6.

56.5K 2.7K 13
                                    

Mereka saling menatap.

Dalam beberapa detik tak ada pergerakan dari keduanya.

Dalton menelan salivanya kaku.

Gairah berapi-api yang tadinya dibawa Dalton untuk segera menerjang gadis itu luluh seketika.

Ia tiba-tiba membeku.

Ia sendiri bingung,  kemana perginya gairah nafsu yang tadinya menyesakkan dada? Ruangan ini memancarkan aura yang berbeda.

Senyum lembut Easy sanggup melelehkan segalanya. Bagaimana ia tega mengubah senyum itu menjadi tangis penderitaan?

"Kau sudah pulang? "
Tanya Easy dengan suara bergetar seakan baru menekan suatu rasa yang tak ingin diperlihatkannya. Namun tetap terlihat dari tatapan dan ucapannya. Bahwa dia merindukan Dalton.

"Hem... "
Dalton hanya berdehem menjawab pertanyaan Easy. Tatapan lembut Easy sungguh mengacaukan segalanya. Ia lebih memilih gadis itu menatapnya marah,  tajam,  atau bahkan ketakutan. Agar dirinya tak merasa bersalah ketika hendak menyerangnya.

Namun kini....

Dadanya justru berdebar hebat. Jantungnya bertalu-talu. Disatu sisi ia ingin langsung memeluk gadis didepannya,  namun disisi lain ia takut ditolak.

Ah... Sial...!!!!!!
Perasaan macam apa ini?
Sangat kacau sekali. Ini tidak bisa ia tolerir. Benar-benar membuatnya seperti pengecut. Dan ia benci itu!

Maka Dalton memilih berbalik dan menutup pintu kembali.

Easy masih bingung dengan apa yang terjadi. Ia memegang dadanya yang berdetak hebat. Melihat kehadiran pria itu kebahagiaannya membuncah. Sayang Dalton hanya sekilas menyapanya.

Mungkin pria itu sudah tidak  menginginkannya lagi. Tentu saja!  Melihat betapa sempurnanya pria itu tentu banyak wanita diluar sana yang mengantri padanya. Dan Dalton bisa memilih wanita terbaik diantara mereka. Easy menelan salivanya kecewa. Ia tersenyum kecut. Siapa dirinya hingga pernah berani berharap?

Dalton masih bersandar dibalik pintu.Ia memaki dirinya sendiri. Mengapa ia jadi selemah ini? Ia tak tega bersikap sewenang wenang lagi pada Easy. Tapi ia menginginkan gadis itu...
Didalam kekalutannya....

Ia kembali bergulat dengan keinginannya.

Ah persetan  !

Dalton kembali membuka pintu. Ia segera menyerang gadis yang sudah mengacaukan perasaanya. Ia ingin segera membersihkan kekacauan itu. Gadis ini adalah tawanannya. Bukan wanitanya! Dan ia tak ingin terikat dengan wanita manapun.

Easy benar-benar terkejut dengan serangan mendadak Dalton. Begitu penuh amarah dan tak terkendali. Ia tak tahu sikapnya yang mana yang telah membuat Dalton marah. Bukankah pria itu tadi baik-baik saja?
Dalton menghimpit tubuh Easy didinding. Satu tangan kekarnya mencekal kedua tangan Easy keatas . Sementara tangan lainnya membuka paksa kancing baju Easy.

Gadis itu memberontak sekuat tenaga namun sia-sia. Tenaganya tak sebesar pria yang menghimpitnya. Pemberontakannya justru menguras tenaga. Ia semakin lemas. Ditambah ciuman Dalton yang panas penuh nafsu seakan ikut menguras sisa-sisa tenaga yang dimiliki.

Akhirnya Easy pasrah. Ia tak lagi punya tenaga untuk memberontak. Air matanya meleleh diantara ciuman Dalton. Andai Dalton tak bersikap sekasar itu, sebenarnya pertautan inilah yang dirindukan Easy.

Namun kini terasa kembali menyakitkan. Bukan diinti tubuh Easy,  tapi dihatinya. Air matanya terus meleleh. Ia menangis tanpa suara. Pun saat Dalton menghujamnya dengan keras. Ia hanya terus menatap nanar pria diatasnya. Pria yang tampaknya juga merasakan sakit seperti dirinya. Terlihat dari tatapan matanya.

Sayang.......

Dalton tak ingin menyadarinya.

--------------------

Dalton masih memeluk tubuh Easy yang tidur membelakanginya. Isak tangis gadis itu sudah tak terdengar lagi. Gadis itu sudah tertidur karena kelelahannya. Tentu saja....
Dalton menghujamnya dengan kasar dan penuh tenaga. Sebagai pelampiasan rasa tak nyamannya. Antara marah,  nafsu,  dan rindu.

Ia marah karena gadis itu sudah melemahkannya.....

Dan nafsunya tak pernah bisa dibendung saat didekat Easy....

Sementara ia canggung untuk menyalurkan rasa rindu yang dipendamnya dua hari ini....

Akhirnya.... ketiga rasa itu bercampur membentuk rasa tidak nyaman dibenak Dalton.

Namun kini ia menyesal...

Ia telah kembali menyakiti gadis itu. Dan ia ingin mengungkapkannya dengan tidur memeluknya semalam. Hal yang tak pernah dilakukannya dengan wanita manapun. Karena ia tak tahu cara minta maaf yang benar,  selain memberikan kelembutan diranjang.

Namun itu tak berlangsung lama.

Menyadari tubuhnya masih menempel rapat ditubuh Easy hasratnya mulai muncul.

Easy memang sangat berbahaya bagi Dalton. Ia seakan magnet bagi gairah Dalton. Tarikannya sangat kuat. Dan sekarang inti pria Dalton sudah kembali berdiri.

Akh.... Shittt..!!!

Dalton berusaha menahan sekuat tenaga nafsunya. Ia tak ingin lagi membuat gadis itu menangis. Namun tangannya tak bisa ia tolerir. Karena masih menempel kuat ditubuh telanjang Easy.

Tangan Dalton yang tadi hanya melingkar diperut Easy sekarang mulai bergerilnya. Dan tubuh Easy yang masih telanjang dibawah selimut seakan memberikan akses penuh padanya.
Sementara bibir Dalton menggelitik area telinga Easy dengan desahan tertahan.

Easy akhirnya terjaga saat merasakan gerakan aneh didada. Terasa ada yang mempermainkan,  mengecup dan mengulum lembut puncaknya. Membuat tubuhnya tiba-tiba menggelinjang.

Ia membuka mata.

Dan Pria itu sudah kembali diatasnya......

============
Maaf ya guess...
Ceritaku ini benar-benar darkromance. Jadi yang nggak tahan dengan rasa sakit lebih baik baca ceritaku yang lain dech. Koleksiku biasanya romance. Alur dan ceritanya lebih enak dan romantis.
Tapi... Bagi readers yang tetep suka cerita ini, kasih bintang dong.  Jangan jadi sillent readers. Biar up-nya semangat. 🌟😘

Mr.  Rine-X (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang