Vote, follow, baru baca ya .. ;)
Mentari menunjukkan kuasa tanpa terhalang kabut mendung barang sekelebat. Hangat pagi menambah semangat setiap penikmatnya yang sedang memulai aktivitas.
Begitu pula Drake. Pemuda bungsu dari dua bersaudara tersebut keluar mobil sembari memakai kaca mata hitamnya. Melangkah hanya beberapa meter tak jauh dari mobilnya terparkir, Drake menghampiri seseorang yang berdiri menyender di kap mobil BMW hitam.
"Pagi Mas Ohm." Sapa Drake pada Ohm, si pemuda yang dimaksud.
Ohm yang tadinya bersedekap menunduk merespon dengan tolehan dan balasan sapa ramah. "Eh, Mas Drake. Pagi juga Mas."
"Nanon udah di dalem?"
"Udah, Mas. Kata Mas Nanon langsung ketemu di dalem aja."
"Ok, makasih Mas. Saya masuk dulu."
Ohm membalas dengan anggukan sopan. Dalam hati masih menebak untuk apa Nanon pagi-pagi minta diantar ke tempat seperti ini dan bertemu dengan Drake.
Apa ini ada hubungannya sama mendiang kakaknya Nanon? -batin Ohm mengingat sesuatu
....
Sejak semalam Drake menelfon dan mengajak bertemu di tempat biasa, hati Nanon sudah tak karuan. Tanpa ba bi bu dan penjelasan lebih si manis langsung paham tempat biasa yang dimaksud Drake adalah makam kakak kandungnya, Frank.
Bukan Nanon tak siap bertemu Frank, toh si manis masih rajin berziarah kemari demi menemui kakaknya. Hanya saja peristiwa yang dialaminya dua hari lalu menyisakan sakit tak terperi mengingat bagaimana Bright menggagahinya dengan tanpa izin. Lalu bagaimana dengan Frank yang sampai berakhir putus asa? Pasti lukanya sangat amat dalam melebihi Nanon. Terlebih si pemuda merasakannya berkali-kali.
Anyelir putih diletakkan di atas makam. Jemarinya bergerak mengelus nama sang kakak yang terukir apik di batu nisan seolah benar-benar sedang menyentuh raga saudara kandungnya.
"Maaf bikin lu nunggu." Suara tak asing membuat Nanon menoleh mengalihkan fokus.
"Nggak masalah, Drake. Gue juga baru dateng kok."
Drake tersenyum. Ikut berlutut di sisi lain makam, berhadapan dengan Nanon.
"Mas Ohm beneran lu jadiin supir?"
"Iya. Dari awal gue bilang gitu kan?"
Drake menarik sudut bibirnya tipis. "Gue kira supir cuma alibi lu doang."
"Maksudnya?"
Jawabannya hanya gelengan. "Lupain. By the way nggak kerasa ya udah lima taun aja Frank pergi ke surga."
Pandangan keduanya sontak sama-sama mengarah pada nisan di hadapannya.
"Dan selama itu juga kita sama-sama jadi pengecut. Terutama gue." Desis Nanon lirih.
"Non..."
"Gue udah janji sama Frank buat diem aja. Gue udah pegang janji gue buat nggak ngomong apa-apa sama Ayah Bunda. Tapi kenapa akhirnya malah kaya gini?"
Drake masih menguntai arti kalimat-kalimat Nanon. "Soal Abang Pluem, gue minta maaf atas nama keluarga gue, Non. Gue tau Abang lu orang baik."
Nanon mendongak. Menatap Drake dengan kilat sendu. "Abang cuma belain gue, Drake. Abang belain gue dari Kak Bright."
"Maksud lu? Kak Bright ... "
Desah nafas keduanya sama-sama ditarik berat. Nanon mengangguk. Dan Drake menganga tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS OF HEAVEN (OhmNanon)
FanfictionTakdir membawa tajuk hubungan mereka dalam satu garis yang tak disangka-sangka. Namun bisakah mereka tetap bertahan jika rasa bersalah datang jadi dalang utama? Kisah seorang mantan artis yang terjebak situasi bersama seorang duda. Berhias bimbang...