Aku terbangun dari tidurku. Rasanya mataku terlalu berat. Saat malam mencoba untuk tidur, mataku malah memaksa untuk mengeluarkan cairan beningnya. Mereka terus keluar hingga aku tertidur pada jam 2 pagi.
Aku tak tahu sebenarnya apa yang aku tangisi. Aku hanya lelah, memikirkan sesuatu yang tak aku dapat kesimpulannya.
Aku merenggangkan tubuhku dan meraih ponselku. Terdapat beberapa pesan dari Haechan bahwa ia mengajakku dan juga Mark untuk pergi ke mall mencari kado untuk Somi.
Iya Somi berulang tahun besok, dan Haechan berniat untuk menyatakan perasaannya juga.
How sweet.
Aku bangkit dari ranjangku dan pergi menuju kamar kecil untuk bersih-bersih. Tak memakan waktu lama, aku segera memakai bajuku yang berwarna biru langit dipadukan dengan celana jeans berwarna dongker.
Masih ada waktu sekitar 1 jam, aku mencari kotak sereal di dapur untuk mengisi perutku yang tak terisi dari semalam.
Drrt drrrttt
Aku meraih ponselku yang bergetar di samping mangkuk sereal. Terdapat pesan masuk dari Mark yang berisikan bahwa ia akan sampai 15 menit lagi. Jemariku menari di atas layar membalas pesan dari Mark lalu meletakkan lagi ponselku di atas meja.
Setelah selesai, aku merapikan mangkuk beserta gelas dan meletakkannya di wastafel. Aku pergi ke kamar untuk mengambil sling bag ku dan berdiri di hadapan cermin.
Menatap diriku yang terpantul dan sedikit merapikan bajuku yang kusut. Aku mendekatkan wajahku, melihat ke arah bawah mataku yang terlihat bengkak karena menangis semalam. Rupanya, makeup ku hari ini tak bisa menutupi bagian mataku yang bengkak.
Aku mendengar suara bel bertanda ada orang yang berkunjung. Sepertinya itu Mark. Aku segera menuju pintu dan membukanya. Terlihat Mark berdiri dengan jaket denimnya. Senyum Mark yang ia tunjukkan hari ini saat menyapaku otomatis menular padaku.
"Berangkat sekarang?"
"Yukk."
Aku berjalan beriringan dan sampai di mobil Mark. Hari ini ia menggunakan mobilnya. Tumben sekali, biasanya ia selalu memakai motor kesayangannya.
"Bawa mobil?"
"Iya," Mark menganggukkan kepalanya, "hari ini panas, takut lo kepanasan."
Aku terkekeh, "biasanya juga kan gue panas-panasan Mark."
"Oiya ya, pantesan dekil."
Aku memukul lengan Mark dan mengerucutkan bibirku, "heh, ngomong sekali lagi!"
Mark tertawa dengan gayanya yang menyebalkan, "iya maaf ibu negara."
Mark menjalankan mobilnya membelah jalanan ibu kota menuju tempat yang telah ditentukan oleh Haechan.
🐬🐬🐬
"Mark!Jieun!"
Kepalaku menoleh, mengedarkan pandangan untuk mencari suara yang sudah sangat ku hapal itu. Terdapat Haechan dari sebelah barat berlari kecil ke arah kami berdua.
"Ga usah lari-lari Chan," ucapku.
"Hehehe terlalu bersemangat sih," Haechan menyengir menunjukkan giginya yang rapih, "eh sebentar, mata lo kok bengep?"
"Eh?" Aku mengusap mataku, "Semalem kurang tidur aja hehe."
"Lah lo abis nang- Aw!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Zhong Chenle
FanfictionDia Zhong Chenle Laki-laki favoritku dengan segala kemewahannya. Started on June'20