Chapter 19

90 23 0
                                    

Seorang pria baru saja turun dari sebuah mobi, pria itu adalah El

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria baru saja turun dari sebuah mobi, pria itu adalah El. Saat masuk ke dalam rumah, pertama kali yang dia lihat yaitu keberadaan Kevin yang sedang berkutat di depan laptop. El langsung menghampiri Kevin dan mengambil laptop itu.

"Ke siniin laptopnya kak!"

"Papa kan udah janji sama El  enggak akan ngurusin pekerjaan dulu."

"Iya papa ingat. Biarin papa nyelesaiin pekerjaannya dulu ya, setelah itu papa pasti istirahat."

"Loh kok laptopnya malah dimatIin kak?" Ujar Kevin ketika melihat El malah mematikan laptopnya.

"Kalau papa tetap masih mengurusi pekerjaan, lebih baik papa dirawat di rumah sakit lagi." Kata El tidak bisa dibantah.

"Iya-iya, papa enggak akan mengurusi pekerjaan lagi." 

"Untuk sementara ini laptop papa akan El sita."

"Terserah kamu saja lah." Ucap Kevin pasrah.

El membawa laptop Kevin dan masuk ke dalam kamar, dia menyimpan laptop Kevin di meja. Pria itu membuka laci mejanya satu persatu untuk mencari USB dan barang yang dia cari masih belum ditemukan padahal sudah semua laci meja diperiksa.

"Oh iya gue ingat, USB kan dipinjam sama Clara." El menepuk keningnya pelan. Dia menyalakan ponselnya lalu mengirim pesan ke Clara.

To : Ara

Ra USB kak El ada di mana?

Ting

Ada pesan masuk dari ponsel El, dia langsung mengeceknya dan ternyata pesan itu dari Clara.

Ara : Di laci meja belajar Ara kak.

Setelah membaca pesan tersebut, El pergi ke kamar Clara untuk mengambil USB. Setibanya di kamar Cara, dia langsung membuka laci meja belajar dan  mengambil USB. Ketika pria itu akan ke luar dari kamar Clara, dia melihat sebuah buku tergeletak di lantai. Dia mengambil buku itu dan ternyata itu adalah diary milik Clara. Karena penasaran El membuka diary tersebut lalu membaca tulisan pada halaman pertama.

Setelah selesai membaca pada halaman pertama, El semakin penasaran dengan isi diary itu. Pada akhirnya El membaca diary itu sambil duduk di atas kasur, dia mulai membaca satu persatu halaman pada diary tersebut dengan seksama. 

Begitu selesai membaca diary itu El merasa kecewa, sedih dan marah. Semua bercampur menjadi satu. Pria itu kecewa pada dirinya sendiri karena tidak mengetahui penderitaan adiknya, dia sangat sedih karena adik kesayangannya ternyata selama ini menderita dan marah kepada orang yang sudah berani menyakiti adiknya.

El membawa diary dan pergi menuruni tangga menuju kamarnya. Setelah mengambil kunci mobil El bergegas keluar kamar. Dia menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas lalu melajukan mobil meninggalkan perkarangan rumah.

Hate or Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang