"Selamat ulang tahun~"
"Selamat ulang tahun~"
"Selamat ulang tahun Hwang Sinb~"
"Selamat ulang tahun~"
"Sayangku, ayo buka matamu ... "
Namanya Hwang Eunbi, tapi dia tidak pernah menyukai nama itu. Dia memutuskan untuk mengganti nama belakangnya, menjadi Hwang Sinb. Dia terlahir dari keluarga yang harmonis, mempunyai satu orang kakak bernama Hwang Tiffany. Namun, di pertengahan harmonis itu orang tua mereka tiba-tiba saja bercerai.
Ketika Sinb berumur 4 tahun, dia ikut bersama ayahnya, sementara kakaknya pergi bersama ibunya. Sinb bertemu dengan keluarga baru, betapa bersyukurnya dia saat menemui keluarga Jung yang begitu mencintai hadirnya. Dia bukan Cinderella yang menerima perlakuan buruk dari ibu tiri, tapi dia justru menerima cinta yang tulus dari ibu tiri dan dua kakak tirinya-Jessica Jung dan Krystal Jung.
Ketika ia berumur 5 tahun, ayah dan ibu tirinya mengalami kecelakaan pesawat ketika pergi berbisnis ke Belanda. Sinb tinggal bersama dengan kedua kakak tirinya, mereka begitu mencintainya dan sangat memanjakan Sinb. Meski begitu, itu hanya terjadi dalam waktu satu tahun saja. Karena ketika ia beranjak 6 tahun, sebuah kecelakaan tunggal terjadi, merenggut dua nyawa sekaligus.
Mengetahui nasib nahas adiknya, Tiffany segera datang dan mengambilnya dari panti asuhan. Perihal ibu mereka, rupanya Tuhan sudah menggariskan duka mendalam bagi Sinb kecil kala itu. Ya, Ibu Hwang dibunuh oleh suami barunya yang kemudian menerima hukuman mati atas kasus pembunuhan berencana.
Kini, Hwang Sinb tumbuh menjadi gadis remaja berumur 17 tahun, satu tahun lagi dia akan legal dalam segala hal.
"Tiffany eonie," panggil Sinb serak, khas orang baru bangun tidur.
"Ya?"
Sinb menatap sesuatu yang berada di atas kepala kakaknya. Di sana tertera 10 jam yang mulai menghitung mundur dari sekarang, saat ini berada di angka 9h 55m. Sinb lantas melihat ke arah jarum jam saat ini, yaitu 00.05. Itu berarti, jam sepuluh besok adalah ... Hari kematiannya?
"Eonie," panggil Sinb lagi, ada kecemasan di matanya saat ini.
"Ada apa, Sinb ah?" Tiffany mengusap puncak kepala Sinb. "Kau berkeringat? Ayo tiup lilinnya, apa lilin ini membuatmu berkeringat?"
Sinb menggenggam lengan Tiffany. "Jangan lakukan apapun."
"Apa?" Tiffany mengernyit. "Sinb ah, sepertinya alat pendingin di ruangan ini rusak. Bagaimana kau bisa berkeringat sebanyak itu?"
"Jangan pergi!" tahan Sinb cemas.
Tiffany terkekeh. "Eonie hanya akan mengecek apakah alat pendinginnya masih berfungsi atau tidak."
"Tidak, alatnya baik-baik saja."
Tiffany meniup lilin itu karena takut menjadi penyebab Sinb berkeringat, ia lantas menaruh roti yang dilapisi krim itu ke nakas. Naik ke ranjang, mengusap kening Sinb yang berkeringat hebat.
"Kau mimpi buruk, ya?"
Grep!
Sinb tiba-tiba saja memeluk Tiffany erat, membuat kakaknya yang tak terbiasa dengan hal ini jelas kebingungan.
"Hei, ada apa denganmu?"
"Hentikan, jangan tinggalkan aku, Eonie."
"Hei, hei kemarilah ... "
"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu!"
"Baiklah, sepertinya kau mimpi buruk tadi."
Sinb menenggelamkan wajahnya di dada Tiffany, membuat Tiffany terkekeh gemas dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
FanfictionSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...