Terima kasih atas dukungan melalui vote dan komentarnya🌹
🥀🥀🥀
Sinb membuka matanya dalam hitungan cepat, napasnya memburu, tidak lupa dia juga berkeringat dingin sekarang. Perlahan Sinb meraih kepalanya, dia meraba perban yang berada di sana, kemudian mengingat semua hal yang telah dilakukannya.
Iya, dia ingat bagaimana dirinya menjerit dan berlari untuk menyelamatkan Eunha. Tubuhnya merasakan sakit yang teramat ketika dihantam kuat oleh sebuah mobil, hingga rasa sakit itu menghilang selepas semua menjadi gelap.
Beranjak dengan susah payah, Sinb melihat seorang gadis berambut pendek tengah duduk dengan posisi menunduk.
"Eunha yya."
Kepala itu terangkat, karena memang benar gadis tersebut adalah Eunha. Kening Sinb berkerut, dia heran saat melihat Eunha menggunakan pakaian pasien seperti dirinya. Padahal, Sinb yakin Eunha baik-baik saja saat dia berhasil menyelamatkannya dari celaka, Sinb juga ingat bahwa Eunha meminta maaf hingga datang memeluk dia. Tapi apa ini?
"Eunha, bagaimana kau bisa di sini? Bukankah semalam kau—"
Pintu ruangan terbuka, Sowon dan Yerin tampak terkejut melihat Sinb yang sudah membuka matanya. Ketika mereka terkejut dengan keadaan Sinb, maka Sinb terkejut ketika Eunha tiba-tiba menghilang dari tempatnya.
"Eunha, di mana?" tanya Sinb saat tak melihat kepergiannya.
Sowon dan Yerin saling menatap, keduanya lantas menutup pintu ruangan. Berjalan menghampiri bangsal tempat Sinb.
"Sowon, Yerin, kalian melihat Eunha di sana, bukan?"
"Apa?" tanya Sowon.
"Tadi Eunha ada di sini, apa dia sakit? Kenapa dia memakai pakaian pasien?"
Sowon mendekat, dia langsung saja meraih tangan Sinb dan mengusapnya. Yerin memutuskan untuk berbalik dengan wajah yang mendongak.
"A-apa yang terjadi?"
"Sinb yya, kami bersyukur karena kau sudah siuman," ujar Sowon sambil mengusap punggung tangan Sinb.
Sinb menggeleng. "Aku sudah siuman? Tapi bukankah kemarin aku sudah bangun, ya?"
Sowon mengernyit. "Tidak, kemarin kita datang ke sini dan semua masih sama saja."
"Tapi kemarin aku yakin kalian ada di sini, kalian berlima datang kepadaku dan aku sempat ditemani gadis aneh yang mirip dengan Eunha!"
"Dan Sinb yya, Eunha telah meninggal."
"Apa?!"
"Dia dirawat di rumah sakit karena kakinya cedera, kemudian entah bagaimana dia bisa jatuh dari tangga."
"A-apa? Apa yang kau bicarakan? Aku, aku berhasil menyelamatkan Eunha, bukan?"
"Kau memang mendorongnya, tapi kaki Eunha mengalami cedera hingga ia harus dirawat juga di rumah sakit," perjelas Sowon.
Sinb mencengkram lengan Sowon. "Aku sedang tidak berulang tahun, Sowon! Aku ingat betul kemarin kalian datang bersama-sama, kemudian kalian bilang aku tidak sadarkan diri selama satu bulan."
"Sinb yya," panggil Yerin yang pada akhirnya bisa menahan rasa sesak itu. "Kau tidak sadarkan diri selama satu pekan."
"Tidak mungkin, aku ingat betul kemarin kalian ... " ucapannya terjeda karena Sinb mulai menyimpulkan. "Hanya mimpi? Peristiwa kemarin hanyalah mimpi?"
"Sinb yya, kemarin lusa Eunha telah dikebumikan. Orang tuanya kembali rujuk, tapi Eunha malah berakhir." perjelas Yerin miris.
Sinb menoleh ke tempat yang semula menjadi tempat Eunha berdiam. Sinb yakin betul ada yang menunduk tadi, dan begitu mengangkat wajahnya dia adalah Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
FanfictionSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...