"Kenapa kalian seperti ini?"
"Menurutmu kenapa? Ayah dan Ibu bertengkar hanya karena memperebutkan hak asuh dirimu, bodoh!"
"Y-ya?"
"Mereka bahkan lebih mementingkan Si anak pungut ini daripada putri kandungnya, sialan!"
Eunha menatap lamat Sang kakak, seseorang yang begitu ia sayangi selama ini. Mereka memang tidak sedarah, namun tetap saja Eunha tumbuh bersama di rumah ini dengan kakaknya—Jung Eun Ji.
"Berhenti membenciku, Eonie. Aku bahkan tidak pernah menaruh perasaan ingin membencimu selama ini."
Eun Ji tersenyum miris. "Aku membencimu, karena aku tidak pernah sudi mempunyai seorang adik, mengerti?"
"Ya, sepertinya aku salah karena hadir di antara kalian."
"Memang! Sampai kapan pun, kau tidak akan pernah benar di mataku, Sialan!"
Tn. Jung dan Ny. Jung kembali setelah perdebatan yang cukup panjang, berseteru merebut hak asuh karena mereka akan bercerai.
"Ayo ikut dengan Ibu!" kata Ny. Jung, menarik lengan Eunha.
"KENAPA IBU MEMILIH DIA DARIPADA AKU?" teriak Eun Ji tak menerima.
"Kau ... Bukan putriku," kata Ny. Jung dengan suara yang gemetar, khas orang akan menangis.
"Apa?" Eun Ji terkejut, dia menatap Sang Ayah untuk meminta jawaban dari kenyataan itu.
"Ya, kau yang kami adopsi sebenarnya," ujar Tn. Jung pelan dan berhasil memancing keterkejutan pada Eun Ji.
.
.
.Eunha melambaikan tangan pada mobil ibunya yang pergi mengangtar ia ke sekolah. Dia melihat ada Yerin yang baru sampai juga, gadis yang datang dengan sepeda itu langsung saja turun dari sepeda hanya untuk menyapa Eunha.
"Woah~ Kau datang dengan Ibumu?" tanya Yerin terkagum.
"Apa-apaan kau ini?" Eunha menepis wajah Yerin, karena entah kenapa malas membahasnya.
"Kau pasti merasa senang, bukan? Karena sekarang Ibumu bisa mengantarkanmu ke sekolah," kata Yerin.
"Biasa saja," jawab Eunha santai.
"Benarkah?" Yerin memiringkan kepalanya, ingin memastikan kebenaran tentang Eunha. "Aish, kau tidak pandai berbohong, Eunha!"
"Yerin hentikan!" kata Eunha, siap untuk memukul Yerin karena kesal dibuatnya.
Yerin tertawa. "Maaf, maaf aku tidak bermaksud, kok!"
"Selamat datang miskin~"
Brakh!
"APA YANG KAU LAKUKAN?"
"Sudah, sudah jangan marah, Eunha."
Eunha menepis tangan Yerin yang menahannya, dia maju mendekati gadis tak punya hati. Gadis yang tiba-tiba menyapa dengan tidak sopan, kemudian menendang sepeda milik Yerin hingga jatuh. Tentu saja jatuh, Yerin tak siap karena tidak mengetahui akan hadir gadis tersebut.
"Eunha, ayo kita ke kelas saja!" kata Yerin.
"Diam! Gadis seperti dia, dia, dan dia harus menerima akibatnya!"
Yerin membungkuk pada ketiganya, kemudian menarik Eunha agar tidak lebih dekat dengan mereka.
"Maafkan kami," sesal Yerin, dia segera mengambil sepedanya.
"Maaf?!" Eunha menyeru tak terima.
Sowon datang bebarengan dengan Yuju dan Umji, ketiganya langsung saja menghampiri Yerin dan Eunha yang tengah berseteru sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time of Death || Hwang Eunbi
FanfictionSetiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan untuk menyeimbangkan keduanya, manusia itu harus mampu mengendalikan keduanya dalam waktu bersamaan. Dia Hwang Eunbi, gadis yang mampu melihat 'Waktu Kematian' seseorang. Mau tahu...