Siren's Curse (2)

383 53 28
                                    




Seth membawa Kristopher ke tepi pantai. Mereka duduk bersama di pinggir pantai. Ombak menyapu kaki Kristoph dan ekor milik Seth. Ketika berada di daratan, Kristoph dapat melihat semakin jelas kilaunya ekor Seth yang memantulkan sinar bulan.

Kristoph terus memandangi ke arah ekor Seth. "Bolehkah kusentuh?", tanya Kristoph.

Seth mengangguk mengizinkannya. Kristoph pun menyentuhnya, mengelus ekor yang sempat ia kira akan terasa kasar. Ternyata rasanya sangat halus. Ketika Kristoph sedang mengelus, tidak sengaja sebuah sisik terlepas hingga membuatnya terbelalak.

"Oh. Maaf. Apa ini salahku?" Padahal Kristoph sudah mengelus dengan lembut.

"Bukan salahmu. Memang sisik itu sudah terlepas.", Seth mengambil sisik yang memang sudah tua dan berganti. Hal itu merupakan hal biasa bagi para duyung. Seth menyerahkan sisik miliknya yang sebesar daun maple itu kepada Kristoph.

"Untukku?", tanya Kristoph.

"Kalau kamu mau. Itu memang tidak penting sih, tapi bisa membuatmu mengingatku."

"Aku mau!", jawab Kristoph lantang sembari mengambil sisik itu dengan semangat. Ia tersenyum pada Seth dan menggenggam sisik yang diberikan padanya.

Seth tersenyum menatap Kristoph. Inilah momen yang dinantikan Seth selama bertahun-tahun. Ia ingin dapat berbicara langsung pada Kristoph tanpa melalui perantara.

"Seth...", Kristoph menundukkan kepalanya sehingga pucuk kepalanya bersandar pada dada Seth yang tak berpakaian. "Terima kasih sudah menyelamatkanku."

Seth menepuk-nepuk punggung Kristoph. Pakaian putih yang dikenakan Kristoph basah kuyub. Seth dapat merasakan tubuh Kristoph yang menggigil kedinginan terkena angin malam. "Kristopher. Kembalilah ke dalam. Kamu harus mengganti pakaianmu.", ujar Seth.

Kristopher mendongak dan menatap pada Seth. "Tapi aku masih bisa bertemu denganmu lagi, kan?"

Seth mengangguk. "Ya. Esok hari aku akan kembali."

Kristoph melihat Seth yang kembali berenang masuk ke dalam laut. Sementara Kristoph kembali ke dalam istana. Kembali ke dalam rumahnya yang sudah tidak terasa seperti rumah.

Seorang pria yang merupakan adik tiri Kristopher yang bernama Thomas memasuki istana untuk menemui sang ayah. Ia berlutut dengan satu kaki di hadapan Raja Kerajaan Sorin itu. Ia baru saja kembali dari kerajaan lain setelah diterjang badai di tengah laut saat sedang dalam perjalanan kembali.

"Maafkan kepulanganku terlambat, ayah.", ucap Thomas. Ia merupakan putra dari selir Raja. Setelah Ratu yang sebelumnya meninggal dunia, kini ibu Pangeran Thomas yang diangkat menjadi Ratu.

"Tidak apa-apa putraku. Syukurlah kamu kembali dengan selamat.", jawab sang Raja.

"Tapi ayah. Maafkan aku karena kapal kami terkena badai dan kakak— kakak terpelanting jatuh dari kapal. Kakak... mungkin tidak selamat.", ujar Thomas yang menitikkan air mata.

Air mata penuh kepalsuan., batin Kristoph yang melihat adik tirinya itu sedang menghadap sang ayah. "Siapa yang kau bilang tidak selamat? Thomas.", ucap Kristoph.

Thomas terbelalak. Ia tidak menduga akan melihat kakaknya berada disana. Ia masih menganga, namun dengan sigap mengubah ekspresi wajahnya menjadi terlihat bahagia. "Kakak!! Syukurlah kau baik-baik saja. Memang Dewa Laut sungguh baik padamu. Bagaimana caramu bisa sela—maksudku kembali kesini?"

"Entahlah. Aku tidak sadar dan terhanyut hingga sampai ke pantai. Mungkin benar katamu. Dewa Laut sangat menyayangiku. Jadi aku tidak akan mudah mati.", ujar Kristoph sembari menatap tajam pada Thomas. Urat-urat pada pelipis Thomas berkedut. Ia kesal rencananya tidak berhasil. Padahal waktu itu sudah sangat pas.

SOULMATE [KristSingto One Shot FF]Where stories live. Discover now