20: ʜᴏꜱᴛᴀɢᴇ

1K 117 7
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





(Y/n) sedang berjalan di jalan setapak yang sepi, memasuki kawasan rumah-rumah mewah. Namun langkahnya terhenti saat ia melihat sebuah mansion tua yang berada kurang dari 100 meter di depannya. Mansion itu masih bisa dikatakan indah dan terawat dengan salah satu menara menjulang. (Y/n) menggigit bibir bawahnya, merasa sangat bimbang. Ia akhirnya berbalik, mengurungkan niatnya untuk mendekati mansion itu. Namun suara seorang pria menghentikan langkahnya. "Mencari Martha Cobine?"

(Y/n) sangat terkejut. Bukan karena orang yang tiba-tiba muncul itu, tetapi karena dia menyebutkan nama asli adiknya. (Y/n) menoleh dan lebih terkejut lagi saat melihat siapa yang baru saja berbicara. "Kalian..." Ucap (Y/n).

"Ketua!" Kata seorang gadis cantik berambut cokelat gelap.

"Neora?" Tanya (Y/n). Gadis itu mengangguk senang karena (Y/n) masih mengingatnya.

"Kenapa kau kaget begitu? Padahal aku kan sudah mengirimimu surat." Kata si pria bertopi.

"Bartius..." Ucap (Y/n).

"Panggil paman dong... Sejak kapan kau kurang ajar begitu?" Kata Bartius, si pria bertopi.

"Kau yang menulis surat itu? Dan juga bunganya...?" Tanya (Y/n). "Sialan, kau seperti orang mesum."

"Bukan aku yang menulisnya." Jawab Bartius. "Neora yang menulis. Bunganya juga atas usulan dia. Aku hanya mengantar."

Neora tersenyum manis.

"Kalian yang menculik Martha?" (Y/n) tidak peduli lagi dengan surat dan bunga itu. "Lepaskan dia, atau kubunuh kalian."

"Wow...wow...santai dong.." Kata Bartius. Namun (Y/n) langsung menyerangnya. Terjadi pertarungan mendadak, membuat Neora terkejut. Dalam sekejap (Y/n) sudah mengalahkan Bartius.

"Ohok..ohok..." Bartius terbatuk, hidungnya mengeluarkan darah.

"Kau pikir kau tandinganku?" Tanya (Y/n). Kemudian Neora menyerangnya. Dengan sangat mudah, (Y/n) membanting tubuh gadis itu ke tanah.

"Kau juga...tidak berubah ya? Masih saja lemah." Ucap (Y/n) pada Neora yang terkapar di tanah.

Tiba-tiba seseorang menyerang (Y/n). Beruntung (Y/n) bisa menghindar. (Y/n) beehadapan dengan seorang pria tinggi dan kekar. "Kau... Siapa?" Tanya (Y/n). Rasa-rasanya dia mengenal orang itu, tapi dia tidak ingat.

"Bisa-bisanya kau tidak mengingatku..." Ucap pria itu, membuat (Y/n) ingat. Gaya bicara itu, dia mengenalinya. Dia adalah Nero, salah satu anak buahnya dulu. Perubahannya yang drastis membuat (Y/n) tidak mengenalinya. Dulu anak itu sangat kurus dan sekarang tubuhnya sudah terbentuk seperti itu.

"Nero...kau sudah besar rupanya.." Kata (Y/n). Nero menyerangnya lagi. (Y/n) sangat terkejut, kemampuan beetarung Nero sudah jauh berkembang sejak terakhir kali mereka bertemu. Akhirnya (Y/n) terpojok. Nero mencekiknya dari belakang dengan lengan kekarnya. Dengan sekuat tenaga, (Y/n) memberontak. Namun tidak berhasil lepas. Batang lehernya terasa sakit, nafasnya sesak.

Find My Way [Attack On Titan X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang