahabatnya tak seburuk itu. Ia hanya ingin Dalton menyadari jalan yang harusnya ia pilih. Agar tidak tersesat terlalu jauh karena dendamnya.

Merasa sudah tak dibutuhkan lagi Jack memilih pergi. Namun saat ia beranjak.....

"Ada satu lagi pasien untukmu....buat ia siuman segera! " kata Dalton sambil menyalakan rokoknya santai.

Kening Jack berkerut bingung.

" Dia ada dikamarku.... " jelas Dalton datar sambil menghembuskan rokoknya berusaha menjawab kebingungan Jack namun justru membuatnya tambah bingung. 

Sejak kapan pria ini bermurah hati mau berbagi kamarnya dengan orang lain? Pikir Jack. Kendati demikian,  tanpa bertanya lagi ia langsung menuju kamar Dalton.

Alangkah terkejutnya Jack saat membuka pintu kamar melihat seorang gadis lemah tak berdaya dengan tangan terikat di kepala bed. Tubuh telanjangnya ditutupi selimut.  Namun bagian atas dan bawahnya masih terekspos. 

Jack hati-hati mendekatinya.  Gadis itu masih memejamkan mata. Siapa gadis cantik ini?  Ia tak begitu menor untuk menjadi seorang jalang. Dan Dalton tak pernah menempatkan bitch dikamarnya.

Merasa ada yang menyentuh tangannya,  Easy membuka matanya. Ia merangsak mundur sambil memegangi selimut saat tangannya terlepas. Ia bergerak ketakutan.

Jack memperhatikan gadis didepannya. Sangat menyedihkan. Dan noda merah itu.... Akh.. Apa yang Dalton lakukan padanya semalam? Apa pria itu memperkosanya? Malang betul gadis cantik ini. Siapa dia? Apa Dalton membeli seorang perawan?

"Tenang... Aku dokter yang akan memeriksa kondisimu."
Jack berusaha menjelaskan keberadaanya. Namun Easy tetap tak bergebing. Ia trauma melihat pria dirumah ini.

"Baiklah... Aku tahu kau pasti merasa tidak nyaman.  Aku beri obat pereda nyeri saja.  Minumlah agar merasa lebih baik... "
Jack berusaha ramah dan tersenyum. Setelah meletakkan obat di nakas ia beranjak meninggalkan kamar.

"Siapa gadis itu? "
Tanya Jack begitu keluar dari kamar.

Dalton hanya sedikit menoleh.  Lalu kembali menikmati rokoknya.
"Anak Alvaro... "

"Whatttt? "!!!???
Jack memekik tak percaya. Bagaimana bisa seorang pria kejam memiliki putri secantik itu?
"Baik,  dia anak Alvaro. Tapi apa ia pantas kau perlakukan seperti itu hanya karena ia anak Alvaro? Kau tidak sekejam itu kawan.... "

"Dia yang menembakku duluan... "

"Whatttt...?!!!! "
Jack kembali terheran.  Bagaimana bisa gadis yang terlihat begitu lemah itu bisa memegang senjata? Tapi Dalton tak pernah sembarangan bicara. Baiklah,  bukan haknya terlalu mencampuri urusan Dalton. Ia hanya dokter pribadi Dalton. Maka Jack memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.

"Saranku,  biarkan gadis itu pulih dulu jika kau ingin menyerangnya lagi." pesan Jack sebelum benar-benar beranjak pergi.

==========
Jangan lupa vote dulu 🌟😘


Mr.  Rine-X (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang