Chapter 13

117 34 25
                                    

"Bun, yah, kakak pergi dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bun, yah, kakak pergi dulu." Pamit Nichol.

"Mau ketemu Ara?" Tebak Daniel tepat sasaran.

"Iya."

"Kunci rumah nanti bunda simpan di tempat biasa." Nichol mengangguk mengerti.

Nichol mengeluarkan mobil sport nya dan meninggalkan perkarangan rumah. Suasana jalanan lumayan ramai, mungkin karena sekarang hari minggu jadi banyak anak muda yang keluar untuk sekedar jalan-jalan. Setelah mempangkirkan motor, Nichol pergi menuju apartemen Clara.

Tingtong...tingtong...

Tak lama kemudian muncul Clara membukakan pintu. "Aku kira kamu enggak jadi datang." Nichol diam tidak menanggapi perkataan Clara.

"Siapa yang datang?" Tanya Kevin menghampiri Clara.

"Teman Ara yang pernah Ara ceritain waktu itu."

"Nichol om." Ucap Nichol sopan sambil mencium telapak tangan Kevin.

"Nama om, Kevin panggil aja om Kevin."

"Yaudah kalau begitu kita berangkat sekarang!" Ujar Kevin.

"Perginya naik mobil saya aja, kebetulan saya bawa mobil."

"Memangnya tidak apa-apa?"

"Enggak kok om."

Kevin, Nichol dan Clara masuk ke dalam mobil. Clara duduk di sebelah Nichol sedangkan Kevin duduk sendirian di bangku belakang. Nichol menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tiba di pemakam tempat ibu Clara di kubur.

"Papa tidak datang sendirian lagi, hari ini Ara ikut bersama temannya."

"Ara, sapa mama kamu sayang." Kevin mengelus pundak putrinya.

"Halo ma."  Ucap Clara gugup.

"Happy birthday ma, maaf Ara baru bisa datang sekarang. Maafin Ara ma, andai waktu itu Ara enggak maksa buat pergi ke kebun binatang pasti sekarang mama masih ada di sini. Ara egois, Ara anak durhaka udah bikin mama meninggal." Tangisan Clara pecah mengingat kejadian itu, Kevin yang mendengar tangisan Clara semakin keras segera memeluk tubuh putrinya erat.

"Ini bukan salah kamu, papa minta kamu jangan menyalahkan diri kamu terus."

"Enggak pa, ini salah Ara hiks."

"Kamu enggak boleh kayak gini, ini sudah jadi takdir mama kamu."

"Sebaiknya kamu pergi duluan ke mobil! Nak Nichol om titip Ara dulu ya." Nichol mengangguk.

"Ayo biar gue bantu berdiri!" Clara meraih tangan Nichol.

Mereka kembali ke tempat mobil Nichol di parkirkan. Tangisan Clara belum mereda, rasa penyesalan itu masih menyelimuti dirinya. Nichol tidak tega melihat Clara yang terus-menerus menangis, dia langsung membawa Clara ke dalam pelukannya.

Hate or Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang