Chapter 14

94 27 19
                                    

Suasana pagi hari di bandara Soekarno-Hatta cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana pagi hari di bandara Soekarno-Hatta cukup ramai. Terlihat seorang pria membawa koper, hari ini dia akan melakukan penerbangan ke negara Italia, tepatnya ke kota Roma. Dia berpamitan terlebih dahulu kepada teman-teman dan keluarganya.

"Jaga diri lo baik-baik di sana." Pesan Vino kepada sahabatnya.

Nichol mengangguk lalu melakukan pelukan kepada Vino. "Sampaikan permintaan maaf gue ke Revan, sekarang dia pasti marah sama gue." Kemarin malam ketika Nichol menelepon Revan untuk berpamitan, terjadi pertengkaran di antara mereka.

"Udah ya jangan nangis, nanti kan kamu bisa ke sana kalau liburan." Nichol mengelus kepala Alya yang sedang menangis di pelukan Albert.

Alya langsung memeluk Nichol erat. Rasanya berat ketika harus melepaskan orang yang kita sayangi. Alya kira kedatangannya ke Indonesia akan membuat dia selalu bersama sahabat-sahabatnya. Sekarang sahabat kecilnya yang sudah dia anggap sebagai kakak sendiri akan pergi ke luar negeri.

Albert menatap tajam Nichol karena berpelukan dengan gadisnya. Nichol langsung melepaskan pelukan Alya, dia masih sayang dengan nyawanya. "Kalau udah di sana jangan lupa kabarin aku ya." Nichol mengangguk.

"Aku titip salam buat Ara."

"Iya nanti aku sampaikan."

"Santai bro, gue enggak akan ngerebut dia dari lo." Nichol menepuk bahu Albert.

"Alya juga pasti enggak mau sama lo, buktinya sekarang dia sama gue."

"Bangsat lo." Albert dan Nichol pun tertawa.

"Jaga dia baik-baik, jangan sampai ngelukain dia."

"Tanpa lo suruh pasti gue lakuin."

Nichol menatap teman-temannya satu persatu lalu memeluk mereka. Ketika berhadapan dengan Arham, Nichol mengerti atas tatapan yang Arham berikan. "Lo enggak usah khawatir, gue ke sana bukan buat nyakitin dia. Gue akan ngejagain Clara dan berusaha bikin dia bahagia." Arham mendengar kesungguhan dari ucapan Nichol, membuat dia yakin bahwa Nichol akan menjaga Clara dengan baik.

"Jaga dia dan jangan pernah bikin dia sedih." Arham memelankan suaranya agar yang lain tidak mendengar perkataan mereka.

Terakhir Nichol menatap kedua orang tuanya. Ketika melihat bundanya menangis, Nichol langsung membawa Dinda ke dalam pelukannya. "Pakai pakaian yang hangat di sana sekarang sedang musim dingin, jaga kesehatan kamu jangan sampai sakit. Jangan lupa kabarin bunda setiap hari." Pesan Dinda kepada anak semata wayangnya.

"Iya bun, bunda sama ayah juga jaga kesehatannya."

"Belajar yang benar dan buat ayah bangga sama kamu."

"Iya yah." Nichol membalas pelukan Daniel.

"Kakak pamit."

*****

Hate or Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang