Mimpi Indah

1K 134 4
                                    

Tang San yang menahan anak panah untuk Xie Yun jatuh tak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tang San yang menahan anak panah untuk Xie Yun jatuh tak sadarkan diri. Xie Yun tampak syok. Kedua matanya menyorotkan kesedihan dan tak percaya tatkala menatap Tang San yang sudah menutup mata demi melindungi dirinya. Ini bukan rencananya hingga Tang San mengorban diri untuknya.

Baik Tang Hao dan Chao Rui yang terkejut segera menghampiri. Saat Rui keluar dari persembunyiannya, seluruh pasukannya juga menerobos keluar, bersiap menyerang Xie Yun.

Tepat sebelum para pasukan dapat menyerang pemuda itu, dua orang berbaju hitam lainnya muncul dan bertarung dengan para pengawal. Xie Yun yang masih syok sembari memeluk Tang San, tidak menghiraukan medan pertarungan di depannya.

Ia bahkan tidak menyadari bahwa Tang Hao sudah berada di dekatnya. Sebuah pedang diarahkan pada Xie Yun.

"Lepaskan putraku!" Tang Hao memerintah

Saat mendengar suara itu barulah Xie Yun memahami situasinya sekarang. Ia berpaling pada Tang Hao tanpa takut, matanya penuh kebencian pada pria itu. Tapi ia tidak boleh mati di sini jika Tang Hao sendiri belum mati.

Setelah Tang Hao, menyusul Rui yang mengancam Xie Yun dengan pedangnya juga. "Lepaskan putra mahkota!" ujarnya

Xie Yun tidak menghiraukan Rui, ia hanya berpusat untuk membalaskan dendamnya pada Tang Hao. Kebencian ketika mengingat kematian keluarganya, mengalahkan sifat manusianya. Sehingga ia memegang panah yang menancap di dada Tang San dan berkata,

"Jika kalian tidak mundur aku akan membunuhnya di hadapanmu!" Ia menggeram hanya pada Tang Hao sembari memperdalam tusukan panah itu yang membuat Tang San meringis sesaat di dalam tidurnya.

Tang Hao yang memprioritaskan keselamatan putranya memilih menurunkan pedangnya. "Katakan apa maumu? Aku akan berikan semuanya asal kau melepaskan putraku."

Tang Hao mungkin berkuasa sekarang. Namun, sayang sekali dia memiliki kelemahan, sehingga itulah yang dimanfaatkan oleh Xie Yun. Sebab itu, ia tidak ingin menjadikan Tang San sebagai kelemahannya juga. Ia memang masih mencintai pemuda itu tapi justru cinta itu yang akan membunuhnya ketika menjadi titik lemahnya. Karena itu, ia mati-matian membuang cintanya. Sehingga tidak ada apapun yang bisa menghalangi misinya untuk membalas dendam.

"Mundur!" desis Xie Yun

"Lepaskan putra mahkota atau kau mati!" Rui masih belum menyerah.

Kali ini Xie Yun memperingatkan Rui, "Mundur!" ia menekan lagi panah di dada Tang San.

"Rui, mundur sekarang juga!" Tang Hao yang tidak tega melihat penderitaan putranya segera memberi perintah.

Tidak punya pilihan, Rui menyuruh pasukannya berhenti. Lagipula beberapa dari mereka sudah terluka dan tewas ketika melawan dua orang lainnya yang diduga adalah teman dari sang penculik.

Mengetahui Rui menghentikan pasukannya, dua orang berbaju hitam itu segera mendekati Xie Yun dan menyuruh pemuda itu pergi.

Xie Yun menurut, tapi ia juga membawa Tang San bersamanya sebagai sandera. Walaupun sebagian dirinya khawatir dengan kondisi pemuda tersebut. Ia berharap Tang San masih bisa diselamatkan.

THE FALLEN PRINCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang