SOULMATE [KristSingto One Shot FF]

City of Love

PART 5

Singto masih mencoba menghubungi ponsel Krist. Namun seperti dugaannya, teleponnya tidak dijawab. Chatnya pun sudah diblokir. Kali ini sepertinya Krist benar-benar sudah menutup diri.

Padahal Singto sudah sangat berhati-hati. Ia ingin mendekati Krist dengan perlahan, perlahan membuat Krist percaya pada ketulusan hatinya, perlahan membuat tembok di antara mereka semakin pendek. Singto tahu bahwa Krist itu rapuh, termasuk dirinya juga sama-sama memiliki trauma disakiti oleh cinta.

Singto dapat merasakan bahwa Krist mulai memiliki perasaan untuknya. Perlahan tapi pasti. Singto menunggu hingga sampai di saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, hal yang tidak terduga itu terjadi. Siapa yang menduga bahwa ibunya akan muncul di acara gala dinner itu dan membuat Krist kembali membangun tembok semakin tinggi? Kini sia-sia sudah usaha Singto yang sebelumnya ingin meruntuhkan tembok yang dibangun oleh Krist.

Beberapa hari Singto hilang kontak dengan Krist. Ia sudah tidak tahan ingin segera pergi ke Paris untuk mencari Krist. Namun, pekerjaannya yang belum selesai menahannya. Ia tidak bisa seenaknya pergi dan meninggalkan tanggung jawabnya.

Sedangkan Krist yang beberapa hari terakhir memutus kontak dengan Singto juga tak kalah hancur. Meski belum berpacaran dengan Singto, tapi lukanya saat ini sama seperti kehilangan seorang kekasih, bahkan lebih parah. Rasa sakit yang dirasakan oleh Krist saat ini lebih sakit daripada patah hatinya yang terdahulu. Krist ingin berhenti berinteraksi dengan Singto sebelum ia jatuh lebih dalam, sebelum lukanya akan membekas semakin dalam lagi. Karena Krist tahu ia tidak akan sanggup bangkit lagi jika sampai dikhianati oleh Singto ketika sudah jatuh terlalu dalam.

Krist sadar bahwa hubungannya dengan Singto tidak dibangun di atas pondasi yang kuat. Mereka tidak pernah berusaha untuk saling mengenal satu sama lain dari hati ke hati. Mereka dekat hanya sebatas karena fisik mereka yang dekat. Krist tidak ingin meletakkan hatinya diatas hubungan yang rapuh itu. Hatinya sudah hancur berkali-kali dan sudah semakin lemah. Jika kali ini sampai hancur lagi maka ia tidak punya cara lagi untuk memperbaikinya. Krist terlalu takut untuk mempertaruhkan lagi hatinya yang telah sekarat. Perjodohan yang ingin dilakukan oleh ibu Singto menyadarkan Krist bahwa hubugannya dengan Singto tidak memiliki akhir yang bahagia. Mereka seperti berjalan meniti di atas seutas tali, berusaha bertahan agar tidak jatuh, tapi begitu terjatuh maka semuanya berakhir. Krist ingin berhenti sebelum ia jatuh ke lembah yang paling dalam itu.

Krist kembali minum-minum di sebuah bar bersama dengan seorang teman dekatnya yang bernama Louis. Ia adalah pria asli Perancis yang sudah menjadi teman dekat Krist sejak sama-sama belajar di sebuah akademi kuliner. Kini temannya itu membuka usaha sebuah bar dan club yang dikhususkan untuk kaum gay.

"(Speaking in French) Sabar Krist. Semua top memang begitu. Suka bikin baper ternyata cuma ngasih harapan palsu. Bilang cinta mati tapi akhirnya nikah sama cewek. Semua mantan-mantanku juga begitu. Aku sudah sering merasakan berbagai macam kebusukan para top", ucap Louis sembari menepuk-nepuk bahu pria yang sedang menangis itu. "Tapi sejak kapan kamu jadi bottom? Aku kira kamu selamanya akan jadi top karena seleramu yang suka sama yang kecil dan imut itu. Aku gak menyangka kamu verse."

"Aku trauma. Aku gak akan mau jadi dibawah lagi setelah ini. Dia itu beda dari mantan-mantanku yang lain. Rasanya kali ini aku lebih terikat, lebih berat buat lepasin dia. Kok kamu sanggup sih diginiin terus? Kok kamu bisa bertahan menghadapi top-top yang jahat itu? Kok bisa mereka sejahat itu? Huaaa!! Padahal waktu aku jadi top aku berusaha jadi yang lembut dan baik, aku gak pernah jahatin mantan-mantanku satu kalipun tapi kenapa mereka selalu jahatin aku?", Krist mengungkapkan keluh kesahnya setelah terpengaruh oleh sebotol vodka. Memang Krist harus setengah sadar terlebih dahulu baru dapat mengungkapkan seluruh isi hatinya dengan jujur.