The Royals (3)

1.1K 109 5
                                    


Krist terbangun dari tidurnya, ia masih berada dalam pelukan Singto dan tertidur di atas dada kekasihnya yang telanjang. Cahaya matahari mulai menembus kaca greenhouse dan menyorot ke arah wajah Singto hingga membuatnya terbangun.

Singto membuka matanya perlahan dan sedikit mengernyit karena silaunya cahaya matahari mengenai kornea nya. Ia menoleh ke sampingnya dan melihat Krist yang sedang menatap ke arahnya dengan wajah yang sangat menggemaskan. Singto memberi senyuman pada kekasihnya itu dan membelai lembut dari pundak ke lengan Krist yang masih tidak berbusana itu.

Keduanya baru saja menghabiskan waktu 2 hari 1 malam untuk meredakan heat Krist, entah sudah berapa ronde yang mereka lalui kemarin, Krist seperti tidak kenal lelah dan terus meminta pada Singto.

Hari itu pula terakhir kalinya Singto tinggal di asrama sekolah karena ia sudah lulus. Krist mengelus lembut dada Singto dan memeluknya erat.
"Morning my sunshine sweet little naughty prince.", ucap Singto sambil mencubit pelan pipi gembil kekasihnya itu.
"Kaaaakk.... Kenapa pake naughty sih?", ucap Krist yang mengerucutkan bibirnya.
"Kamu lupa kemarin nakalnya kaya apa?"
"Hmm emang nakal gimana?"

"Kemarin kamu bilang kak lagi kak, kak please... Kak eat my a—" Krist membungkam mulut Singto dengan tangannya.
"Ssttt... Kakak jahat kenapa diomongin?", gerutu Krist.
"Lah kemarin kamu yang ngomong sendiri."

"Namanya juga lagi heat, aku mana sadar ngomong kaya gitu. Dah lah aku ngambek.", ucap Krist yang langsung memutar tubuhnya untuk membelakangi Singto.
"Utututu bayiku... Jangan marah.", ucap Singto sambil memeluk kekasihnya dari belakang. Sehingga Krist pun melunak.

"Kak, mulai hari ini kamu udah gak di asrama ya?", ucap Krist sambil memutar tubuhnya kembali menghadap Singto.
"Iya besok aku harus keluar kan biar kamar ku bisa dipake anak baru yang mau masuk."
"Greenhouse siapa yang ngurusin dong?", tanya Krist.
"Kan disini udah otomatis disiram pakai drone. Aku bisa suruh orang buat ngecek juga."

"Sepi dong gak ada kakak...", ucap Krist.
"Aku bakal tetep nemenin kamu terus kok lewat telepon. Tenang aku gak kemana-mana kok. Lagian kita masih ada libur sebulan kan buat bareng sebelum semester baru?"

"Tapi kan jadi gak bisa sering cuddle kaya gini.", ucap Krist sambil mengeratkan pelukannya pada Singto.
"Untung aja selama 2 tahun ini gak ketahuan kamu sering bolak balik sini. Kalo udah diluar asrama nanti kita bisa lebih bebas ketemu. Aku janji deh waktu weekend ku cuma buat kamu."
"Bener ya janji kak?"
"Iya."

Siang itu, pengawal kerajaan Krist menjemputnya untuk pulang ke istana. Sementara Singto kembali ke rumahnya.

Ratu Ellise menyambut putranya yang sudah cukup lama tidak dilihatnya itu. Meskipun jarak sekolah dengan istana hanya 2 jam menggunakan mobil, tetapi Krist jarang sekali pulang ke rumah, kecuali saat libur kenaikan kelas.
"Anak ibu pulang. Udah setahun gak liat kamu, makin ganteng aja anak ibu."
"Hahaha ibu bisa aja. Krist juga kangen ibu.", ucap Krist sambil memeluk ibunya.

"Besok kamu beneran gak ikut sama ayah, ibu dan kakak ke Villa Mirabilis?", tanya ibunya pada Krist.
"Gak ibu. Aku besok lusa diminta datang ke acara penggalangan dana untuk charity. Aku sudah bilang kan, bu kalau diminta sama student council buat kasih pidato singkat di charity itu?"

"Oh iyaya itu lusa?", tanya ibunya.
"Iya. Ibu ke Villa Mirabilis besok pagi kan? Aku akan menyusul lusa, setelah selesai acara."
"Okay sayang. Yuk makan dulu nak, kamu belum makan siang kan? Ibu udah siapin makanan kesukaanmu."
"Ayah sama kakak kemana bu?"
"Mereka masih ada kerjaan, nanti sore mungkin baru kembali."

***

Keesokan harinya, keluarga Krist akan berangkat menuju Villa Mirabilis. Krist memeluk ayah, ibu dan juga kakaknya.
"Krist, nanti kalau sudah selesai acara langsung ke villa ya.", pesan ibunya sebelum masuk ke dalam mobil.
"Iya ibu. Nanti Krist langsung kesana."
"Ok hati-hati ya nak. Love you."
"Love you.", jawab Krist sambil mengecup pipi ibunya.

Raja, Ratu dan Putra Mahkota pergi ke Villa Mirabilis untuk berlibur dan quality time bersama keluarga. Sehingga privasi keluarga Raja sangat terjaga, jumlah pengawal pun tidak banyak dan hanya berada di luar villa.

"Ayah, ibu. Khing bawakan wine buat menemani makan malam kita.", ucap kakak Krist.
"Wah wine seperti ini kesukaan Krist.", ucap sang raja.
"Iya yah. Aku bawa lebih dari satu kok, buat Krist besok.", jawab Khing.

"Oh ya nak, itu perapian belum dinyalakan ya? Ibu agak kedinginan."
"Sebentar bu, aku bilang ke pelayan buat nyalain ya."

Raja, Ratu, serta Pangeran Khing menikmati makan malam mereka sambil menenggak wine yang terasa legit.
"Dinner malam ini terasa enak sekali. Apa karena kita akhirnya bisa berkumpul ya? Walaupun kurang satu.", ucap Raja Marck.
"Iya ayah. Memang makan sama keluarga itu paling nikmat. Besok kita bakal full team pas Krist datang."

"Ibu sepertinya kekenyangan, sudah mulai mengantuk."
"Sama aku juga bu."

***

Krist sampai di tempat acara charity diadakan. Ia terkejut ketika melihat Singto ada disana tanpa memberi tahunya. Krist langsung berlari kecil menghampiri kekasihnya itu. Padahal baru saja tidak bertemu sehari, tapi Krist sudah rindu.
"Kakak kok ada disini?"
"Iya kan ini acara tahunan student council. Aku mau lihat gimana kinerja ketua yang sekarang.", jawab Singto.

"Oh jadi kak Singto kesini bukan buat aku?", ucap Krist dengan nada bete nya.
"Buat kamu juga dong sayang... Kalo gak ada kamu disini, ngapain aku bela-belain bangun di pagi buta buat otw 2 jam demi kesini?"
"Hehehe... sayang kakak.", Krist tertawa sambil memeluk Singto, membuat Singto terkekeh. Kekasihnya itu sangat clingy tapi benar-benar menggemaskan.

"Mari kita dengarkan sepatah dua patah kata dari pangeran Krist. Waktu dan tempat saya persilakan.", ucap MC acara.

Krist naik ke atas panggung dan menyampaikan pidato yang telah ia persiapkan sebelumnya. Ketika berbicara di atas panggung, Krist terdengar sangat meyakinkan. Ia memang memiliki kemampuan public speaking yang baik. Singto yang menyaksikan Krist hanya senyum-senyum saja dari tempat duduknya. Dalam hatinya ia sangat bangga pada kekasihnya itu.

"Aku beruntung sekali bisa dapat pacar seperti Krist.", ucapnya dalam hati.

"Sekian sepatah dua patah kata dari saya. Apabila ada perkataan yang kurang berkenan, saya—", belum sampai Krist menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Lalu sekelompok prajurit pertahanan negara, beserta pengawal kerajaan masuk ke dalam ruangan dengan senjata lengkap.

Krist melihat sang komandan prajurit dan perdana menteri berjalan mendekat ke panggung tempat Krist berdiri. Seluruh donatur serta para anggota student council, termasuk Singto yang berada di dalam ruangan hanya bisa terdiam mematung melihat apa yang terjadi. Ada pula yang bergidik ketakutan karena melihat prajurit yang membawa senapan.

"Ada apa?", tanya Krist pada perdana menteri.
"Saya membawa berita buruk, Yang Mulia."
"Apa?", Krist mulai gemetar dan khawatir atas apa yang akan disampaikan oleh perdana menteri.

"Yang Mulia Raja, Ratu, serta Pangeran Khing telah ditemukan tewas di Villa Mirabilis."

Krist membelalakkan matanya, ia tidak percaya atas apa yang baru didengarnya. Baru kemarin ia masih memeluk keluarganya sebelum pergi. Tidak mungkin tiba-tiba seluruh keluarganya pergi meninggalkannya.
"Tidak mungkin. Omong kosong macam apa yang kau katakan? Apa kau mau dihukum mati?!", bentak Krist sambil meneteskan air mata.

"Saya menyampaikan kenyataan. Saya datang kesini untuk menjemput Yang Mulia agar kembali ke istana. Situasi di istana sedang sangat kacau.", sang perdana menteri berlutut di hadapan Krist yang diikuti oleh seluruh prajurit.

"Saya mohon, tolong kembali ke istana sekarang, Yang Mulia Raja."

SOULMATE [KristSingto One Shot FF]Where stories live. Discover now