20 - Terbongkar

111 22 16
                                    

"Gimana? Sekarang lo percaya?"

Aelin tersenyum lalu mendekat kepada Kayana. "Sekarang lo udah tahu kan, kalo sahabat lo ini." gadis itu mengalihkan pandangannya kepada Flora. "Jalang," sambungnya datar.

Flora menggeleng kuat. "Kay, Kay jangan percaya dulu, itu-"

"Itu apa, hah?!" teriak Aelin memotong ucapan Flora.

"Mau coba ngebela diri, iya?" Aelin menyeringai. "Gabisa. Karna buktinya udah ada di tangan gue," ujarnya dengan mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.

"Kak, itu gak bener Kak. Flo gak ngelakuin itu!"

Flora menoleh ke arah Kayana yang daritadi hanya diam tak bergeming. "Kay, Kay percaya kan sama Flo? Flo gak mungkin ngelakuin semua itu!"

"Kay, iyakan?!" teriak Flora saat Kayana tidak menanggapinya sama sekali.

Kayana menoleh pelan, dia terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "gue kecewa sama lo," ungkapnya datar.

Flora menatap gadis itu tidak percaya.

Setelah itu, Kayana berlalu pergi begitu saja.

"Kay," lirihnya memandangi kepergian Kayana dengan sendu.

Aelin mencengkram kerah seragam Flora dengan kuat. "Gue ingetin sama lo, jangan berani-berani nya lo main-main sama gue, ngerti?"

"Kalo gue liat lo deketin Dion lagi, abis lo!" ucapnya sebelum akhirnya ia mendorong tubuh Flora hingga terbentur ke ujung meja.

Aelin menabrak bahu gadis itu lalu pergi darisana.

Flora membungkuk, menangis tersedu-sedu.

*****

"Kay!" panggil Flora yang membuntuti Kayana sedaritadi. "Flo bisa jelasin dulu yang sebenernya!"

"Kay berhenti dong!"

"Flo cape tahu kejar-kejar Kay terus!"

"Kay, Flo cape! Flo mau istirahat dulu deh sebentar!" keluh nya dengan mengelap keringat yang sudah memenuhi dahinya.

Kayana tidak peduli, cewe itu tetap melanjutkan langkahnya menjauh dari Flora.

"Aduh!" ringis Flora saat ia tidak sengaja di tabrak oleh seseorang.

"Kalo jalan liat-liat dong, Flo sakit tahu!"

Orang itu hanya menatap Flora dengan jijik, lalu melenglang pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata maaf kepadanya.

"Kenapa sih?" tanyanya yang ntah pada siapa.

Tidak mau menghiraukan, Flora lebih baik melanjutkan langkahnya.

Tapi tiba-tiba gadis itu mendengar keributan besar di lapangan sekolah.

"Ada apa ya? Kok rame banget??"

*****

"Sas! Udah Sas!" teriak Gesar mencoba menghentikan perkelahian antara Sasga dengan Dion yang kini sudah di tonton banyak orang.

Sasga menatap nyalang pada Dion, ia tampak begitu marah. "Sialan lo, bangsat!"

Bugh! Bugh! Bugh!

Sasga kembali memukul wajah Dion dengan amat keras.

Dion tersenyum remeh. "Pukulan banci," ejeknya.

Sasga menarik kerah baju Dion, ia melayangkan tatapan kebencian pada lelaki itu. "Maksud lo apa mainin cewe gue, hah?!"

"Emangnya kenapa?"

Love Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang