Time of Death : I Just Wanna Die

524 121 6
                                    

Sinb memasang mantel tebalnya kembali, dia tidak berniat mengganti seragam yang telah dipenuhi oleh bercak darah. Dia juga mengambil tas ransel bawaanya, siap untuk pulang padahal jam sekolah masih lama.

"Kau mau ke mana?" Sowon menahan.

"Lepaskan!"

"Sinb, ada apa denganmu?" tanya Yerin.

"Lepaskan!"

"Tidak, apa ini? Kau mau ke mana, Hwang?" Eunha bertanya sambil menatap Sinb bingung.

"LEPASKAN!" sentak Sinb yang kemudian membuat Sowon segera melepaskan cekalannya.

Sinb berjalan siap meninggalkan kelas, tatapannya benar-benar kosong sekarang. Dia mengetahui seseorang akan tiada, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan kematian orang itu.

"Kenapa kau bersikap seolah kau bersalah dalam kecelakaan itu?" tanya Yuju, memberhentikan langkah Sinb.

"Aku melihat dua kecelakaan yang seolah ingin dibatalkan, seperti kau mengetahui kecelakaan dan kematian orang itu," sahut Umji.

"Kalau begitu tidak usah berteman denganku saja," kata Sinb, ia pun melanjutkan langkahnya benar-benar meninggalkan kelas.

"Apa maksudmu, Umji?" tanya Yerin.

"Kalian tidak menyadari? Sinb berlari bahkan ketika kita tidak tahu kalau Tiffany eonie akan mengalami kecelakaan. Dan tadi, dia berpisah ke atap seolah dia ingin menahan aksi bunuh diri itu," perjelas Umji.

"Mungkin saja itu sebuah firasat," kata Sowon.

"Tapi apa bisa terjadi pada orang lain? Oke untuk Tiffany eonie, tapi bagaimana dengan Rose? Apa mereka mempunyai hubungan sebelumnya?" Umji mulai memperjelas kejanggalan.

Menghembuskan napas panjang bersamaan, mereka lantas duduk di bangku masing-masing. Sekarang hening yang ada, sejak jatuhnya Rose dan Pak Park dari atap gedung sekolah, suasana di sini jauh dari kata baik-baik saja. Semua berubah dalam hitungan detik saja.

"Jadi bagaimana?" tanya Eunha.

"Bagaimana apanya?" Umji balik bertanya.

"Kita akan diam saja, begitu? Sementara Sinb pergi dari sekolah sendirian," kata Eunha cemas.

"Aku harap dia tidak melakukan hal buruk," ujar Sowon sambil menatap lurus ke depan.

Yuju menenggelamkan kepalanya di antara lipatan tangan yang ia taruh di atas meja. Dia senang, setidaknya kompetisi matematika akan dibatalkan, kecelakaan itukan terbilang fatal, apalagi salah satu guru menjadi korbannya.

"Kalian sudah belajar tentang kompetisi matematika?" tanya Yerin.

"Yak~ Kim Umji, jangan pernah kau mengalahkan aku lagi, ya!" peringat Eunha.

Umji tersenyum. "Aku juga tidak berniat menjadi pemenang."

"Awas kalau namamu keluar dan berada di nomor pertama, ya!" tunjuk Eunha.

Yuju mengangkat kepalanya, dia menatap Umji yang siap menjadi lawan tersulit. Bersaing dalam matematika bersama orang lain memanglah seru, tapi tidak jika bersaing dengan teman sendiri. Sekolah mencari pemenang utama, siap melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, yaitu melawan sekolah lain.

"Kompetisi akan dibatalkan," kata Sowon.

"Ah, benar. Kecelakaan itu sangat fatal, besok juga pasti libur dulu," sahut Yerin.

"Agak menakutkan juga, ya? Bunuh diri di depan banyak orang," kata Eunha sambil bergidig ngeri.

.
.
.

Time of Death || Hwang EunbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang