Six

51 7 5
                                    

"Alam raya selalu punya cerita untuk mempertemukan dua insan. Tanpa diduga dan tanpa rencana, meski kadang membawa bencana."

Nisa sangat senang ketika Denis meminta nomor ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nisa sangat senang ketika Denis meminta nomor ponselnya. Kali pertama Nisa dimintai secara langsung oleh teman satu sekolah. Pun secara bersamaan, satu foto baru diunggah di media sosial milik Zaki, berhasil melipat gandakan kesenangannya.

Zaki seorang pria dengan berbagai macam bakat. Bisa menjadi pemimpin karena ia adalah seorang ketua organisasi PMR, atlet voli, jago publik speaking, ahli bermain alat musik, dan yang paling penting, Zaki memiliki pesona yang tiada duanya.

Orang-orang bilang Zaki tidak akan dianggap keberadaannya jika saja ia tak memiliki bakat tersebut. Katanya Zaki tidak sebegitu tampannya untuk menjadi bahan rebutan siswi lain, jika jabatan ketua PMR tidak ia genggam. Namun, di mata Nisa, mau Zaki si cowok berkulit sedikit gelap itu tidak memiliki semua hal yang disebutkan tadi, ia akan tetap menyukai Zaki.

Di balik selimut tebal yang membungkus bak kepompong, gadis itu meringkuk dengan pandangan tak henti-hentinya tertuju pada layar ponsel yang menunjukkan sebuah potret manusia pemilik hati dan pikiran tengah memeluk bola voli dengan memakai syal PMR di lehernya.

Suara ganggang pintu yang diturunkan menjadi pemecah bagi Nisa untuk segera mematikan ponsel dan sigap menutup mata. Berpura-pura sudah terlelap untuk menghindar bercakap dengan sang Mama.

Sebuah gelas berisi air susu putih lengkap dengan penutup di atasnya, Ratih letakkan di atas meja nakas, sedangkan si empu berjalan mendekat ke tubuh sang putri yang tidur membelakanginya.

Usapan lembut Ratih beri di puncak kepala dengan begitu lembut seolah balon tipis yang kapan saja bisa pecah. Beberapa kali melakukan hal tersebut, semakin menambah rasa sesak di hati wanita karir itu tanpa Nisa ketahui. Ia menyayangkan hubungannya dengan sang anak yang akhir-akhir ini menjadi semakin renggang.

Ratih merutuki perbuatannya. Ia pun sadar akan kurangnya perhatian terhadap anak semata wayangnya ini. Namun, Ratih lakukan semua untuk kebahagiaan Nisa. Ratih tidak ingin Nisa menjadi anak yang berkekurangan dalam berbagai hal. Ratih akan menjadikan Nisa sebagai anak yang bisa menjadi objek perbandingan orang lain. Ratih akan jadikan Nisa, seorang gadis bercitra baik.

"Mama tau kamu belum tidur," ucap Ratih. Kali ini tangan halus Mama berganti mengelus pipi. "Gih, diminum susunya sebelum tidur," pesannya mentitah.

Setelah mengatakan hal tersebut, Ratih memutuskan untuk pergi meninggalkan kamar. Nisa perlahan membuka kelopak mata saat derap langkah sudah tak tertangkap di telinga. Jujur saja, ia merindukan tepukan di punggung seperti seorang bayi yang tengah ditidurkan oleh Ibunya.

Nisa membalik badan, beringsut bangun, lantas meraih gelas yang tak terletak jauh dari jangkauannya.

Benar-benar persis seperti bocah TK. Ditepuk-tepuk dan wajib meminum susu sebelum tidur. Sampai pernah Nisa berpikir jika Zaki tahu sifat bayinya seperti ini, pria itu akan lebih menjauhinya.

Chocolate [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang