Yesa mengucek matanya pelan seraya berjalan menuruni tangga untuk menuju dapur demi mengambil segelas air putih. Setelah berhasil menghabiskan air di gelasnya, gadis itu mengerutkan dahinya kala melihat sosok yang tidak biasa berada di dapur rumahnya.
"Pagi, Sa. Bangun juga lo akhirnya,"
Sapaan itu membuat mata Yesa sempurna terbuka. Bagaimana tidak? Di hari minggu pagi-pagi gini dia udah ngelihat sahabatnya ada di dapur rumahnya lagi masak buat sarapan. Like, kok bisa?
"Semalam gue ngerjain tugas di cafe sampe jam 12 lebih, mau pulang juga udah kemalaman. Jadi abang lo nyuruh gue tidur dulu di rumah lo semalam," jelas Aya, gadis yang kini tengah meletakkan telur ayam yang selesai ia goreng di atas piring.
Yesa melipat tangannya di depan dada dan menatap Aya dari kepala sampai kaki, "Tumben? Biasanya lo diajak sleepover sama yang lain kagak mau," tanya Yesa yang kemudian membuat Aya terkekeh pelan.
"Sorry, sorry. Gue gak maksud buat pilih kasih sama kalian. Tapi tadi malam gue beneran gak ada pilihan lain. Jadi ya, terpaksa nerima ajakan Yudhis buat kesini," jawab Aya sambil nyengir.
"Oh, jadi kamu terpaksa nih, aku ajak kesini?" suara Yudhis terdengar mendekat dan muncullah sosok yang semalaman tidur di sofa ruang tengah itu.
Yesa menatap terkejut ke arah kakak kembarnya, sedangkan Aya menampakkan cengiran malu.
"Ngagetin aja," sungut Yesa, matanya masih belum lepas dari Yudhis yang kini tengah mengambil air putih.
"Udah, Sa. Lo gausah nyalahin Aya lagi. Emang gua kok yang maksa dia ke sini. Kalau dia gamau pas lo ajak, berarti emang lo nya aja yang gak pinter ngajaknya," ujar Yudhis setelah menenggak habis 2 gelas air putih.
"Hilih, mendingan lo buruan tembak dah, kasian anak orang lo gantungin mulu kaya jemuran," cibir Yesa kemudian menepuk pelan bahu Aya, "Bisa-bisanya lo tahan sama dia, Ya," bisik gadis itu.
Tangan Yudhis dengan cepat menarik Yesa agar menjauh dari Aya, "Mendingan lo beberes rumah biar ada gunanya dikit,"
Yesa hendak protes namun mulutnya segera dibungkam oleh Yudhis.
"Rese ah!" sungut Yesa seraya menghentakkan kakinya keluar dari dapur.
Aya dan Yudhis otomatis saling tatap dan terkekeh pelan.
"Jail banget sama kembaran sendiri," komentar Aya yang sedari tadi hanya menyimak percekcokan dua saudara kembar itu.
"Biarin aja, biasa juga Yesa yang lebih jail," ujar Yudhis, "Oh iya, mau pulang sekarang?"
Aya mendongak, kemudian mengangguk pelan, "Boleh,"
"Oke, aku mandi dulu ya, habis itu kita berangkat,"
🍒
Ale terbangun dengan perasaan sedikit kesal karena suara lagu yang berasa dari speaker yang dipasang di ruang tengah, entah milik siapa.
Namun Ale cukup bersyukur karena ia masih bisa bangun pagi karena banyak hal yang masih harus ia kerjakan meski di akhir pekan seperti ini.
Seraya mengucek pelan matanya, Ale berjalan pelan keluar kamarnya dan menemukan Hanin dan juga Helen tengah melakukan senam zumba bersama.
"Udah bangun, Le?" tanya Helen di tengah gerakan zumbanya.
Ale mengangguk, "Tapi gue masih ngantuk,"
"Cuci muka terus gabung sini biar gak ngantuk," ajak Hanin.
Ale menggeleng, "Males ah, gue laper," ujar gadis itu yang kemudian berlalu menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scarlet ; 00L
Fanfiction❝ It is scarlet, but sweet ❞ ㅡ00's Journey. Warn: × Local AU × Harsh Words