MISS U

1.6K 123 31
                                    

Zian sedang memandang pemimpinnya yang kini tengah terbaring di brankar rumah sakit. Ruangan itu terasa sunyi berbeda dengan aktifitas berisik yang berada di luar pintu.

"Lo emang gk menyelamatkan dunia dari kehancuran. Tapi gw bangga punya pemimpin kaya lo. Lo berhasil balas dendam, kapten" Zian berbalik keluar dari ruang rawat Vansh.

Agak terlalu lebay menurut Zian saat ia mengucapkan kalimat tadi. Tapi itu adalah cara ia menyampaikan rasa hormatnya pada sangat pemimpin.

'Gw gk bakal ngomong kaya gtu lagi di depan lo pas lo sadar. Karena muka lo pasti bakalan tengil banget setelahnya' batin Zian. Bukannya laknat atau apa, tapi Vansh ini bener-bener pemimpin tengil yang kadang gk ada wibawanya sama sekali. So memujinya saat dia lagi gk sadar itu adalah cara jitu yang Zian pakai.

"Ada info?" Tanya Zian sesaat setelah menutup pintu ruang rawat Vansh.

"Sekolah diliburin seminggu karena tragedi kemaren. Dan lo dipanggil ke polsek secepatnya buat ketemu sama Pak Bambang soedrajat" Cetus Zada dibalas anggukan oleh Zian.

Saat ini yang berada di depan ruangan Vansh hanya ia, Zada, dan Ale. Yang lain? Mungkin mereka sedang menjaga Oni atau anggota lain yang jga sedang dirawat.

"Kalo gitu gw pergi duluan" Zian berjalan sedikit pincang menyusuri koridor rumah sakit.

Sesampainya di parkiran RS ia segera menaiki motornya untuk pergi menuju polsek. Luka Zian memang tak terlalu parah, lagipun Zian bukan tipe orang yang suka dirawat di rumah sakit. Jadi maklum saja kalau dia cepat pulih.

Baru saja ingin menjalankan motornya Zian merasakan getaran di saku celananya,

Dddrrrtt... Ddrrttt...

"Halo?"

"Hm?"

"Lo dimana njir? Ini kenapa kamar lo kosong begini?"

Zian menaikkan sebelah alisnya,
"Gw dah sembuh"

Tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya ia memutus panggilan dan segera menjalankan motornya.

***

"Gausah bertele-tele. Anggap aja kita udah bantuin kepolisian buat bunuh buronan kaya dia" Ini kalimat pertama yang diucapkan Zian ketika sampai di ruangan Pak Bambang.

Pak Bambang menganggukkan kepalanya. "Yah kami dari pihak kepolisian mengucapkan Terima kasih karena sudah memberi hukuman kepada Marcell, dia memang pantas mendapat hukuman mati"

"Pemakaman Marcell?"

"Pihak kami sudah mengurus pemakaman Marcell" Zian mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baguslah saya jadi gk perlu susah-susah makamin tuh mayat" Cetus Zian seraya beranjak dari duduknya.

Sebelum kembali ke rumah sakit ia menyempatkan untuk menjenguk Reghan, salah satu anggota Zark yang dipenjara beberapa bulan lalu atas kasus pembunuhan berencana.

"Sehat lo?" Tanya Zian mengawali perbincangan.

"Yah seperti yang lo liat. Makanan disini gk enak" Kekeh Reghan membuat Zian tersenyum kecil.

"Masa hukuman lo berakhir 2 bulan lagi kan?" Iya hukuman Reghan memang diringankan karena korbannya seorang buronan yang juga merupakan ayahnya sendiri.

Reghan mengangguk kecil. "Denger-denger kalian abis bentrok lagi. Si Marcell koid beneran?"

Kali ini Zian terkekeh kecil. "Iya mati dia"

BAD GIRL LIMITED EDITION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang