----------------------------------
Tang San memacu kudanya secepat yang ia bisa. Di belakangnya Chao Rui mengejar dengan lebih cepat sehingga ia bisa menyamakan posisi laju kudanya dengan Tang San.
"Tang San, ayahmu tidak mengijinkanmu ke istana!" Suara Rui keras hampir berteriak kepada Tang San.
Tapi Tang San tidak mempedulikannya. Sambil terus fokus pada jalanan di depannya, ia memecut kudanya sehingga berlari meninggalkan Rui.
Xie Yun, tetaplah hidup! Tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya ketika menyatakan harapannya tersebut.
Jujur saja, Tang San terkejut sewaktu sekelompok orang berbaju hitam menyerang kereta tahanan yang membawanya ke tempat eksekusi. Namun, setelah ia mengamati, ternyata kelompok berbaju hitam itu malah menyelamatkan. Maka tahulah Tang San bahwa mereka adalah suruhan ayahnya yang diperintahkan untuk menolongnya. Terlebih ketika Tang San mengenali satu sosok yang selama ini selalu ada di sisinya sebagai pengawal ayahnya.
Awalnya Tang San hanya berpikir bahwa ayahnya hanya ingin menyelamatkannya saja, tapi pikiran Tang San menjadi lebih jauh dan kompleks saat melihat kemunculan Rui di tengah penyerangan yang terjadi. Bukannya menyerang dirinya dan kelompok ayahnya, Rui justru membantu kelompok tersebut menyerang prajurit milik kerajaan. Tang San menyadari sesuatu yang tidak beres!
Begitu pertempuran selesai, Rui memaksa untuk mengantar Tang San kembali ke rumahnya setelah Tang San mendengar perintah Rui kepada pengawalnya untuk segera ke istana membantu ayahnya. Tang San mulai curiga.
"Sejak kapan kau mengenal ayahku? Bukankah kau ini teman Xie Yun?" Tanyanya.
"Banyak hal telah terjadi. Aku tak bisa memberitahumu sekarang. Di sini sangat berbahaya, kau harus segera pulang!" Rui menuntun Tang San menuju pada seekor kuda
Tapi Tang San menghempas tangan Rui, "Katakan apa yang terjadi pada Xie Yun? Di mana dia? Mengapa kau tidak bersamanya?" Banyak pertanyaan dalam benaknya yang ingin ia ketahui jawabannya. Ia bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca situasi yang terjadi di sekitarnya sekarang. Tang San dapat merasakan sesuatu yang genting sedang terjadi. "Rui, katakan di mana ayahku?" Ia mendesak.
"Dia ada di rumah sedang menunggumu." Rui menjawab cepat tapi ekspresinya tidak mengatakan demikian. Tang San dapat merasakan bahwa pria di depannya itu sedang cemas dan tergesa-gesa. "Aku sudah mendengarmu tadi!" protes Tang San. "Kau bilang ayahku ada di istana."
Rahang Rui terlihat mengeras.
"Katakan, apa yang sedang dilakukan ayahku di istana? Mengapa ia membutuhkan bantuan orang-orang tadi?" Tang San menarik baju Chao Rui, memaksanya untuk berbicara.
Setelah berpikir sejenak, Rui segera mendorong Tang San untuk naik ke atas kuda tapi Tang San menolak. "Katakan, apa yang sedang terjadi?" tuntutnya.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu. Kau harus segera pulang!" Rui berusaha mengangkat tubuh Tang San dan mendudukkannya di atas kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN PRINCE ✓
FanfictionTang San tidak mau dijodohkan. Ia mencari cara untuk menemui Xie Yun, pangeran yang dijodohkan dengannya. Ia bahkan menyamar menjadi putri untuk menemuinya karena ternyata Xie Yun adalah guru tuan putri. Namun, takdir berkata lain. Keduanya malah s...