17.41 Gedung Octavena High School
Matahari kini hampir sepenuhnya menghilang berganti dengan langit malam dan hawa dingin khas suasana malam. Suara adzan dari berbagai penjuru mengisi sore ini.
"Alhamdulillah akhirnya buka puasa juga" ucap Vansh mulai meminum susu kotaknya yang sudah ia persiapkan.
Tangannya meraih plastik putih yang berisi es bubur kacang hijau yang sempat ia beli di warung Pak Mamat, langganannya. Di suapnya bubur kacang hijau yang sudah ia tuang di mangkok tadi. Matanya memejam menikmati rasa khas makanan itu.
Tit!
"Anjirt! Eh ralat! Astaghfirullah. Nih orang ya kalo mau masuk tuh abis buka kek! Gw baru makan tiga suap lho" gerutu Vansh menatap layar komputer yang menunjukkan seseorang mulai memasuki gerbang sekolah sambil menarik seorang anak laki-laki yang usianya sekitar 2-3 tahun.
Matanya mengamati setiap pergerakan pria yang juga merupakan pelaku pembunuhan tahun lalu. Mulutnya tak lepas dari sedotan plastik yang terpasang di susu kotaknya.
"Cek-cek! Dia udah masuk gerbang" ucap Vansh pelan namun dapat ditangkap dari seberang.
"Yha Awahh guhwe machi makkhan!" Sungut Vena dengan suara kurang jelas karena mulut yang penuh dengan ayam goreng.
"Gw- ciitt! Uhuk-uhuk! Woy Pak kalo mau ngerem ngomong dong! Untung ni ayam kaga ketelen semua. Kan sayang nanti gw lauknya apaan?! Mana nasinya terbang lagi" Semprot Finan pada Pak Bam yang tadi mengerem mendadak karena lampu merah. Finan sampai menyemburkan nasinya dan menempel di rambut Oni.
"Ya Allah nasi lo Pin!" Ketus Oni membuat beberapa orang terkekeh.
"Sih anjir dia pake rok pendek dong" ujar Lean menatap Horor pria yang memakai rok pendek dan hoodie pink unicorn itu.
"Itu hoodie yang dipake tahun lalu" lapor Zian mengintip dari jendela ruang rapat.
"Si Queennya dia kere apa gimana si? Masa dia pake sluurp hoodie itu lagi" komentar Ale disela kegiatan minumnya.
"Jam tangannya rolex bruh" sela Alvin membuat Vansh terkekeh pelan.
"Heh diem dia udah naik nih" ujar Vansh melihat pelaku yang naik ke lantai 2.
"Ya Allah gw kebelet pipis" keluh Fernan dengan tak tau dirinya.
"Hish tampungin ke botol dulu! Lagian orang gk minum seharian kok bisa kebelet pipis" sinis Daniel.
"Hukum alam" ucap Fernan singkat.
"Fin udah nyampe belom?" Tanya Vansh menyuap kembali bubur kacang hijaunya.
"Bentar! Bentar! B-bentar.. Nah udah nyampe gw di pos satpam" pekik Finan membuat semua orang terpaksa mengecilkan volume panggilan agar tak terdengar oleh pria hoodie pink.
"Siap-siap! Gw bakal cegat dia di deket jendela" peringat Vansh matanya mengamati layar komputer dengan teliti.
"Dia sampe dia sampe" ujar Zian pelan. Ia mengintip dari bawah pintu ruang rapat yang kebetulan terdapat sedikit celah.
Vansh mulai memasang airpods nya agar memudahkan dirinya berbicara ketika nanti bergerak. Matanya kembali menatap layar komputer.
Seorang anak laki-laki yang tengah menangis histeris karena diseret paksa oleh pria remaja.
Dak!
Sreet!
Bruk!
Suara seretan kasar membuat hati Vansh sedikit ngilu. Jantungnya berdetak tak beraturan melihat apa yang dilakukan pria hoodie pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL LIMITED EDITION (END)
RandomBanyak orang terheran-heran bagaimana gadis berwajah polos ini ternyata seorang badgirl yang langganan bk dan selalu pindah-pindah sekolah selama 2-3 bulan sekali. Wajah polos nan imutnya itu menutupi sifat asli dan latar belakangnya yang merupakan...