------------------------------
Saat awan gelap yang menggantung di langit tak bertahan lagi, titik-titik air mulai turun membasahi segala tempat yang dilaluinya. Jumlah air yang bertambah deras itu membuat Xie Yun mempercepat langkahnya hingga berlari sambil membawa Tang San.
Beruntung mereka dapat menemukan tempat berteduh, sebuah kuil tua yang tidak terawat lagi. Xie Yun menurunkan Tang San begitu mereka sudah di bawah atap dan membantu pemuda itu untuk duduk di atas tumpukan jerami yang ada. Tubuh keduanya setengah basah oleh hujan.
"Kau jadi kebasahan," tutur Xie Yun sambil mengibas titik air dari kepala hingga baju Tang San.
"Tidak apa-apa," Tang San menjawab dengan gugup karena perhatian Xie Yun tersebut. Detak jantungnya masih belum melambat. "Kau sendiri juga kebasahan."
"Aku tidak seberapa. Punggungku saja kering karena kau menahan air itu untukku." Xie Yun tersenyum dengan tampan, membuat Tang San tersipu sehingga ia dengan cepat berpaling ke arah lain, tidak mau ketahuan. "Hujannya bertambah deras, aku takut ini akan lama. Apa kau tidak masalah?" Lanjut Xie Yun sembari memandang ke arah luar, Tang San pun menoleh dan mengikuti arah pandang Xie Yun.
Selama beberapa detik keduanya terdiam sambil menatap hujan yang terus turun dengan derasnya seakan tidak memiliki belas kasih kepada makhluk di bawahnya, apapun itu.
* * *
Di istana.
Raja baru saja meminum obat yang dibawakan oleh dayang istana. Dayang lainnya menyodorkan sebuah kain kepada raja untuk membersihkan mulutnya. Setelah selesai, para dayang meninggalkan ruangan raja.
"Kasim Yu, ada berita apa hari ini?" tanya sang raja pada kasim yang selalu mendampinginya.
Kasim Yu membungkuk hormat sambil berkata, "Lapor, Yang mulia, PM Tang terlihat mengunjungi kediaman pangeran Xie."
Raja memejamkan mata, berusaha mengatur emosinya, lalu menghembuskan napas. "Ia bermaksud memperkuat kedudukannya melalui pangeran Xie karena itulah dia mengirimkan lamaran pernikahan untuknya. Tampaknya ambisinya tidak bisa dicegah lagi."
"Yang mulia, anda adalah raja, anda bisa menghentikannya."
Raja mendengus, "Seorang raja tanpa pasukan di tangannya, apa gunanya dia?" ia tersenyum karena ironi tersebut. "Aku tak mengira sewaktu aku menyerahkan plat pasukan utama kepadanya, ia akan memberontak terhadapku."
"Yang mulia, tolong jangan berkata seperti itu. Yang mulia adalah bijaksana, negeri ini tidak akan ada pemberontakan."
"Lalu kau sebut apa mengenai pertemuan PM Tang dan Pangeran Xie ini? Acara minum teh?"
"Hamba yakin kalau pangeran Xie setia pada Yang mulia. Yang mulia tak usah banyak cemas. Yang mulia hanya harus sembuh. Pikirkan tuan putri Shaoning dan putra mahkota Ning Yi."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN PRINCE ✓
FanfictionTang San tidak mau dijodohkan. Ia mencari cara untuk menemui Xie Yun, pangeran yang dijodohkan dengannya. Ia bahkan menyamar menjadi putri untuk menemuinya karena ternyata Xie Yun adalah guru tuan putri. Namun, takdir berkata lain. Keduanya malah s...