Waktu

826 120 3
                                    

-----------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------

Dari istana, Xie Yun menuju tempat kediaman Shaoning. Tidaklah sulit menemukan putri tersebut karena statusnya akan membuat banyak orang menaruh mata dan telinga padanya.

Begitu menemukan rumah peristirahatan Shaoning, Xie Yun masuk dengan melompati tembok diam-diam melewati dua orang penjaga di gerbang langsung menuju rumah utama.

Kakinya baru berhenti ketika mendapati seseorang berada di teras. Dari penampilannya yang bangsawan, Xie Yun langsung mengira bahwa pria yang kini sedang minum sendirian itu adalah suami Shaoning.

Lisheng meminum anggurnya seraya menikmati bulan purnama yang sempurna. Kesepian yang tampak di wajahnya diantarkan oleh kesedihan karena mengingat temannya yang sudah tiada, Xie Yun. Waktu berlalu seiring dengan perubahan yang terjadi dalam persahabatan mereka bertiga. Lisheng tersenyum miris, tidak menyangka ikatan sahabat yang selalu dibanggakan itu runtuh begitu cepatnya.

Xie Yun memicingkan mata demi memperjelas penglihatannya. Lisheng? Ia tak menduga akan bertemu kawan lama di tempat seperti ini. Karena belum tahu bahwa Lisheng menikah dengan Shaoning, Xie Yun mengira bahwa Lisheng adalah pengawal yang disewa.

"Siapa di sana?"

Lisheng membuka matanya dengan seksama setelah mendapati bahwa semak di halaman rumahnya sedikit bergoyang seperti ada seseorang yang bersembunyi di sana.

Merasa tidak berbahaya maka Xie Yun secara perlahan menampakkan dirinya. Hal itu tentu saja membuat Lisheng terkejut. Temannya itu sampai harus mengucek matanya dua kali dan memukul pipinya demi menyadari bahwa itu adalah kenyataan. Cemas kalau itu hanya ilusi akibat anggur yang diminumnya.

"Lisheng ..."

Pria yang dipanggil namanya itu terkesiap. Menyakini bahwa telinganya tidak salah mendengarnya.

"Lisheng ..." Panggilan Xie Yun yang kedua kali disertai dengan langkahnya yang maju menghampiri

Barulah Lisheng tahu kalau itu adalah kenyataan! Perasaan haru, senang, dan tak percaya sekaligus mendorong air matanya segera mengapung. Kedua tangannya yang terulur gemetaran sembari melangkah menggapai orang yang di depannya.

"Xie... Yun ..." Lisheng meraba kedua lengan Xie Yun untuk membuktikan bahwa apa yang dilihatnya bukanlah khayalan. "Ini benar kau, kan?"

"Lisheng!"

Kali ini ia tidak salah dengar lagi, orang yang berdiri di hadapannya memang adalah Xie Yun, kawan baiknya yang dinyatakan telah mati di dasar jurang. Namun, sekarang hidup! Tak kuasa menahan harunya, air mata Lisheng mengalir. Ia langsung memeluk Xie Yun dengan erat.

"Xie Yun, kau hidup!"

Xie Yun bersyukur, ternyata masih ada orang yang peduli padanya. Tersentuh oleh perasaan tulus temannya, ia pun ikut menangis sembari menepuk punggung Lisheng.

THE FALLEN PRINCE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang