Mark yang sedari tadi hanya mengekori Jeno kini memasang wajahnya dengan malas. Jeno membawanya ke tempat pameran lukisan milik temannya. Sejujurnya Mark tidak terlalu tertarik, tetapi karena paksaan dari sepupunya akhirnya ia mengalah dan di sinilah dia.
Mark diajak untuk menemui temannya yang mempunyai acara, betapa kagetnya ia saat sampai dan bertemu dengan wanita yang sedikit ia hindari.
Park Jieun.
Entahlah perasaannya kini terlalu sakit saat melihat wanita yang dicintainya kini berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertaut, bersama laki-laki lain.
Setelah mengucapkan beberapa kata selamat Mark pergi untuk menghindar lagi. Berjalan ke arah toilet dan menatap cermin di sana. Melihat pantulan dirinya yang sedikit mengenaskan. Rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari sini.
Mark berjalan keluar, dan melihat sekeliling terdapat banyak beberapa lukisan yang menggantung. Entah dapat dorongan darimana, Mark yang tak sedikit pun tertarik dengan lukisan kini berjalan ke arah lukisan yang tak jauh dari tempat ia berdiri.
Memandang lukisan di depannya dengan lekat membuat ia seperti ditarik dan masuk ke dalamnya.
"Lukisan yang saya lukis setahun lalu karena ngeliat seorang perempuan yang duduk sambil menundukkan kepalanya."
Mark menoleh ke arah sampingnya dan terlihat wanita yang dikenalnya beberapa menit lalu. Ia tersenyum dengan manisnya dan membuka suaranya lagi, "hujan yang ada di sana menunjukkan rasa sedihnya, dikelilingi dengan warna biru tua yang berarti ia menahan rasa rindunya pada seseorang."
Mark terus menatap lukisan di depannya sambil mendengar makna dari yang diucapkan oleh perempuan di sampingnya. Entahlah, Mark merasa bahwa wanita yang ada di dalam lukisan itu, mengalami keadaan yang seperti dengannya. Rasa sedihnya saat Mark melihat Jieun tersenyum bahagia bukan untuk dirinya, dan rasa rindunya yang amat dalam yang tak bisa ia salurkan.
"So beautiful," ucap Mark dan melihat perempuan di sampingnya lagi-lagi tersenyum dengan manisnya.
"Thank you Sir," ucap Rere sambil masih tersenyum, "kamu ingat saya?"
Mark terlihat mengernyitkan dahinya berpikir. Memang wanita di sampingnya ini terlihat tak asing, apa pernah ia bertemu dengannya?
"Mark Lee, right? In Canada?"
"Omg, I'm so sorry ma'am."
Rere terkekeh pelan melihat Mark yang sedikit terkejut.
"Ah iya, ponsel mu?"
"Oh gapapa, ponselku baik-baik aja."
"Tetep aja saya nggak enak, gimana kalau saya traktir next time?"
Rere hanya terkekeh dan menganggukkan kepalanya, "iya boleh, saya akan kabarin kamu nanti."
Mark bergerak untuk mengeluarkan dompetnya dan mengambil kartu nama di sana dan memberikannya pada Rere, "ini."
Lagi-lagi Rere terkekeh karena melihat kelakuan laki-laki di sampingnya, "saya masih nyimpen yang kamu kasih waktu itu, but it's okay aku terima."
Mark masih saja menatap wanita disampingnya ini, wanita yang entah mengapa melihatnya tersenyum membuat Mark ikut menyunggingkan garis lengkung di wajah. Sosok yang sedang diperhatikan kini ikut menoleh dan matanya bertemu dengan bola mata coklat Mark.
"saya nggak nyangka bakal ketemu kamu di sini."
Mark menggaruk belakang kepalanya, "Iya saya diajakin sama sepupu saya, dan ternyata kamu yang punya acara, it's surprise me."
![](https://img.wattpad.com/cover/219181735-288-k608842.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhong Chenle
FanfictionDia Zhong Chenle Laki-laki favoritku dengan segala kemewahannya. Started on June'20