12 ; Let's Date

320 42 2
                                    

"DANIS DANIS TUNGGU!" seru Yesa berlari keluar menyusul teman lamanya yang kebetulan sekelas sama dia siang itu.

Danis yang terpanggil menoleh ke belakang, menatap Yesa yang tergopoh sambil membawa buku-buku yang belum berhasil masuk ke dalam tasnya.

"Rempong amat sih, Neng?" tanya Danis tertawa kecil kemudian tergerak untuk membantu Yesa memasukkan buku-bukunya ke dalam tas milik gadis itu.

"Hehehe, thanks, Danis. Lo emang paling oke dah," ucap Yesa sambil menunjukkan cengirannya.

"Lo aja yang rempongnya gak berubah dari dulu," ujar Danis kemudian terkekeh.

Yesa melirik sinis kearah Danis, "Yeee, sekarang mah gue udah mendingan, ya!" gadis itu membela dirinya sendiri.

"Iya dah iya, percaya gue," jawabnya.

"Eh, Nis, lo mau ke depan kan?" tanya Yesa.

Danis menjawab dengan anggukan, "Iya, ke gazebo sih lebih tepatnya. Mau ketemu temen-temennya pacar gue, kali aja pacar gue lagi sama mereka,"

"Eh! Kebetulan gue juga janjinya di gazebo. Yaudah yuk, bareng!" balas Yesa dengan semangat.

Danis mengangguk. Akhirnya kedua gadis itupun melangkahkan kakinya beriringan menuju gazebo yang letaknya di taman samping gedung fisip yang bersebelahan dengan gedung feb.

Ketika kedua gadis itu datang ke gazebo, mereka disambut oleh dua orang yang diduga adalah teman pacarnya Danis alias Nathan.

"Walah, pantes aja sumringah bener selesai kelas, ternyata mau disamperin ayang," sorak lelaki yang belum Yesa kenal itu pada Bima, yang kali ini masih tersenyum malu.

Yesa mendengar itu jadi ikutan malu.

"Udah selesai? Yuk, balik?" tanya Bima.

Yesa mengangguk, "Yuk!"

"Eehhh, bentar, jangan balik dulu lo, Bim. Gue mau tanya," cegah Danis.

"Kenapa, Nis? Si Nathan ye?" terka Bima.

Danis mengangguk pelan, "Iya. Kalian gak ada ketemu sama dia sampe hari ini?" tanyanya.

"Iya, dari minggu kemaren kita berdua doang, ya kan, Ka?" jawab Bima meminta persetujuan pada temannya, Raka.

Raka mengangguk, "Iya. Eh tapi Nis, waktu hari sabtu kemaren kayaknya gua sempet liat cowok lo deh di mall,"

Danis mengerutkan alisnya, Bima memelotot sedangkan Yesa hanya menyimak penuh keheranan.

"Serius? Dia sendirian???" tanya Danis yang udah kepalang penasaran sama keadaan cowoknya itu.

"Nah, itu dia masalahnya, Nis. Gua liat dia sama cewek, tapi gua gak kenal siapa, yang jelas gua yakin bukan lo sih," jawab Raka, yang seketika membuat kaki Danis melemas.

Danis yang terkejut itu tidak mampu merespon, dan akhirnya dia hanya duduk karena gak sanggup berdiri.

"Danis! Lo gapapa???" seketika Yesa, Bima dan Raka yang melihat Danis seperti itu merasa panik.

Danis menggeleng, "Enggak, gue gapapa. Raka, tolong anterin gue balik," ujarnya.

Raka yang masih panik itu pun mengangguk dan bersiap menuju parkiran untuk mengambil motornya.

"Kalian balik deh, Danis biar gua aja yang urus," ujar Raka pada Bima dan Yesa.

Sepasang lelaki dan perempuan yang belum menyandang status apapun itu hanya mengangguk, kemudian berpamitan pada kedua temannya.

🍒

Kiran tersenyum begitu melihat sosok Jaden yang kini tengah berjalan mendekati meja yang telah ia pesan di sebuah café tempat mereka berdua janjian.

Sweet Scarlet ; 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang