30: ᴅᴇᴀᴛʜ

1.1K 122 25
                                    

•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





(Y/n) berjalan melewati lorong yang masih digenangi darah lalu memasuki ruang kerjanya. Di sana ternyata Nero sudah menunggu. Pria itu langsung mendorong (Y/n) ke tembok, memojokkannya.

"Apa yang kau lakukan, Nero?" Tanya (Y/n) dengan nada mengintimidasi.

"Kau yang membunuhnya kan?"

"Aku baru ingin mejelaskannya padamu." Kata (Y/n). "Aku memang berniat membunuhnya tapi... Aku ingin menurunkan pistolnya, tapi dia menahanku, lalu dia menarik pelatuknya sendiri..!"

Nero jadi teringat lanjutan perkataan Bartius waktu itu. "Tidak. Aku tidak akan membiarkan dia membunuhku." Mungkin itu maksudnya. Dia tidak ingin tangan (Y/n) ternodai oleh darahnya.

"Aku juga tidak mengerti, Nero," Lanjut (Y/n). "Sebenarnya apa maksudnya...? Apa rencananya?"

Nero melepaskan (Y/n). "Dia... Berencana memusnahkan organisasi ini."

(Y/n) membelalakkan matanya. "Apa?"

"Rencananya dimulai dari mencarimu dan memasukkanmu ke organisasi lagi." Jelas Nero. "Sejak awal ini semua rencananya. Makanya, dia bersikeras membuatmu menjadi bos, meskipun dia harus menyandera adikmu. Tapi dia tahu kalau penyanderaan itu tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu, dia mencoba mempengaruhimu untuk mengambil alih organisasi..."

"Selama ini, dia yang terus menentang adikmu dibunuh, dengan alasan kita memerlukannya untuk menekanmu. Tapi sebenarnya bukan itu alasannya. Dia memang tidak ingin kalian terbunuh. Selama ini, dia melindungimu dari belakang, bos, dia berkali-kali menggagalkan rencana pemberontakan dalam dua minggu ini."

"T-tapi kenapa..?"

"Karena dia berpikir hanya kau yang bisa memusnahkan organisasi ini!" Jawab Nero.

"Jadi dia tidak berencana menjatuhkanku... Atau membunuhku?"

"Kau sudah salah paham,"

Ingatan (Y/n) kembali ke beberapa saat yang lalu, saat ia mengajak Bartius berjalan-jalan di hutan. Kalau dipikir-pikir lagi memang tidak masuk akal pamannya itu mau ikut begitu saja tanpa membawa senjata. Selain itu, dia sempat berbicara dengan nada yang dalam seolah-olah tau kalau dia akan segera mati.

"Kenapa...? Kenapa dia tidak mengatakannya saja padaku..?" Mata (Y/n) mulai berair. Ia baru menyadari kalau selama ini Bartius selalu melindunginya. Bahkan saat pembunuhan Garry Rooze, dia yang membunuh Garry Rooze dan mengatakan kalau (Y/n) yang melakukannya agar (Y/n) tidak dihukum oleh ayahnya.

Find My Way [Attack On Titan X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang