31 ; Surprise

54 3 0
                                        

Raka menyesal. Ternyata keputusan dia untuk ikut Nara ke Bali adalah keputusan yang berujung pada penyesalan. Mengapa? Simple aja, ternyata udah jauh-jauh sampai ke sini, Raka cuma disuruh menyaksikan kemesraan Nara sama pacarnya.

Pacar? Iya bener, pacar Nara yang bahkan baru Raka ketahui begitu kedua sahabat itu mendarat di bandara Ngurah Rai.

"Raka, kenalin, ini pacar gue, Jinan. Babe, kenalin, ini teman aku, Raka," ujar Nara dengan senyum lebarnya dan perasaan senang karena sudah berhasil mempertemukan kedua orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya.

Raka masih terdiam, namun tetap membalas uluran tangan Jinan yang ikut tersenyum lebar seperti Nara.

"Salam kenal, Raka. Gua udah denger banyak hal tentang lo dari Nara. Makasih ya, udah jaga cewek gua," ujar Jinan masih dengan senyumnya.

Raka mengangguk pelan, masih berusaha memahami situasi yang layaknya mimpi ini. Kayak, apakah ini benar-benar nyata? Untuk mencubit pipinya saja Raka udah gak sanggup.

"Oh iya, villa yang kamu pesan udah siap, kok. Bisa langsung ditempatin sekarang," ujar Jinan pada Nara yang kemudian menggandeng tangan gadis itu untuk berjalan bersama.

"Okay. Ayo, Ka," ajak Nara sembari membalas gandengan tangan Jinan dan berjalan beriringan dengan lelaki itu.

Sementara Raka yang masih berusaha menerima kenyataan itu hanya diam dan mengikuti sepasang kekasih itu dengan berjalan di belakangnya.

Selama perjalan menuju villa pun, otak Raka tidak dapat berhenti memikirkan situasi yang baru saja terjadi. Banyaknya pertanyaan mulai bersarang. Ingin rasanya untuk menyuarakan secara langsung kepada yang bersangkutan, namun keadaannya belum pas. Akhirnya yang bisa lelaki itu lakukan adalah mencoba untuk memejamkan matanya dan bersandar pada kursi mobil karena ia kesulitan tidur selama penerbangan tadi.

Begitu tiba di villa, Jinan kembali pergi karena masih ada yang harus diurus, sehingga lelaki itu membiarkan Raka dan Nara untuk beristirahat setelah perjalanan yang cukup panjang itu. Tentu Raka tidak akan diam saja dengan adanya kesempatan itu. Dengan cepat, Raka menyeret Nara untuk duduk di sofa ruang tamu sebelum gadis itu pergi ke kamarnya.

"Explain," pinta Raka singkat.

Nara mengerutkan dahinya, "Apalagi yang harus gue jelasin? Bukannya udah jelas ya?"

"Ya lo pikir aja? Lo tiba-tiba ngajak gua kesini dan ketemu sama pacar lo yang literally gua ga pernah tau kalau lo punya pacar? Apa itu jelas? Gua masih ga ngerti sama jalan pikir lo," cerocos Raka yang mulai ga sabar.

Nara hanya menyeringai, "Bukannya gue udah pernah ceritain tentang Jinan, ya? Lo udah lupa?"

"Mana ada, anjir. Kalau lo udah pernah cerita, gua ga akan sebingung ini lah," ujar Raka yakin.

Kini Nara tertawa pelan, "Oh iya, anjir. Berarti gue yang lupa. Waktu itu gue cerita ke Kiran aja," ujar gadis itu.

Raka mulai memicingkan matanya, "Emang kurang ajar, lo anggep gua apa sih selama ini,"

"Sorry, brow. Kehidupan percintaan gue rasanya ga menarik buat diceritain sama lo, jadi ya gue keep aja," ucap Nara menyandarkan tubuhnya pada sofa.

"Kok bisa lo dapet pacar dari sini? LDR lo?" tanya Raka yang mengikuti gadis itu untuk menyandarkan tubuhnya pada sofa.

Nara mengangguk pelan, "Sebenarnya Jinan itu pacar gue jaman SMA, terus kita putus karena doi milih buat sekolah di LN, terus baru tahun lalu doi balik ke Indo dan tinggal disini. Gue ketemu lagi sama dia waktu event akhir tahun kemarin. Terus balikan deh," jelas gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Scarlet ; 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang