PENGHIANAT? 2

1.7K 163 40
                                    

"Assalamualaikum, MIMI!!!!" Suara nyaring itu mampu membuat Vansh yang tengah tertidur seketika terlonjak kaget. Ya Allah kenapa dulu ia mengangkat tuyul satu itu menjadi anaknya? Eh astaghfirullah!

"Ish jangan teriak-teriak Ega! Telinga aunty sakit!!!" Pekik Eca menatap Ega dengan wajah tertekuk.

"Ich wleee" Balas Ega membuat Eca semakin jengkel. Akhirnya pertengkaran pun tak terelakkan, kedua makhluk kecil itu saling menatap tajam dengan mulut terus berbicara. Benar-benar tak ada yang mau mengalah.

Ale hanya memandang kedua bocah itu sembari geleng-geleng kepala. Ah ini kesempatannya untuk berdua dengan Vansh. Ia pun berjalan mendekati brankar.

"Masih ada yang sakit?" Ale mengusap dahi Vansh yang tertutupi perban. Sesekali ia mencium perban itu berharap agar luka itu cepat sembuh.

Vansh menggeleng kemudian memeluk Ale dan menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Ale. Ah Vansh mulai mengantuk lagi sekarang, aroma tubuh Ale benar-benar membuatnya tenang. Sedangkan Ale yang diperlakukan seperti itu pun menerima dengan senang hati. Lumayan kan.

"Aaa Pipi yiat onti!" Rengek Ega membuat Ale menoleh kearahnya.

"Ihh kang ngadu! Eca ga like ah" Eca membuang wajahnya pertanda ia marah.

"Bialin!" Ega berlari menuju Vansh dan berusaha naik ke brankarnya. Sayangnya Ega masih sangat pendek untuk dapat naik ke atas brankar sendirian.

Keisya yang merasa diabaikan pun ikut berjalan menuju brankar Vansh. Ia menatap Ega yang sedari tadi belum berhasil naik ke brankar. Detik berikutnya tubuh Ega terangkat ke udara. "Pendek!" Ejek Keisya membuat Ega mendelik tak suka.

"Onti uga penah pendek!" Balas Ega pada Keisya yang baru saja naik ke brankar.

"Masih kecil udah ngeselin gedenya jadi apa?" Sinis Keisya, Ale yang mendengar itu mendelik.

"Ngomong kaya gitu diajarin siapa?" Tanya Ale sarkastik tak membuat nyali Keisya menciut.

"Bang Oni" Jawab Keisya membuat Ale menghela nafas. Babunya yang satu itu memang tak punya akhlak. Sepertinya ia harus melarang Oni main ke rumahnya mulai sekarang.

***

Zeno berjalan memasuki markas dengan wajah datarnya. Bagaimana pun ia juga tak boleh berlarut dalam kesedihan seperti ini.

Dari pintu markas terdengar sayup-sayup perbincangan para anggota. Malam ini mereka memang mengadakan pertemuan untuk membahas soal kejadian yang terjadi pada Raya dan Vansh.

"Weh dateng juga lo No" Sapa Kenan tak dibalas oleh Zeno, bahkan lirikan pun tidak.

"Yoo kacang mahal bray" Ejek Keno pada Kenan yang kini tengah menatap sengit kearahnya.

"ONI!!! MINGGAT KAGA LO?!! GW TENDANG JUGA LO DARI DUNIA!!" Teriakan itu menggema di segala penjuru markas. Ya suara siapa lagi kalo bukan suara Finan yang super duper cempreng.

"APA SIH GW CUMA MAKAN! GANGGU KONSENTRASI GW AJA LO!!" Sentak Oni.

"Heh jangan pura-pura gak tau kalo mie yang lo makan itu mie gw! Lagian kalo mau nonton film biru tuh pake earphone bangsat!! MINGGAT!" Finan menendang meja membuat kuah mie milik Oni tumpah kemana-mana.

Oni bangkit dari duduknya dan menatap Finan sengit. "Nek lampir!"

Finan menatap dingin kepergian Oni tak tau kah Oni kalau ia risih mendengar desahan dari handphonenya? Cewe mana yang tahan liat cowo incarannya nonton film biru?

Okee ayo kembali ke ruang utama. Disana sudah ada para anggota inti ZAGA tentunya belum semua. Masih kurang Oni, Finan, Varo, Vena dan juga Zian.

"Gw udah dapet rekaman CCTV di jalan depan rumah Vansh. Mobil itu emang udah stay disana beberapa hari terakhir" Ucap Zada menyerahkan ponselnya yang terputar beberapa rekam cctv.

BAD GIRL LIMITED EDITION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang