Wedding Day

1.1K 132 4
                                    

----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------------------------------------------

Xie Yun melihat interaksi Tang San dan Chao Rui di antara perasaan sedih dan marah. Wajahnya tanpa gairah namun memancarkan kebencian. Merasa tidak perlu meyaksikan tontonan yang intim tersebut, Xie Yun pergi meninggalkan keduanya.

Tang San marah dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Rui. "Walaupun kita akan segera menikah, bukan berarti kau bisa berbuat kasar padaku." Geramnya. "Jangan pernah berpikir untuk bisa memiliki hatiku."

Rui menatap Tang San lekat-lekat. Matanya menyiratkan hasrat untuk memiliki pemuda di hadapannya. Dengan lembut ia membalas, "Perlahan aku akan membuka hatimu." Lalu ia melepaskan Tang San diiringi dengan tamparan di sebelah wajahnya.

Tatapan marah dilemparkan Tang San demi memberi Rui peringatan atas sikap kurang ajarnya. Tanpa berkata apapun lagi, pemuda itu segera berbalik, menaiki kuda dan berlalu meninggalkan Rui.

Tang San melarikan kudanya dengan perasaan marah sehingga tidak melihat arahnya. Beberapa pengawal tetap mengikuti di belakangnya atas perintah dari Rui.

Xie Yun mendesah berat. Ia melangkah tanpa semangat menyusuri jalan-jalan di kota. Matanya beredar memandang sekelilingnya yang dipenuhi orang-orang. Pikirannya melayang ke masa lampau. Saat keluarganya masih utuh, saat pertemanannya masih utuh, dan saat ... cintanya masih utuh. Semuanya masih baik-baik saja. Kemudian, gelombang emosi mulai mengisi hatinya tatkala kilasan tragedi muncul ke permukaan pikirannya. Kebencian perlahan mengambil tempat di hatinya ketika mengingat fakta bahwa Tang San adalah putri pembunuh keluarganya, dan Rui mengkhianati persahabatannya. Xie Yun tersenyum miris dengan mata yang memerah dan berkabut.

Kuda yang dilarikan Tang San melaju semakin cepat mengikuti perintahnya. Pemuda itu mengendalikan kudanya dengan baik karena pikirannya mengingat semua pelajaran berkuda yang diterimanya dari Xie Yun. Tak terasa air matanya menetes. Hal itu terus terjadi ketika ia mengingat pria yang dicintainya. Rasa sakit yang menyebar di dadanya membuat Tang San memacu kudanya lebih cepat. Berharap bisa meredakan rasa sakit tersebut.

Akhirnya, lari kuda yang cepat membuat Tang San kesulitan mengendalikannya pada saat jalannya menemui hambatan. Sebuah kereta kerbau petani berhenti di tengah jalan. Sang petani berusaha menarik kerbaunya agar mau berjalan lagi, tapi sia-sia. Bahkan dua orang warga lainnya pun sudah turun tangan membantu. Namun, binatang sawah itu tetap tak bergeming.

"Awaaas!"

Seorang warga berteriak ketika melihat kuda Tang San yang melaju cepat ke arah mereka. Tang San yang panik langsung menarik kekang kudanya, membuat binatang itu terkejut sehingga kudanya meringkik sembari mengangkat kaki depannya. Kerbau yang terkejut segera berlari tanpa arah dan menghancurkan beberapa kios terdekat. Orang-orang berhamburan, menyebabkan kekacauan dan kuda yang dinaiki Tang San merasa terancam karena keributan itu tanpa kendali sehingga ia menghentak beberapa kali sebelum akhirnya berlari kembali. Sedangkan Tang San belum memegang tali kekangnya.

THE FALLEN PRINCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang