PERINTAH

1.4K 138 46
                                    

Pagi-pagi buta Vansh sudah berada dikelasnya yang kini masih sepi. 05.25 masih sangat pagi untuk berangkat ke sekolah.

Kini Vansh tengah sibuk mencoreti selembar kertas yang kini sudah penuh dengan garis-garis yang membentuk denah OHS.

"Zark cuma sisa gw, Zizi, Vena, Finan, Zeno, dan Alvin? Agh oke!" Vansh mengetuk-ngetuk dagunya dengan bolpoin seraya memikirkan strategi.

"Yang kuat harus jaga depan. Itu artinya Gw, Zian, Zeno jaga depan sayap kanan dan kiri. Finan, Vena, Alvin jaga belakang dan tengah. Ah engga! Finan Vena jaga aula sekolah, mereka pasti bisa nyerang dari jauh. Setengah anggota jaga di luar. Itupun kalo mereka udah stay? Penyerangan kali ini bukan penyerangan yang tentu. Mereka bisa aja dateng kapan aja. Jadi lebih baik setengah anggota ngebantu di akhir-akhir? Hm cukup menarik?"

"Sorry tapi pertempuran kali ini adalah milik Zark, Le" Gumam Vansh tersenyum sinis menatap kertas yang sudah penuh coretan itu. Kita lihat apa yang akan terjadi nanti.

"Yoo bu bos tumben pagi-pagi udah nangkring disini" Suara menggelegar dari Finan membuat atensi Vansh teralih.

Tangan Vansh bergerak memasukkan kertas tadi ke laci mejanya. "Wutt kesambet apa lo dateng sepagi ini?" Tanya Vansh pada Finan yang kini sudah duduk di depannya.

"Gw tuh lagi menghindar dari Revan. Kemarin pagi-pagi dia udah nangkring di depan rumah, jadi hari ini gw berangkat pagi biar kaga dihadang sama dia" Jelas Finan membuat dahi Vansh mengerut.

"Revan anak osis? Ngapain tuh anak? Naksir sama lo?" Tanya Vansh beruntun.

"Auk SKSD banget tu anak emang. Seminggu ini gangguin gw mulu! Ngajak jalan lah dinner lah. Sempet gw blokir, eh abis itu dia chat gw lagi pake nomor baru. Kan bangsat!" Cerocos Finan diakhiri dengan gebrakan meja.

"Jadi karna itu si Oni sensi semingguan ini?" Tanya Vansh membuat tatapan Finan menjadi sendu yang cenderung terlihat memelas.

"Gw kudu ottoke Pansh? Pengen bgt gw datengin Revan buat nonjok tu anak, but gw takut citra gw ancur di mata Oni"

"Tanpa lo ngelakuin itu pun citra lo udah ancur Fin. Jadi sah-sah aja kalo lu mau nonjok dia" Celetuk Vansh dengan tampang datarnya membuat Finan mendelik.

"Maksud u? Ya gw tau citra gw udah ancur makan dari itu gw berusaha biar gk makin ancur"

"Finanku yang cantik jelita, kalo emang si Oni itu tulus suka dan cinta sama lo seharusnya dia gk masalah sama apa yang lo punya. Mau lo penyakitan kek, mau lo bunting kek, kalo dia tulus harusnya dia gpp"

"Perumpamaan lo gk nyenengin bgt sih" Cibir Finan membalikksn badannya membelakangi Vansh.

"Gw saranin lo balik ke rumah sekarang"

Finan membalikkan tubuhnya kembali kearah Vansh. "Kenapa?"

Vansh mengeluarkan selembar kertas dari saku bajunya seraya tersenyum penuh arti. Finan yang melihat itu pun speechless.

"Daebak" Finan pun beranjak dari kelas untuk kembali ke rumahnya.

***

"Mau kemana?" Tanya Zian meraih tangan Vansh yang hendak keluar kelas padahal bel masuk baru saja berbunyi.

"Rooftop, ajak yang lain. Zeno juga!" Vansh beranjak pergi meninggalkan Zian.

Sesampainya di rooftop Vansh mendudukkan dirinya di sofa sembari membuka kembali kertas berisi strategi yang ia tulis lagi tadi.

"Dah lama Vansh?" Tanya Zeno kembali menutup pintu rooftop.

Vansh menaikkan sebelah alisnya. "Belum. Mana yang lain?" Tanya Vansh menatap Zeno yang ikut uduk di sofa.

BAD GIRL LIMITED EDITION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang