Following to Death

934 121 4
                                    

Tang San tersadar dan mendapati bahwa ia sudah berada di kamarnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tang San tersadar dan mendapati bahwa ia sudah berada di kamarnya sendiri. Kedua bola matanya bergerak dengan cepat, mencari-cari, tapi ternyata kamarnya kosong. Tang San menggerakkan tubuhnya untuk bangun tapi kemudian ia meringis karena nyeri di perutnya. Seketika ia ingat bahwa perutnya, yang kini sudah berbalut perban dengan rapi, terluka oleh Xie Yun.

Xie Yun .....

Cemas bercampur panik segera berlomba menguasai wajah Tang San. Sambil memegangi perutnya, secara perlahan, Tang San turun dari ranjangnya dan berjalan menuju pintu. Cemas semakin dalam menyeret Tang San ketika mendapati pintunya dikunci.

"Buka! Tolong, buka pintunya!" Ia menggedor pintu sambil berteriak dengan suara serak, menghiraukan tenggorokannya yang kering. "Buka!" Tangannya terus menggedor. Merasa usahanya sia-sia karena tidak mendapatkan tanggapan, Tang San berpindah menuju jendela yang ternyata sama terkuncinya.

Kedua mata Tang San menatap nanar pada sekelilingnya. Ia tidak mengetahui berapa lama waktu yang sudah terlewati sampai ia terbangun tadi. Dan yang lebih membuatnya khawatir adalah tentang Xie Yun. Apa yang terjadi dengan pria itu? Apakah ia baik-baik saja? Mendadak tubuh Tang San menegang, menciptakan selaput bening di matanya. Ia tidak bisa menunggu di sini untuk mengetahui keadaan Xie Yun.

Selagi termenung dalam pikirannya, tiba-tiba pintu dibuka. Tang San mengenali orang itu sebagai adik laki-lakinya, Tang Huai, yang sedang melangkah masuk dengan diam-diam lalu menutup pintu setelah memastikan keadaan di luar aman dan tidak ada orang yang mengikutinya.

"San ge, kau sudah sadar?" Tang Huai langsung membantu Tang San duduk di atas ranjangnya lagi.

Tang San meremat tangan adiknya, "A Huai, katakan berapa lama aku tertidur?"

"Sekitar setengah hari."

"Lalu apa yang telah terjadi?"

"Ge," panggil Tang Huai dengan wajah serius, "Justru aku yang ingin bertanya padamu. Apa yang telah terjadi padamu? Kau dibawa pulang dalam keadaan pingsan dan terluka lalu ayah mengurungmu di kamar dan memerintah agar tidak ada yang boleh mengeluarkanmu. Sebenarnya apa yang telah kau lakukan?"

Tang San tidak bisa menjawab karena terlalu panik. Pikirannya mencoba mencerna segala kemungkinan yang terjadi ketika ia pingsan.

"Apa kau tahu, ge? Ayah kita telah menjadi kaisar!" Lanjut Tang Huai senang. "Itu berarti kau adalah putra mahkota dan aku adalah pangeran sekarang."

Tang San menatap adiknya dengan perasaan carut-marut. "Apa kau senang dengan itu?"

"Kenapa tidak!" jawab Tang Huai polos.

Wajar saja, karena pemuda itu tidak tahu apa yang telah dilakukan ayah mereka demi mencapai gelar tersebut. Tapi Tang San tidak mau terlalu memikirkannya, ia harus mencari tahu tentang Xie Yun.

"A Huai, bisakah kau membantuku?" Tang San memohon.

* * *

Tang San menyelinap keluar kamar setelah memastikan keadaan di luar pintunya aman. Ia sudah berganti pakaian dengan milik Tang Huai. Tubuh Tang San lebih tinggi sedikit tapi tidak masalah selama ia tidak menampakkan wajahnya. Sejauh mata memandang, para pelayan akan mengira ia sebagai Tang Huai.

THE FALLEN PRINCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang