---------------------------------------
Ketika terang berganti malam, Xie Yun dan Tang San baru sampai di kediaman masing-masing. Tang San tidak mengizinkan Xie Yun mengantar sampai ke rumahnya jadi ia meminta Xie Yun mengantarkannya kembali ke istana karena di sana ia sudah memiliki kereta yang akan membawanya pulang. Demikianlah, mereka akhirnya berpisah di gerbang istana.
Xie Yun menatap kepergian kereta kuda Tang San hingga menghilang barulah ia masuk ke dalam istana.
Di kediamannya, ayahnya sudah menunggu-nunggu kepulangan putra bungsunya itu dengan gusar. Ketika akhirnya, ia melihat Xie Yun memasuki pekarangan rumah, ia langsung menyuruh pengawal untuk menangkap dan membawanya ke hadapannya segera.
PLAAK!
Sebuah tamparan dari sang ayah mendarat di pipi Xie Yun. Sang ibu yang tidak tega ingin membela namun segera ditahan oleh putra tertua, Xie Feng. Selanjutnya Xie Feng menyuruh istrinya, Zhao Fei, membawa putri mereka, Xie Zhuzhu, yang berumur empat tahun untuk masuk ke kamarnya, mengingat kekerasan sangat tidak baik dilihat anak kecil.
"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan ini?" bentak Xie Xiao kepada Xie Yun yang sudah berlutut dengan kepala tertunduk. "Dari mana saja kau sepanjang siang? Kenapa baru kembali sekarang?"
"Ayah, aku mengajar tuan putri." Jawab Xie Yun
PLAAK!
Satu tamparan lagi diterima oleh Xie Yun.
"Kau bahkan berani berbohong pada ayahmu. Ke mana moralmu?!" Tangan sang ayah bergetar kala menunjuk ke arah Xie Yun. "Katakan yang sebenarnya!"
Xie Yun hendak membuka mulut menjawab saat dilihatnya sang ibu memohon padanya melalui anggukan kepala, agar putranya itu mengatakan yang sebenarnya, sesuai yang diperintahkan ayahnya.
"Ayah, aku benar mengajar tuan putri." Ia tidak berbohong, ia memang bersama dengan Tang San yang menyamar sebagai tuan putri.
"Kau membawa tuan putri keluar istana!" sergah Xie Xiao dengan brutal.
Mata Xie Yun terbelalak terkejut. Dari mana ayahnya tahu? Siapa yang mengatakannya? Apakah Tang San ketahuan?
"Kau terkejut bahwa aku bisa tahu?" Xie Xiao membaca pikiran putranya. "Bukan hanya aku, Yang Mulia kaisar pun sudah tahu."
"Apa?" jantung Xie Yun kini bertalu dengan kencang. Pikirannya mengkhawatirkan keselamatan Tang San. Apa yang sebenarnya sudah terjadi selama ia pergi tadi? "Ayah, apa yang terjadi?"
Sang ayah menghembuskan napas, emosinya sudah lebih reda. "Yang Mulia kaisar memanggilku ke istana dan memberitahu bahwa kau sudah membawa putri keluar istana. Kau tahu bahwa kesalahanmu kali ini sungguh besar? Raja marah karena hal ini. Besok kau harus menghadap raja."
Xie Yun tertegun, tenggelam dalam pikirannya. Ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bagaimana raja bisa tahu kalau ia keluar bersama putri? Mungkinkah para dayang mengatakannya? Tapi rasanya kalau hanya dayang yang tahu bukankah itu tidak masalah. Dayang bukanlah status yang bisa dengan mudahnya memberitahu kaisar apa saja yang dilakukan oleh sang putri sepanjang hari. Lagipula raja tidak akan mengubris laporan dari dayang, jika tidak menemukan buktinya. Tidak! Xie Yun yakin jawabannya bukan pada para dayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN PRINCE ✓
FanfictionTang San tidak mau dijodohkan. Ia mencari cara untuk menemui Xie Yun, pangeran yang dijodohkan dengannya. Ia bahkan menyamar menjadi putri untuk menemuinya karena ternyata Xie Yun adalah guru tuan putri. Namun, takdir berkata lain. Keduanya malah s...