Lergan mengendarai motornya dengan pelan. Ia memainkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha mencari keberadaan Flora.
"Itu anak dimana sih? Gue cari disono gak ketemu, disini juga gak ketemu!"
Cowo itu terdiam sejenak. "Apa jangan-jangan dia di culik?"
Lergan menggeleng kuat. "Gak gak, gak mungkin! Mana ada orang yang mau nyulik cewe aneh kaya gitu!"
"Ya ya gak mungkin, gak mungkin!"
Mata dia mengerjap saat ia tak sengaja melihat seorang gadis yang sedang tertunduk lemas sendirian di halte.
"Eh, itu--"
Lergan tidak bisa melihat perempuan itu dengan jelas, tapi dia yakin itu adalah Flora.
Tanpa mau lama-lama, dia segera menghampirinya.
"Flora?"
Gadis itu tak merespon, tetap saja menunduk.
"Flora?" panggilnya sekali lagi.
Perempuan itu akhirnya mendongak.
"Ah, kamu siapa?" kagetnya sedikit menghindar.
Oh iya, Lergan baru sadar kalau sekarang dia sedang memakai penutup wajah.
Cowo itu segera membuka masker dan kacamata hitamnya. "Ini gue, Lergan."
Flora sedikit terlonjak. "Kaka?"
Cewe itu langsung memeluk Lergan dengan erat. "Kak, Flo takut. Flo takut banget sama petir," lirihnya dengan menahan isak.
"Eum, l-lo jangan takut, yah. Udah ada gue kok disini," ucapnya gugup.
Wajar Lergan gugup, ini kali pertamanya dia di peluk sama perempuan.
"Yaudah, ayo kita pergi."
*****
Di perjalanan Flora tidak berhenti-hentinya menangis membuat Lergan risih sekaligus kesal mendengarnya.
"Bisa diem gak!" pekiknya keras.
Flora memukul punggung belakang cowo itu. "Ish! Flo masih shock tahu gak!"
"Lebay," umpatnya pelan.
"Bodo!"
Merasa kepalanya yang tiba-tiba pusing dan pening tak karuan, Flora mencoba menyenderkan kepala nya di punggung Lergan.
"Eh eh ngapain lo?!"
Sudah cukup cewe ini memeluk pinggangnya, dan sekarang dia mau sender-sender lagi??
"Kepala Flo sakit, Flo pinjem punggung Kaka dulu, yah."
Lergan menghela nafas. "Yaudah terserah lo!"
Mau tak mau Lergan mengizinkannya. Daripada cewe ini kenapa napa nanti di jalan. Yasudahlah untuk saat ini tidak apa-apa.
*****
"Sasga, bagaimana ini? Flora belum juga pulang sampai sekarang. Tante khawatir kalo dia kenapa-napa," kata Amara panik.
"Aduh gimana, yah? Kalo tahu bakalan kaya gini, aku ajak Flora pulang aja tadi, Tan," jawab Sasga.
"Oh iya Tan, Flora kan takut banget sama petir. Gimana dong?" seru Kayana gusar.
Amara mendengus kesal. "Ini semuanya salah Tante."
"Ya, ini emang salah kamu," ucap Darwin tiba-tiba. "Buat apa kamu merencanakan semua ini, hah?!"
"Maafkan aku Mas, aku gatau kalau ujung-ujungnya bakalan kaya gini. Aku cuman mau ngasih kejutan sama dia," ujarnya yang merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny [On Going]
Teen FictionCerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Flora Adellia, anak orang kaya namun memiliki penyakit jantung. Dia memiliki seorang kekasih bernama Sasga Arionskala. Lelaki absurd namun penyanyang. Sampai akhirnya, hubungan mereka goyah saat Lergan Br...