Sudah sejak awal Sinb menduga ini akan terjadi, tragedi yang kapan saja bisa merenggut banyak nyawa. Semua orang berlarian, menyelamatkan diri demi kehidupan selanjutnya. Mereka berteriak, mereka ketakutan, padahal kepanikan hanya akan memperkeruh keadaan.
Api itu menyala, ia yang berawal dari api kecil, kini berubah menjadi Si jago merah yang siap melahap siapa pun. Bel pertanda adanya api itu terus terdengar kencang, menambah suasana tegang di gedung sekolah.
Yerin terus menggenggam tangan Sinb, dia merasa takut saat melihat kobaran api yang mulai memenuhi gedung sekolah. Api itu menjalar dengan cepat, jika saja Yerin tidak mengajak berdebat, maka mereka sudah turun dari gedung sekolah ini.
"Sin-b ... " panggil Yerin dengan napas terputus-putus.
"Yer, bertahan!"
"Lepaskan aku—"
"Kau bisa! Ayo lanjutkan, jangan sampai kau kenapa-napa!"
Yerin terbatuk, karena asap itu mulai mengepul dan menjauhkan oksigen segar dari sana. Sinb melihat sebotol air menganggur di sana, dia mencabut dasi dan segera ia mengguyur dasi tersebut.
"Pakai ini, Yer!"
Melihat kondisi Yerin yang sudah lemas, apalagi bibirnya pucat, Sinb segera saja mengambil tindakan. Sambil memegangi dasi basah itu ke hidung Yerin, Sinb merangkul bahu Yerin, mereka berlarian bersama untuk menyelamatkan diri.
Ledakan terjadi di area laboratorium, kemudian secara reflek membuat beberapa aliran listrik terpengaruh hingga meledak juga. Gedung sekolah ini akan habis, karena Si jago merah yang tidak bisa dielakkan lagi. Entah akan ada berapa korban akibat dari ledakan tersebut, tapi sepertinya yang selamat adalah yang beruntung.
"Ke sini, Yer!"
Yerin menurut, dia tidak bisa lagi menjadi keras kepala karena harus menyelamatkan dirinya. Menuruni tangga, kemudian lanjut berlari guna menyelesaikan perjuangan mereka. Cahaya itu tiba, itu berarti mereka akan selamat dari maut.
BRAKH!
Sinb reflek menahan Yerin, setelah kayu berbalut api itu jatuh di hadapan mereka. Maju selangkah lagi, bisa berakhir dengan jatuhnya kayu itu di tubuh mereka.
"Yer, masih bisa?" tanya Sinb memastikan.
Yerin mengangguk, dia membiarkan Sinb terus berada di dekatnya sekarang. Dalam langkah cepatnya, menghindari api yang menyala siap melahap, Yerin tidak bisa mengabaikan perjuangan Sinb begitu saja. Bagaimana pun, jika dia benar teman, dia akan menjadi pelindung untuk selamanya.
"YERIN SINB!"
Berlari lebih cepat lagi, segera keluar dari gedung kematian yang siap runtuh akibat Si jago merah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Ada sekitar enam unit mobil pemadam kebakaran, puluhan ambulans, hingga pihak kepolisian di sekolah.
"Bantu! Bantu Yerin!" kata Sinb kepada teman-temannya.
Eunha dan Yuju segera mengambil alih Yerin, membawa Yerin untuk ke tempat kesehatan. Sowon dan Umji menghampiri Sinb, seseorang yang terlambat turun karena ingin menyelamatkan satu nyawa.
"Bie," panggil Sowon, menepuk bahu Sinb.
"Kalian semua baik-baik saja, 'kan?" tanya Sinb, menatap dua temannya yang ada di depan mata.
"Kami baik-baik saja, sebaiknya kita ke petugas kesehatan!" ajak Umji cemas.
Sinb menggeleng. "Aku baik-baik saja, kok!"
"Eh! Eh!"
Ternyata Sinb pun tidak bisa bertahan, tubuhnya jatuh begitu saja. Beruntung Sowon dan Umji sigap, menopang tubuh Sinb yang melemas tanpa izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
Fiksi PenggemarSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...