Hari Rere sibuk dengan baju-baju yang ada di lemarinya. Mencoba satu persatu baju dan memandangnya lewat cermin. Ia berpikir tak ada satu pun baju yang cocok untuk hari ini, padahal baju yang Rere punya melebihi baju yang ada di satu toko baju.
Hari ini telah datang, janji untuk bertemu dengan lelaki asing yang tak sengaja menabraknya saat di bandara. Pertemuan kali ketiga ini harus lebih berkesan dari yang sebelumnya.
Rere kembali mencoba dress berawarna peach dengan tali gesper di pinggangnya. Melihat ke arah cermin dan berteriak frustasi.
"Kenapa nggak ada yang cocok sih?!"
Helaan napas terdengar, ia meraih ponselnya yang tergeletak mengenaskan di atas lantai. Mencari nomor yang ia pikir bisa menyelesaikan permasalahnya kali ini.
"Halo Jeno!"
"Nggak usah teriak gue nggak budeg."
"Jen, please help me."
"What's wrong baby girl?"
"Jeno lo mau gue tabok?"
Jeno terkekeh, "ada apa si kawan?"
"Bantuin gue pilih baju."
"Tumben banget?"
"Ih bawel," Rere mengalihkan panggilannya pada Jeno menjadi panggilan video. Menyandarkan ponselnya pada meja dan mundur beberapa langkah agar Jeno bisa melihat dirinya dari atas kepala sampai ujung kaki.
"Bagus nggak?"
"Bagus."
"Kalo yang ini bagus nggak?"
Terlihat Jeno menganggukkan kepalanya, "bagus."
"Yang ini?"
"Bagus juga."
"Ih bagus semua terus yang gua pake yang mana?"
"Ya semuanya bagus anjir."
"Ya pilih satu kek."
"Yaudah yang abu-abu."
"Tapi gue suka yang maroon."
"Yaudah yang maroon."
"Tapi kayak gelap banget ga sih warnanya?"
"Yaudah yang biru tadi aja."
"Ah kecerahan."
"Terus mau lo apa Rere?"
Rere terkekeh melihat Jeno yang sudah frustasi di balik panggilan video ini.
"Yaudah deh gue pilih yang peach aja, thank you my best friend."
Jeno mengusap kasar wajahnya, "nggak usah nelpon gue buat seminggu ke depan."
Rere tertawa, "I love you my friend."
Tut
Rere kembali terkekeh melihat teman baiknya Jeno yang memberenggut kesal karenanya. Rere mengambil dress berwarna biru yang direkomendasikan oleh Jeno tadi. Doakan semoga pertemuannya kali ini tak mengecewakan.
🐬🐬🐬
Mark menyisir rambutnya kebelakang sembari melihat pantulan dirinya di kaca jendela mobil miliknya. Sedikit merapikan flanelnya yang sedikit kusut dan pergi memasuki cafe tempat ia akan bertemu dengan Rere.
Ponsel yang berada di saku berdering bertanda pesan masuk. Ia segera merogoh sakunya dan menemukan ada 3 pesan dari Rere. Rere mengatakan bahwa ia terjebak macet dan meminta tolong untuk memesankannya milkshake jika Mark sampai terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zhong Chenle
FanfictionDia Zhong Chenle Laki-laki favoritku dengan segala kemewahannya. Started on June'20