•
•
•
•
•"Tangan mu kenapa?" tanya Levi begitu ia menyadari tangan temannya itu terbalut rapi dengan perban. Saat ini Levi dan (y/n) sedang berjalan menuju pintu masuk markas.
"Luka," jawaban (y/n) tampaknya membuat Levi sangat kesal. Ia menatap tajam wanita itu seakan mengatakan bahwa itu tidak lucu. Namun yang ditatap tajam sama sekali tidak menyadari kesalahannya dan hanya berkata, "Apa?"
"Kau memukuli pohon itu lagi?" Pria dengan raut wajah dingin itu kembali bertanya tanpa menatap lawan bicaranya, sementara (y/n) melepaskan tangan Levi yang menarik lengan bajunya.
"Ya," jawab (y/n) singkat, enggan menatap mata kelabu temannya itu. Ia merasa tidak ingin dikhawatirkan, meskipun dirinya tidak tahu kenapa orang sedingin Levi mau repot-repot mengkhawatirkannya. Yah, mereka memang berteman, tetapi menurut (y/n) sifat peduli sama sekali tidak cocok dengan temannya yang satu ini.
"Sebenarnya apa salah pohon itu sampai kau memukulinya begitu?" Ucap Levi dengan suara pelan, namun masih bisa didengar oleh (y/n).
"Pfftt..! Hahaha.." Tiba-tiba saja (y/n) menyembur tawa. Beberapa prajurit yang berpapasan dengan mereka di lorong itu pun terlihat sedikit heran. Begitu pula dengan Levi yang berjalan di sampingnya. Pria itu hanya mengernyitkan dahi dan menatap (y/n) dengan penuh tanda tanya.
"Apa? Menurutku kata-kata mu itu lucu," (y/n) masih terkekeh, tidak memedulikan wajah ketus Levi.
"Jangan tertawa," kata Levi sambil menatap lurus ke depan, "kau terlihat menyedihkan," senyuman (y/n) seketika sirna, sekarang giliran wanita itu yang menatap tajam Levi, sedikit tersinggung dengan kata-kata pria itu.
"Apa?" nada suara (y/n) terdengar kesal.
"Kau menutupi masalahmu dengan tawa palsu mu itu," jawab Levi. "Menurutku itu menyedihkan,"
Mata (y/n) yang kehijauan sedikit membulat. Ia kesal, bisa dibilang tersinggung. Namun yang dikatakan Levi benar, ia selalu memasang senyum palsu dan mencoba melupakan masalahnya, memang menyedihkan. (Y/n) mengalihkan pandangannya dari Levi dan menunduk. "Memang," kata (y/n) dengan tatapan sendu, "aku memang menyedihkan," ia kemudian tersenyum miris.
Levi memandang temannya itu dengan tatapan yang melunak. Sepertinya ia sudah kelewatan. Ia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, namun tidak sempat, mereka sudah sampai di depan ruangan komandan Erwin.
"Sudah sampai," kata (y/n) dengan nada datar, tidak seperti biasanya. Ia sama sekali tidak menatap Levi. "Ayo masuk," wanita itu kemudian melangkah masuk ke ruangan, mendahului Levi.
"Oh, itu dia sudah datang, (y/n), Levi!" Sebuah suara menyambut kedatangan mereka di ruangan itu.
Komandan Erwin, pria berambut pirang serta beralis tebal sedang duduk di meja kerjanya. Di sebelah kanannya berdiri pria bertubuh kekar bernama Mike sementara di sebelah kiri Erwin berdiri Hanji, ia melambai-lambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Way [Attack On Titan X Reader]
Fanfiction(y/n) adalah seorang prajurit kuat dan berbakat dari Pasukan Pengintai. Ia juga sangat disukai oleh rekan-rekan prajuritnya. Namun, di balik itu semua, (y/n) menyimpan sebuah rahasia gelap. Setelah bertahun-tahun ia melarikan diri, masa lalunya yang...