Rere

261 45 2
                                    

"Kangen banget gue Le ama lu."

Terlihat Chenle menyingkirkan tangan perempuan itu, "apaan sih kak, malu diliatin."

"Ih emang siapa sih yang mau liatin," ucap perempuan itu dan beralih menatap ke arahku, "eh iya, maaf maaf."

Aku menatapnya tak percaya, berarti selama ini ia tak menyadari ada aku di sini?

"Kenalin aku Zhong Liu Re, kakaknya Chenle," ucapnya tersenyum sambil mengulurkan tangan kanannya.

Aku menerima jabatan tangannya, ternyata perempuan ini adalah saudara kandung dari Chenle. Pantas saja ia berani melakukan itu kepadanya.

Aku tersenyum, "aku Park Jieun kak—"

"Oh pacarnya Lele ya?" potong Kak Liu yang membuatku sedikit terkejut, "yaampun jadi ini cewek yang kemarin bikin Lele sampe galau ga karuan?"

"Apaan si kak?!"

"Apasih, diem dulu lo Le," balas perempuan bermarga Zhong itu lalu beralih menjadi menatapku lagi, "salam kenal ya cantik."

"Hehe iyaa Kak Liu, salam kenal juga," ucapku tersenyum.

"Ga usah panggil Liu, panggil Kak Rere aja oke?"

Aku menganggukkan kepalaku masih tersenyum ke arahnya. Ia melepas jabatan tangan kami dan duduk diantara aku dan juga Chenle.

"Ngapain sih kak malah duduk di sini?"

"Heh durhaka ye lo, kakaknya mau ikut makan masa ga boleh, cewek lo aja kagak keberatan, ya kan Jieun?"

"Hehe iya Kak Rere, gapapa kok."

"Tuh kan, lo aja yang sewot Le."

Chenle memutar bola matanya malas. Ia kembali melanjutkan makannya begitupun juga aku dan Kak Rere. Suasana menjadi hening, aku pun juga tak tahu harus memulai pembicaraan seperti apa. Pasalnya, bertemu dengan keluarga dari Chenle terlalu tiba-tiba.

"Lo abis darimana kak tiba-tiba ke sini?" tanya Chenle kepada Rere.

"Abis fitting baju deket sini."

"Mau nikah kak?"

Sontak Chenle dan Kak Rere mengalihkan pandangannya untuk menatapku. Seperti terintimidasi oleh tatapan dari mereka aku menggaruk belakang kepalaku yang tak gatal sambil terkekeh canggung.

"Hehe nggak ya kak?"

Chenle tertawa, "buat acara besok sayang, mana mungkin dia nikah, calon aja belum ada hahaha."

Plakk

"Aduh!" Chenle mengusap kepalanya yang dipukul oleh Kak Rere.

"Ngeselin banget, nanti kalo gue punya lo kaget lagi."

"Ya kenalin aja dulu ke gue."

Kak Rere mencibir, kemudian beralih untuk menatapku antusias, "oiya besok kamu harus dateng ya sama Chenle ke acara aku oke?"

Aku menganggukkan kepalaku sambil tersenyum. Ia kembali memakan sushinya sampai ponsel di sampingnya berbunyi menandakan sebuah telefon masuk.

Kak Rere bergerak mengambil ponsel itu dan menaruhnya di telinganya.

"Halo."

"..."

"Iya, besok sebelum acara sudah harus selesai."

"..."

"Baik, terima kasih."

Rere memutuskan panggilannya dan menaruh ponsel di tempat semula.

Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang