Tang San menatap pantulan dirinya di depan cermin dalam balutan Hanfu merah pernikahan. Hari ini adalah hari pernikahannya. Ia sudah selesai dirias. Saat para maid hendak menutup kepalanya dengan tudung pengantin, Tang San menghentikannya lalu menyuruh semua maid keluar supaya memberikannya waktu seorang diri sebentar saja. Setelah disetujui oleh sang ibu, Tang San ditinggalkan seorang diri dalam kamarnya.
Begitu ditinggal sendirian, Tang San menitikkan air mata yang sejak tadi sudah ditahannya. Hatinya hancur, ia tidak bisa mengendalikan hidupnya sendiri setelah menerima kabar bahwa kekasihnya, Xie Yun, sudah tiada. Penyesalan dan rasa bersalah menggerogoti jiwanya. Tang San menangis dalam diam sembari meremat dadanya yang terasa sangat sakit tatkala memikirkan kekasihnya.
Tanpa disadari oleh Tang San, seseorang telah berhasil bersembunyi di dalam kamarnya dan sedang memperhatikannya. Pria berpakaian hitam itu terlihat sedih dan menahan tangis ketika melihat Tang San menangis. Sambil meremat kuat-kuat tali yang digenggamnya, ia memejamkan mata, meneguhkan hatinya. Kemudian secara diam-diam, ia melangkah keluar dari tempat persembunyiannya dan mendekati Tang San.
Tang San seketika menyadari ada orang di belakangnya tapi ia terlambat mengambil tindakan sehingga pria itu dengan cepat memukul Tang San hingga pingsan. Sambil mengendap-endap, pria berpakaian hitam itu membawa Tang San keluar dari istana melalui jalan kecil yang minim penjagaan. Pria itu sangat luwes dan tahu dengan baik letak setiap penjagaan di istana sehingga ia bisa menghindarinya. Begitu ia melompati tembok di salah satu sudut istana, pria itu sudah berhasil keluar dari istana, dan melenggang menjauh sambil membawa Tang San yang pingsan.
* * *
Beberapa waktu kemudian, Tang San akhirnya sadar dari pingsannya. Saat matanya sudah membuka sempurna ia mendapati bahwa dirinya berada di tempat lain seperti gudang tak terpakai. Tang San mengingat bahwa kamarnya telah didatangi seorang penyusup dan rupanya ia sudah diculik sekarang. Mulutnya diikat dengan kain sehingga ia tidak bisa berteriak, tangan dan kakinya terikat. Tang San berusaha membuka ikatan itu dan menyadari bahwa ia telah diikat dengan kuat oleh penculiknya. Ia tidak punya pikiran mengapa ia diculik di hari pernikahannya dan bahkan penculik itu bisa lolos dari penjagaan istana.
Tang San memandang sekelilingnya yang hanya berisi tumpukan barang bekas dan rusak serta jerami kering yang bertebaran di lantai. Ia mencari-cari suatu alat yang bisa melepaskan ikatannya dan akhirnya menemukan pecahan gelas tanah liat di balik jerami di bawahnya. Tanpa membuang waktu Tang San menggunakan pecahan tersebut untuk memutuskan tali di tangannya.
Setelah mencoba beberapa lama, tali itu akhirnya terlepas. Lalu dengan cepat Tang San melepas juga ikatan di mulut dan kakinya. Namun sial, terdengar suara langkah seseorang sedang mendekati gudang tempatnya sekarang yang diyakini Tang San bahwa itu adalah penculiknya.
Dengan segera Tang San melilitkan talinya kembali secara sembarangan di tangan, kaki dan mulutnya seakan ia masih terikat seperti semula. Setelah itu ia berpura-pura pingsan. Tak lupa ia menggenggam pecahan tanah liat itu di tangannya, bersiap menyerang penculiknya begitu ia di hadapannya.
Sesuai dugaan Tang San, penculik itulah yang masuk. Pria berbaju hitam itu mendekati Tang San yang terlihat masih pingsan tanpa curiga sedikit pun. Dan begitu pria itu sudah berdiri di hadapannya, Tang San langsung membuka mata dan menyerang penculiknya dengan pecahan tanah liat tapi dengan sigap tangannya ditahan oleh pria tersebut.
Melihat pria yang menculiknya, seketika mata Tang San terbelalak, pecahan itu terjatuh begitu saja dari tangannya. Tang San tertegun menatap pria di hadapannya yang tengah menatap nyalang padanya. Ia bahkan bisa merasakan kebencian yang terpancar dari sorot mata pria itu kepadanya.
"Xie ... Xie Yun? Kau masih hidup ...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN PRINCE ✓
FanfictionTang San tidak mau dijodohkan. Ia mencari cara untuk menemui Xie Yun, pangeran yang dijodohkan dengannya. Ia bahkan menyamar menjadi putri untuk menemuinya karena ternyata Xie Yun adalah guru tuan putri. Namun, takdir berkata lain. Keduanya malah s...