Chapter 44

4.3K 566 140
                                    

Vote, follow, baru baca yaa ;D









Merubah status dari sekedar supir pribadi dan majikannya menjadi resmi sepasang kekasih yang memadu hati, membuat Nanon tak lagi menahan tingkah manjanya di depan Ohm. Pun jua si tampan. Ohm yang dulu takut Nanon risih jika ia menunjukkan perhatian lebih, kini malah menghujani si mania dengan perhatian-perhatiannya yang tak jarang membuat pipi Nanon merona semu.

Seperti saat ini, ketika malam merangkak naik dan tak satu juga penghuni rumah besar Vihokratana yang lain kembali pulang. Hanya ada Ohm dan Nanon yang menikmati kebersamaan di ruang keluarga sembari menonton televisi.

Awalnya memang permintaan Nanon, namun lama-lama Ohm menikmati juga. Terbukti sesekali terdengar kekehan atau tawa kecil si pemuda menanggapi candaan-candaan humor yang dihadirkan acara televisi di hadapannya.

Posisinya kini Ohm duduk di ujung sofa menghadap televisi dengan Nanon yang berbaring di pahanya menyembunyikan muka di perut ber-abs milik Ohm. Entah tidur atau hanya sedang malu. Namun sesekali dapat Ohm rasakan hangat nafas Nanon menerpa kulit perutnya yang hanya terhalang kaos katun tipis.

"Non.. geli." Ohm berusaha menjauhkan wajah Nanon.

"Hmmm.." Tapi jawabannya hanya gumam panjang. Malah si manis makin merapatkan wajahnya sembunyi di sela perut Ohm.

Ohm mengulas senyum ketika nampak telinga Nanon yang terlihat memerah padam sempurna. Sepertinya dugaannya benar, Nanon tengah menahan malu.

Teringat olehnya mana kala sore tadi ia dengan terang-terangan meminta Nanon menjadi pendamping hidupnya, bahkan lupa jika kata ganti 'saya' yang selama ini ia gunakan secara natural berubah menjadi 'aku' pada yang lebih muda. Si manis menunduk malu dengan gestur menggemaskan. Kemudian bibir sewarna cherry itu mengucap 'ya' pelan dan berlari kecil meninggalkan Ohm masuk ke dalam rumah. Menyisakan si tampan yang tertawa bahagia seolah satu beban hidupnya sirna.

Beberapa waktu Ohm biarkan berlalu dengan diam melingkup mereka. Nanon masih saja enggan menatapnya, apalagi ketika Ohm malah semakin mengelus kepala dan punggungnya, mengantar nyaman bagi manisnya.

Ketika dengkuran halus terdengar, Ohm membalikkan badan Nanon agar wajahnya terlihat. Dan benar saja ternyata kekasihnya sudah dibawa lelap menyusur mimpi.

"Maaf kalau mencintaiku cuma bikin kamu susah ya, sayang." Gumam Ohm menyeka anak rambut yang menutupi dahi putih Nanon untuk kemudian mendaratkan kecupannya di sana.











....









Berkendara malam dengan kecepatan sedang seperti sekarang, biasanya akan membawa New dalam kantuk hingga terlelap di perjalanan. Apalagi Tay di sampingnya memutar lagu If Tomorrow Never Comes dari penyanyi lawas Ronan Keating kesukaannya.

Namun sayang, berbagai masalah yang mengganggu pikirannya seolah menjadi tameng sehingga ia sama sekali tak merasakan kantuk. Kilasan sakit masa lalunya yang harus hamil di luar nikah dan kehilangan sang bayi, masa sulitnya sampai ia kehilangan Frank dengan cara tak wajar, keadaan rumah tangga putra sulungnya yang sedang di ujung tanduk, serta nasib bungsunya yang bertindak gegabah mencintai supirnya sendiri, lelaki yang kastanya jauh di bawah mereka. Semuanya berputar-putar saling tindih dan menjadi kusut di kepala New.

Di sampingnya Tay memperhatikan lewat ekor mata, sesekali curi pandang ketika lalu lintas di hadapan agak lengang. Wajah murung New menyayat hatinya pilu. Mengurungkan niatnya yang ingin membicarakan tentang laporan singkat dari Luke, orang kepercayaan sulungnya.

Ngomong-ngomong soal Luke, Tay kini punya akses penuh atasnya setelah peristiwa penahanan Pluem oleh kepolisian tempo hari. Pluem tak tahu tentu saja. Karena Tay bermain bersih dan licin. Bagi Luke jika Pluem adalah kadal yang cerdik, maka Tay adalah buaya yang lebih berkuasa.

KISS OF HEAVEN (OhmNanon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang