Suara rintik hujan di luar cafe membuat suasana merenung bagi perempuan yang kini menatap ponselnya menjadi semakin serius. Perempuan yang hanya menatap layar ponselnya sudah 20 menit di temani dengan segelas caramel macchiato tak ada kemajuan sama sekali. Jemarinya sesekali mengetikkan sebuah pesan tapi berakhir di hapus lagi lantaran tak tahu harus mengetik apa, atau lebih tepatnya apa yang harus ia katakan pertama kali.
'Hai Mark, aku merindukanmu.'
Ah tidak itu terlalu agresif.
'Hai Mark, kau mau menepati janjimu untuk meneraktirku?'
Ah ini juga terlihat aneh. Lantas Rere harus mengetikkan pesan yang seperti apa untuk mengajak Mark sekedar bertemu dengannya. Rere terlihat mengacak rambutnya frustasi dan kembali menatap ponselnya.
'I miss you! Let's meet again!'
"Rere!"
"OH NO! It's sent!"
Rere menoleh ke arah laki-laki di sampingnya. Iya, laki-laki yang memanggil namanya kini hanya menyunggingkan senyumnya tanpa rasa bersalah.
"Jeno anjir ini pesan gue terkirim."
"Yaelah pesan buat siapa si? Gebetan lo?"
"Iya gebetan gue, mau apa lo?!"
"Loh ada yang mau sama lo?, emang siapa?"
"Berisik ih."
Rere kembali menatap layar ponselnya naas. Baru saja ia mau mengurungkan pesannya itu dentingan suara pesan masuk sudah terlebih dahulu masuk ke dalam ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku bingung bagaimana bisa Mark tau kalau itu aku?
Ah Rere bodoh, Mark kan bisa melihat foto profilku.
Ah itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah bagaimana bisa Rere bertemu dengan Mark dengan keadaan memalukan seperti ini? Rere benar-benar tidak ada imagenya di depan Mark.
"Aduh gue agresif banget kayaknya Jen," ucap Rere sambil mengetukkan dahinya beberapa kali di atas meja.
"Yah benjol dah itu dahi," sahut Jeno sambil menarik gelas Rere dan mencicipinya sedikit.
"Gue harus apa Jen?"
"Ya lo kenapa dulu gila, gimana gue bisa ngasih solusi coba?"
"Aduh gue bilang ke orang kangen terus minta ketemu sama dia."
"Yaudah terus salahnya dimana?"
"Masalahnya gua ama dia baru ketemu 2 kali Jen."
"Yah bloon lu, udahlah gue jadi lo kubur diri aja."
"Ga ada guna emang lo mah."
Rere kembali mengetikkan pesan pada Mark. Berharap Rere bisa membatalkan rencananya untuk bertemu karena terlalu malu soal tadi. Ah, harusnya ia menjawab bahwa itu adalah salah kirim.