Happy reading💚
Aku kuliah sudah memasuki semester 5 yang artinya aku akan menjalani PKL di sebuah perusahaan. Aku direkomendasikan oleh kampusku untuk praktek di perusahaan besar yang berada di daerah Jakarta.
Bukannya ingin sombong, tetapi karena memang nilai ipk ku yang selalu tinggi jadi tidak perlu susah-susah mencari tempat untuk PKL.
Aku sedang menunggu di lobby bersama dengan Haechan. Ya, kami berdua memustuskan untuk sekelompok PKL di tempat ini dan bersama teman sekelas ku juga. Somi dan Jinyoung.
Sejujurnya aku tidak terlalu mengenal mereka, berbeda dengan Haechan. Setahu ku, Haechan dan Somi sedang dalam fase pendekatan. Lalu karena Somi ikut, jadi dia juga mengajak Jinyoung sahabatnya.
Jinyoung cukup tampan tapi jangan salah paham. Aku tidak menyukainya, hanya saja sedikit kagum karena selain tampan dia juga cerdas.Aku yang sedang mengobrol ringan dengan Haechan sontak menoleh karena sebuah suara yang memanggil kami berempat. Wanita yang cukup dewasa dengan kemeja berwarna biru dicocokan dengan rok di atas lutut menghampiri kami dengan senyumannya.
"Anak-anak didik Pak Taeil ya?"
Kami berempat sontak berdiri saat dia sudah berdiri di hadapan kami. Dengan sedikit menunduk untuk memberi hormat, kami tersenyum ke arahnya.
"Iya ibu, kami dari Neo technology University," Somi membalas dan diangguki oleh wanita itu.
"Ah iya, saya Irene. Saya bagian dari divisi HRD, mari ikut saya ke ruangan untuk pengarahan soal PKL lebih jelas."
Kami berempat mengekori wanita itu untuk menuju ruangan yang dimaksud. Aku cukup kagum dengan nuansa yang tercipta dari kantor ini.
Ruangan yang didominasi dengan warna cream memberikan kesan yang tenang. Pegawai-pegawai di sini juga sangat ramah karena sesekali menyapa Ms Irene dan tersenyum juga ke arah kami.
Kami dijelaskan oleh kepala divisi HRD tentang apa saja peraturan yang ada di sini dan juga hal apa yang bisa kami lakukan. Setelah penjelasan dirasa cukup, Ms Irene mulai membagikan posisi yang bisa kami tempati untuk praktek kami.
Haechan ditempati di divisi HRD, sedangkan Somi dan Jinyoung akan menempati divisi finance dan accounting. Sedangkan aku sendiri akan menjadi sekretaris ke dua dari CEO.
Aku tidak mengerti kenapa bisa ditempatkan di posisi itu. Tapi karena sudah ditetapkan aku harus bisa menerimanya.
Kami berempat berpisah dan menuju ruangan masing-masing. Aku dijemput oleh wanita lain yang juga cantik untuk mengantar ke ruangan tempat aku praktek nanti. Kami berjalan beriringan dan sesekali mengobrol ringan.
"Saya Joy, yang akan menjadi partner kamu. Nama kamu siapa?"
"Nama saya Park Jieun, senang bertemu dengan Ibu Joy."
Joy tekekeh, "Tidak usah memanggil ibu, apa aku terlihat seperti ibu-ibu? Panggil kakak aja ya."
Aku tersenyum, "Ah, iya kak."
Kami sampai di lantai dimana aku akan ditempatkan. Aku masih mengekori Kak Joy hingga kami tiba di meja tempat Kak Joy bekerja.
"Meja kamu ada di sebelah aku, nanti mungkin kerjaan kamu akan dibagi dua denganku. Tapi bisa jadi juga Tuan Zhong sendiri yang akan memberikan tugasnya padamu."
Aku mengernyit mendengar penuturan Kak Joy yang menyebutkan 'Tuan Zhong'. Seperti pernah mendengar dengan sebutan itu.
"Tuan Zhong siapa Kak?" tanyaku.
Joy terkekeh, "Dia atasan kamu, hati-hati ya sama dia. Dia itu dingin tapi sebenarnya sangat baik. Nanti kamu juga akan ketemu, tapi untuk sekarang dia belum datang."
Aku hanya mengangguk dan kembali mendengarkan Kak Joy soal apa saja yang akan aku kerjakan 3 bulan kedepan.
🐬🐬🐬
"Gimana tempat lo Ji, enak?" tanya Haechan.
Kami berempat sedang makan siang di kantin perusahaan. Untuk seukuran kantin ini terlalu besar. Bahkan menu yang tersedia juga bukan seperti layaknya kantin tapi seperti di restoran berbintang.
Setiap sudut ruangan yang didominasi oleh warna putih terlihat sangat bersih dan rapi. Kami berempat duduk di pojok ruangan yang tidak terlalu banyak di tempati oleh para pegawai.
"Biasa aja, tapi Kak Joy seru sih. Kalian bertiga gimana?"
"Gua enak sih berdua ama Jinyoung hehe,"
"Som kok kamu gitu sih sama aku? Harusnya tuh kita berdua seruangan," saut Haechan.
"Hih apaan si Chan, geli."
Aku dan Jinyoung terkekeh melihat interaksi mereka berdua. Haechan yang selalu mengganggu Somi dan Somi yang selalu marah-marah jika Haechan sudah berbuat ulah.
"Oiya Ji, CEO di sini gimana orangnya?" tanya Jinyoung.
"Belum ketemu gue, dia lagi nggak di sini kayaknya."
"Lah terus tadi abis pengarahan lo ngapain?" saut Somi.
"Kerja lah, tapi diajarin sama Kak Joy."
"Kak Joy tuh sekretaris juga?"
Aku hanya mengangguk membalas pertanyaan dari Jinyoung sambil menyesap minuman jeruk peras kesukaanku.
Kami melanjutkan makan siang dengan obrolan-obrolan kecil. Sesekali Somi yang memberenggut kesal karena Haechan yang tak berhenti menjahili.
Aku melihat arloji di tanganku yang sudah menunjukkan angka 1. Artinya waktu makan siang telah habis. Kami bangkit dari kursi dan membawa piring sisa makanan kami ke tempat tumpukan piring kotor yang terletak di pojok dekat wastafel.
Kami terpisah saat beberapa sudah mencapai lantai ruangan mereka. Hanya tersisa aku yg masih menuju lantai atas.
Saat sampai aku sudah disuguhi oleh senyuman Kak Joy yang sedang duduk di mejanya dengan tangannya yang sibuk dengan mencemili makanan ringan di depannya.
"Udah makan siang Kak?"
"Udah kok, kamu udah?"
Aku menganggukkan kepala dan menduduki kursiku tepat di sebelah Kak Joy.
"Oiya, Pak Zhong udah dateng. Yuk, biar aku kenalin."
Aku mengekori Kak Joy yang sedang mengetuk pintu ruangan yang menjadi atasanku. Aku merasakan jantung ku yang tiba-tiba berdetak sangat cepat. Aku memang tipe orang introvert yang akan sulit untuk bertemu dengan orang baru.
Suara di dalam menyuruh kami berdua untuk masuk. Ruangannya di penuhi oleh beberapa lukisan yang ku yakini tidak sembarang orang bisa mendapatkannya.
Ruangan ini sangat rapi untuk seorang laki-laki dan didominasi oleh warna abu-abu. Harum khas laki-laki menusuk indra penciumanku.
Aku mengernyit, seperti pernah mencium wangi seperti ini, tapi dimana?
"Pak Zhong, ini anak didik yang direkomendasikan oleh Pak Taeil untuk menjadi sekretaris kedua bapak."
Pria yang sedari tadi duduk membelakangi kami mulai memutar kursinya untuk menghadap kami.
Aku pun membungkukkan badan dan mulai memperkenalkan diri, "Selamat siang, saya Park Jieun dari Neo Techno—
Lho Bapak?!"
—Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zhong Chenle
FanfictionDia Zhong Chenle Laki-laki favoritku dengan segala kemewahannya. Started on June'20