"Yerinie, kenapa?"
"Maaf, aku terburu-buru!"
Mendapat respon agak aneh dari Yerin, membuat Sinb dan Umji yang kebetulan datang bersama ke sekolah bingung. Tidak seperti biasanya Yerin mengabaikan, karena pada kenyataannya mereka itukan sahabat.
"Yerin tunggu kami!!!" teriak Sinb, kemudian dia berlari dengan Umji.
Keduanya berhasil menggapai Yerin, langkah itu pun dipercepat guna membuat dua temannya menyerah untuk menyeimbangkan langkah.
"Ada apa denganmu? Kau baik-baik saja, 'kan?" tanya Umji.
Yerin kian menunduk, ia memeluk erat tumpukan buku di dadanya. Pertanyaan Umji bak angin berlalu, kehadiran dua sahabatnya ia anggap sebagai bisikan tak berwujud.
"Yerinie, kenapa?!" Sinb secara reflek menarik tas ransel Yerin karena tidak mau terus berjalan cepat.
"Lepaskan!" Yerin menepis kasar.
"Hentikan!" Umji menahan juga.
Yerin menatap dua temannya dengan tatapan cemas, dia hendak maju tapi lagi-lagi Sinb menahan tas ranselnya.
"LEPASKAN AKU!" teriak Yerin tak terberantakan.
"O-oke," ujar Sinb, menyerah karena teriakan Yerin sangatlah berbeda.
Yerin menunduk, dia menyelipkan rambutnya ke telinga dan melangkah cepat lagi. Sinb dan Umji saling menatap, mempertanyakan ada apa dengan Yerin hari ini.
"Anak ayam peliharaan dia mati?" tanya Sinb.
Plak!
Umji menepuk kening Sinb. "Tidak mungkin!"
"Lalu apalagi? Dia itukan pecinta anak ayam, dia bahkan punya koleksi ayam warna-warni yang setelah besar akan ia buang," oceh Sinb.
"Pikir dulu baik-baik, Sinb! Yerin itu tidak pernah begini, kematian Dori si anak ayam warna ungu itu, dia tidak seperti ini," perjelas Umji.
"Dori yang mana?"
"Dori anak ayam ungu itu, yang jatuh ke got kemudian tenggelam karena airnya dalam!"
"Owh~ Benar-benar, aku baru ingat. Dia memang sedih, tapi dia tidak menghindari kita begini, iyakan?" Sinb memastikan.
"Nah! Sampai juga akhirnya!" pekik Umji sambil menghembuskan napas lega.
"Ayo ikuti Yerin!" ajak Sinb.
"Ayo!"
Sepeninggal Sinb dan Umji, rupanya Sowon, Eunha, dan Yuju kebetulan datang bersama. Mereka bertiga terlihat asyik mengobrol, biasanya kalau keasyikan begini, perjalanan tidak akan terasa.
"Aish, hentikan!" Eunha merengek, menghentak karena posisinya.
Sowon dan Yuju memicingkan mata mereka kompak, saling menatap dan malah menaikan sebelah alis mereka.
"Eunha, di mana?" tanya Yuju.
"Oh ya ampun! Apa dia tersangkut di gerbang?" Sowon bertanya dengan ekspresi yang dibuat-buat kaget.
"Aish! Awas kalian berdua, ya!" Eunha mendengus, melipat kedua tangan di bawah dada.
"Yak! Sejak kapan kau berada di sini?" Sowon dan Yuju berbinar, mencubit pipi Eunha bergantian.
Eunha mendengus. "Sudah sana pergi! Kalian berdua sama saja, menyebalkan!"
"Aigo~ Biarpun kau pendek, kau itukan imut!" ujar Yuju gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
FanfictionSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...