Warning! 21+
Pria berkuasa itu tak pernah mengira bahwa dirinya akan tersedot kedalam lubang terdalam pada diri gadis lemah didepannya. Sekuat apapun ia menjauh, tetap saja tarikannya sangat kuat hingga ia harus tersungkur tunduk dihadapannya. Apa...
Janganlupabintangdulusebelumbacaya😍! ----------- Easy mengerjap mata pelan. Seakan ingin memindai ruangan tempatnya berbaring sekarang. Ternyata masih dikamarnya. Ia melirik se sisi kiri, terdapat selang inpus tertempel ditangannya.
Dan disebelah kanan....
Easy menajamkan mata kembali karena tak percaya. Dalton tertidur disamping bed sambil memegangi telapak tangannya.
Pria itu memang membingungkan. Kadang terkesan sangat perhatian membuat Easy tersanjung bukan kepalang. Kadang tiba-tiba marah tanpa Easy tahu penyebabnya. Dan itu benar-benar membuat Easy terluka. Kini, Easy tak mau jatuh dalam harapan palsu kembali. Pria itu memang berbahaya baginya. Dan ia tak akan lagi mudah tersentuh dengan apapun yang dilakukan pria itu.
Seperti saat ini.
Easy menarik pelan tangannya yang berada digenggaman Dalton. Ia tak mau lagi salah paham dengan kelembutan Dalton. Dia akan memperkuat pertahanannya. Tak lagi mudah luluh dengan perlakuan manis Dalton.
Merasa ada pergerakan digenggaman tangan, Dalton terbangun dari tidurnya. Ada binar bahagia dimatanya. "Kau sudah bangun? " Tanya Dalton dengan masih memegangi tangan Easy.
"Tadi Noah membuatkanmu bubur." Lanjut Dalton sambil mengambil semangkok bubur yang masih mengepul diatas nakas. "Makanlah sebelum kau minum obatmu..." Dalton memegang sendok hendak menyuapi Esay namun ditolaknya dengan membuang muka.
"Baiklah... Jika kau merajuk maka aku akan menyuapimu dengan bibirku."
Easy melotot tak percaya. Apa pria ini gila?
"Stop.!!! " Teriak Easy begitu melihat Dalton berniat memasukkkan sendok kemulutnya sendiri.
"Aku akan memakannya sendiri! " Easy merebut sendok dan mangkuk dari tangan Dalton. Dipaksanya masuk bubur itu ke mulutnya yang terasa pahit. Dan ia mengunyah dengan sangat berat. Seberat matanya melihat Dalton. Ia kesal dengan pria sewenang-wenang itu. Dan sayangnya Easy harus merelakan matanya karena pria itu tampaknya tak berniat segera pergi.
Selesai makan dan minum obat yang semuanya dilayani Dalton, Easy berniat turun dari bed. Ia ingin segera membersihkan diri. "Mau kemana! " Tanya Dalton yang hanya dijawab dengan muka masam oleh Easy dan ia tetap berusaha beranjak. Namun Dalton mencekal tangannya.
"Aku mau ke kamar mandi! " Teriak Easy kesal sambil berusaha melepaskan cekalan ditangan nya.
Sementara Dalton berjalan mengitari bed kemudian membantu melepas infus dari tiang dan mberikannya pada Easy. "Pegang agak tinggi! " Perintahnya dan langsung membawa tubuh Easy dengan kedua tangannya.
"Aku bisa berjalan sendiri! " Easy kembali berteriak, namun Dalton seakan menulikan telinganya. Dan kini mereka sudah berada dikamar mandi saling menatap tajam. Dalton menghadikkan bahu seakan menanyakan "why?"
"Apa kau tidak akan keluar? " Kening Easy berkerut marah.
"Tidak! " Tegas Dalton. "Aku akan membantumu... " Tambahnya dengan nada lebih lembut
"Aku tidak butuh bantuanmu.! " Easy tak kalah tegas.
"Kau akan butuh! "
Easy menghela nafas. Ini sudah dibatas kesabarannya. Ia memilih untuk keluar lagi. Namun saat ia akan beranjak, Dalton mencekal tangannya. "Baiklah, aku keluar .." Akhirnya Dalton mengalah.
Easy lega. Ia ingin membersihkan diri mengganti kaosnya yang sudah dari kemarin dipakai. Terasa sangat lengket. Namun.... Ternyata benar kata Dalton. Tangan kanannya tak bisa mengerjakan dengan benar. Sementara tangan kirinya masih membawa infus. Akh.... Kini Easy mulai frustasi. Berkali ia mencoba melepaskan kaos ketatnya dari kepala namun tak bisa. Sampai tiba-tiba...
Sebuah tangan kekar membantunya dari belakang. Dalton sudah berada disana. Dengan hati-hati ia membantu Easy melepaskan lengan satunya yang terdapat infus.
Jujur, Easy merasa risih dan malu terlihat telanjang didepan Dalton dalam kondisi sadar seperti ini. Dan gestur Easy yang terlihat aneh ini membuat Dalton tersenyum. "Apa kau malu? Aku sudah melihat semuanya.... " kata Dalton dengan nada datar tanpa ekspresi. Padahal gadis didepannya menahan malu dengan semburat merah dipipinya.
Tanpa ragu Dalton bahkan membuka bra dan celana dalam Easy. Ia juga membantu Easy menggulung rambutnya yang panjang. Memandikannya dengan air kran hangat, lalu memakaikan handuk untuknya. Perlakuan yang sangat manis sekali. Dan Easy hanya menurut saja karena tangannya harus memegang infus.
Dalton kembali mengangkat tubuh Easy menuju walk in closed. Setelah Easy memilih pakaiannya, Dalton berniat membantunya walau sudah ditolak. Easy merasa bisa.
"Kau tak kan bisa... " Bisik Dalton yang sekarang berada dibelakang Easy sedang mengaitkan tali bra gadis itu. Sementara Easy hanya memandang Dalton dari pantulan kaca. Bagaimana ketampanan pria itu terlihat jelas. Dan jujur, itu kembali meluluhkan hatinya. Mendapat perlakuan manis dari pria sepanas dan setampan Dalton membuat Easy berdebar. Andai pria itu selalu seperti ini. Easy menggigit bibir bawahnya. Lamunan tentang pria itu sudah kemana-mana.
Sampai pandangan mereka bertemu di pantulan yang sama.....
" Apa kau sedang menggodaku? " Tanya Dalton yang kemudian membalik tubuh Easy menghadapnya. Sedetik kemudian dirauplah bibir ranum menggoda itu tanpa perlawanan.....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.