"Jangan datang ke sana, Sowon!"
"Eonie."
"Kau tidak boleh pergi dari rumah."
"Tapi—"
"Jangan perdulikan orang lain, menetap karena kau dan gadis itu tidak sederajat, mengerti?"
"Apa maksudmu, Eonie? Dia sahabatku, aku tidak mungkin hanya diam dan membiarkan dia kesepian di sana."
Kim Taeyeon menghembuskan napas jengah. "Aku tidak mau melihat adikku berteman dengan gadis menyedihkan."
"Dan apa kau pernah perduli kepadaku? Apa kau tahu betapa sepinya aku saat kau sibuk mengisi jadwal juga Ibu dan Ayah yang berada di luar negeri? Kau tidak tahu, bukan?"
"Kim Sowon!"
"Kenapa?"
"Gadis ini!" Taeyeon sudah mengangkat tangan, siap untuk menampar Sowon.
"Apa? Kau mau menamparku, iya?" Sowon tersenyum miris. "Kau seorang kakak, seharusnya kau mempunyai rasa kasihan—"
"Masuk ke kamarmu, Sowon!"
"Tidak! Aku tidak mau!"
"Masuk sebelum aku menyeretmu ke sana!"
"Aish, kenapa kau selalu seperti ini, hah? Sahabatku sedang berduka, dia—"
"Jangan berteman dengan pembawa sial!"
°TIME OF DEATH°
"Tidak untuk pergi dari rumah, Yuju!"
"Ya?"
"Seluruh contoh soal untuk kompetisi matematika! Kau tahu bagaimana akibatnya jika sampai kau mendapat nilai yang buruk, bukan?"
Yuju menatap lembaran kertas itu miris, karena dia harus berurusan tanpa jeda. Kalau boleh jujur, Yuju jauh lebih ingin lahir dari keluarga bodoh tapi berperasaan.
"Dan apa ini? Memakai pakaian serba hitam? Kau mau melewatkan belajar demi sebuah duka cita?" tanya Ny. Choi sambil menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.
"Ibu, Tiffany eonie meninggal. Aku harus menemui Sinb yang—"
Brakh!
Ny. Choi menggebrak meja belajar Yuju kasar. "Selesaikan semua soal di sana, jangan sampai kau kalah, mengerti?"
Ny. Choi lekas meninggalkan kamar Yuju, membuat Yuju menatap kepergiannya dengan tatapan teduh.
°TIME OF DEATH°
Yerin berada di samping Sinb, menemani Sinb yang tengah menyambut para tamu.
"Kau sudah makan?"
Sinb hanya menggelengkan kepalanya.
"Jangan khawatir, kau tidak sendirian, Sinb."
Sinb mengangguk, begitu melihat foto Sang kakak air matanya jatuh kembali. Tamu datang, Sinb dan Yerin lantas membalas salam dari tamu tersebut.
Eunha dan Umji datang, keduanya langsung saja memberikan bunga di depan peti mati milik Tiffany. Setelah selesai dengan itu, keduanya langsung menghampiri Sinb.
"Ibu dan Ayahku akan datang terlambat," ujar Umji.
"Ya, terima kasih karena mau datang."
Eunha memeluk Sinb dari samping. "Jangan khawatir, karena kita semua ada di sampingmu."
Sinb mengangguk, tapi kemudian air matanya jatuh karena tak kuasa menahan duka. Tiffany adalah orang terakhir yang Sinb miliki di dunia ini, dan Tuhan telah merenggutnya dari Sinb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
Fiksi PenggemarSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...