RUSIA
Begitu pesawat nya mendarat, Dalton langsung menuju ketempat dimana koleganya sudah menunggu. Tepatnya di daerah pertambangan emas wilayah Polyus, Krasnoyarsk, Siberia Timur, Rusia.
Rusia sebagai negara kedua penghasil tambang emas dunia setelah Cina, memang sangat menjanjikan untuk dijadikan lahan investasi. Maka ketika beberapa waktu lalu Dalton diajak bekerjasama untuk membuka bisnis tambang disana langsung ditanggapi serius olehnya.
Saat Dalton tiba dilokasi terlihat para pekerja tambang sudah melaksanakan pengeboran. Dalton memang selalu mengawasi langsung tahap awal pengeboran. Ia tak ingin terjadi kecelakaan pada pengerjaan proyek-proyeknya. Karena sejatinya, hal terpenting dalam proses pengeboran adalah pada tahap awal pelaksanaan.
Sudah banyak terjadi contoh kegagalan pengeboran didunia karena tidak bagusnya ditahap awal. Seperti yang terjadi tahun 2010 silam di daerah Teluk Mexico dimana perusahaan besar milik AS yaitu BP gagal melakukan proses pengeboran sehingga minyak mencemari lautan. Ada lagi di Indonesia beberapa tahun sebelumnya dimana kegagalan pengeboran menyebabkan naiknya lumpur menggenangi lahan warga. Dan itu semakin luas tak terkendali.
Maka tidaklah berlebihan bagi Dalton kalau memang ia harus datang sendiri ke tambang melihat semua prosesnya. Sebab dari situlah ia bisa mengetahui sukses atau tidak proyeknya.
Ini sudah malam keempat Dalton berada dinegeri super dingin ini. Jujur ia sangat merindukan Easy. Baru apa gadis itu? Sayang Dalton tak bisa menghubunginya langsung. Ia sengaja tak memberikan akses komunikasi pada Easy. Takutnya akan dipakai gadis itu untuk menghubungi Alvaro.
Maka ia hanya bisa menunggu info dari bodyguardnya jika memang terjadi hal khusus pada Easy. Seperti saat gadis itu sakit tempo hari.
Dalton harus berada disini dua hari lagi. Dan itu terasa begitu berat.
Ia berniat memejamkan mata saat tiba-tiba handphone nya berbunyi.
Leonel.
Dalton mendekatkan handphone di telinga.
"Ya, Leonel...!"
Dalton berjalan keluar balkon. Ia bersandar pada pembatas Balkon sambil fokus mendengar suara Leonel diseberang sana dengan headset tertempel ditelinga.
"Ada informasi penting, tuan..."
Suara Leonel dari kejauhan."Ada berita tentang Alvaro? "
"Ya tuan. Sepertinya baru terjadi konflik intern ditubuh kelompok Alvaro. Christian, anak angkatnya berusaha secara paksa menggeser posisi Alvaro..."
Pantas Alvaro tak sempat memikirkan putrinya. Pikir Dalton.
Bukankah itu bagus? Alvaro sudah hancur tanpa Dalton menghancurkannya..
Namun... Entah mengapa berita itu tak membuatnya bahagia? Apa karena Easy?"Dan keberadaan putrinya ditangan anda sebenarnya membantu menyelamatkan semua asetnya di wilayah Andalusia. ..."
"Maksudmu? "Tanya Dalton bingung
"Semua aset dari Alvaro yang 75 persen berada di Andalusia diatasnamakan putrinya. Baik resort, gedung-gedung perkantoran, bahkan sebuah kastil mewah di Florentina juga diatasnamakan putrinya. "
Jelas Leonel.Dalton mendengarkan dengan seksama. Ya... Tentu saja. Bisnis Alvaro sudah berjalan lama. Wajar jika kekayaanya dimana-mana.
"Sementara di Mexico, tempat markas besar mereka mengatur perdagangan gelap, hanya menyimpan kekayaannya sebesar 25 persen saja. Dan itu yang baru bisa dikuasai Christian. "
Tambah Leonel."Jadi tuan.... Jika memang tuan ingin segera melihat kehancuran Alvaro, serahkan saja putrinya pada Christian.. " usul Leonel membuat Dalton membelalak tak percaya.
Bagaimana mungkin dirinya menyerahkan Easy pada pria berbahaya yang baru mengincar harta gadis itu? Heh...."Aku tak akan menyerahkannya pada siapapun! " Tegas Dalton.
------------------
Easy berjalan melewati koridor rumah sakit masih dengan pengawalan George dan dua bodyguard lainnya. Ia berniat menemui dokter kandungan seperti yang telah disarankan Jack.
Sampai saat ini ia masih belum berniat memberitahu Dalton tentang kondisinya. Dia bersyukur bahwa Jack masih mau memegang rahasia ini. Maka hal yang harus dilakukannya sekarang adalah membuat George dan dua bodyguardnya tidak tahu tujuan pemeriksaan Easy. Karena pasti akan bocor ke telinga Dalton.
"George... Aku ingin ke toilet dulu! "
Easy berusaha meyakinkan George agar bisa sedikit longgar dari pengawasan para bodyguard Dalton.George sedikit ragu. Namun ia tak bisa mencegah gadis itu ke toilet. Maka ia akhirnya mengangguk setuju.
Easy merasa lega bisa berhasil mengelabuhi George. Ia tak berniat melarikan diri, hanya tak ingin diketahui menemui dokter kandungan. Dan celah ini akan ia manfaatkan sebaik-baiknya.Easy berusaha keluar dari toilet melalui pintu lain. Namun ternyata disana juga sudah berdiri bodyguard Dalton. Ia menghela nafas. Bagaimana ia bisa menghindar?
Easy kembali masuk. Ia berdiri pada kaca wastafel. Ada satu wanita juga baru berdiri disana. Muncul ide Easy.
Kini pakaian Easy sudah berbeda. Itu memudahkan ia melewati bodyguard Dalton yang berjaga dipintu keluar toilet. Wanita baik hati tadi mau menukarkan baju miliknya. Bahkan meminjamkan topi pada Easy untuk penyamaran. Alhasil kini Easy sudah berada di koridor menuju ruang dokter kandungan.
Easy berjalan terburu menuju instalasi kandungan. Rumah sakit yang sangat luas ini membuat Easy harus berjalan agak jauh untuk mencapainya. Berkali ia berpapasan dengan pasien dan dokter. Sepanjang itu pula ia berharap tidak bertemu Jack.
Saat Easy berada pada sebuah belokan koridor yang sepi, tiba-tiba seseorang menariknya dan membekap mulutnya dari belakang.
Dan seketika.........
Semua menjadi...
Gelap!
============
Aduh... Siapa kira2 yang membekap ya? Penasaran? Vote and koment dulu yukk... 🌟😘
Maaf ya teman2 telat update. Padahal total vote udah 200 lebih sejak bbrp hari yang lalu. Makacih yg udah setia nunggu....love you all😍😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Rine-X (END)
RomanceWarning! 21+ Pria berkuasa itu tak pernah mengira bahwa dirinya akan tersedot kedalam lubang terdalam pada diri gadis lemah didepannya. Sekuat apapun ia menjauh, tetap saja tarikannya sangat kuat hingga ia harus tersungkur tunduk dihadapannya. Apa...