The Royals (6)

996 102 2
                                    


Pangeran Andrews dengan angkuhnya duduk di kursi milik raja yang ada di istana ketika Krist telah pergi menuju ke Villa Mirabilis.

"Bukankah aku yang lebih pantas duduk disini?", ucap pangeran Andrews kepada perdana menteri yang berada di pihaknya itu.
"Benar, Yang Mulia. Anda lebih layak untuk menjadi raja."
"Benar kan? Aku juga tidak mengerti mengapa Karla menyerahkan tahtanya untuk Marck. Laki-laki itu terlalu sok bijaksana. Bagaimana Edelweiss bisa maju? Belum lagi anaknya yang masih tidak tahu apa-apa itu dengan mudahnya menjadi raja hanya karena tinggal dirinya yang masih hidup."

"Maafkan saya, Yang Mulia. Saat itu saya tidak tahu kalau Krist tidak ikut ke Villa Mirabilis.", ucap sang perdana menteri.
"Tidak apa-apa. Sebentar lagi juga ia akan menyusul keluarganya. Tinggal menunggu ia memakan buah pemberianku."

"Mohon maaf Yang Mulia, kemarin seorang pelayan melaporakan bahwa seluruh buah-buahan pemberian anda berada di tempat sampah."
"APA?! Mungkinkah ia tahu apa yang ada dalam buah itu?"

"Saya kurang tahu, Yang Mulia. Tapi anda perlu berhati-hati, sepertinya Krist tidak sepolos yang kita kira. Saya juga mengkhawatirkan pasukan the king's shadow.", ucap sang perdana menteri.

"The king's shadows? Hahaha apa kamu pernah melihat pasukan itu dengan matamu sendiri?"
"Tidak pernah, Yang Mulia."

"Pasukan itu sudah lama tidak ada. Siapa coba yang akan melatih dan merekrut pasukan seperti itu? Komandan militer saja mengatakan ia tidak pernah melatih pasukan yang khusus untuk melindungi raja. Pasukan itu sudah lenyap sejak perang terdahulu. Lagipula jika masih ada pun, anak kecil seperti Krist mana tahu tentang itu?"

"Anda benar juga, Yang Mulia. Mungkin saya terlalu khawatir."
"Tapi Krist pergi ke Villa Mirabilis dengan siapa? Apa ada pengawal dari team kita yang ikut kesana?"
"Tidak ada. Krist hanya meminta satu pengawal pribadinya saja untuk mengantarnya. Ia tidak mengizinkan pengawal yang lainnya ikut.
"Aneh sekali. Coba kau hubungi pengawal yang ada di Mirabilis. Apa yang Krist lakukan disana?"

"Sebentar, Yang Mulia." Perdana menteri itu mengambil ponselnya untuk menghubungi pengawal di Villa Mirabilis yang merupakan mata-matanya. Tetapi tidak ada satupun yang menjawab teleponnya.

"Ada apa?", tanya pangeran Andrews.
"Sebentar Yang Mulia, ada keanehan."
"Keanehan apa?"
"Seluruh mata-mata yang kita tempatkan disana semua ponselnya mati."

***

Karla menemui Krist dan juga Singto di dalam chapel yang sedang tidak digunakan.
"Ada gerangan apa Yang Muliah jauh-jauh kemari?"
"Bibi, aku butuh bantuanmu."
"Bagaimana bisa seorang wanita yang tinggal di desa sepertiku ini menolong seorang raja?", jawab Karla.

"Lady Karla. Saya tahu anda masih memiliki pengaruh.", sela Singto.
"Siapa kamu?", tanya wanita itu.
"Saya Singto Prachaya Ruangroj."
"Ohh Ruangroj? Apa kau putranya Belle Lyon?"

Singto tertegun karena tidak menyangka nama mendiang ibunya akan disebut.
"Apa anda mengenal ibu saya?"
"Siapa yang akan melupakan mantan kekasih?", jawab wanita itu yang membuat Singto dan Krist membuka mata lebar.

"Tapi itu masa lalu, sebelum akhirnya aku yang meninggalkan Belle dan ia menikah dengan alfa lain."
"Apa alasan Bibi meninggalkannya?"
"Karena saat itu Edelweiss sedang berperang dengan Elcastar. Pada saat aku seusia kalian, aku tidak ada waktu untuk memikirkan percintaan. Aku menyaksikan banyak anak-anak menjadi korban perang. Elcastar sudah merasa cukup hebat dan berusaha menjajah Edelweiss. Namun untungnya negara besar lainnya bersedia membantu Edelweiss karena tahu Elcastar yang memulai peperangan."

SOULMATE [KristSingto One Shot FF]Where stories live. Discover now