Hari ini adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh Dika dan Nara, yaitu hari pernikahan mereka.
"Mewah banget ya Mas?" tanya Jian sembari memperhatikan sekelilingnya.
Jeffrey melihat sekitarnya datar, dia benar-benar tidak siap jika harus melihat Nara menjadi istri orang lain.
"Eh Justin tadi kemana ya," ucap Jian sembari mencari keberadaan anaknya. "Mas, Justin tadi kemana?" tanya Jian kepada suaminya.
"Ngga tau," jawab Jeffrey datar.
"Kamu kenapa sih?"
"..."
"Mas?"
"Berisik!" Jeffrey pergi meninggalkan Jian yang mendengus kesal.
.
.
."Eh lo jadi dateng Jus?" tanya Nanda sembari menatap Justin was-was. Dia takut jika Justin akan membuat kerusuhan di acara Omnya ini.
"Hm."
"Abis cerai langsung embat Jus, tenang aja," ucap Danang seraya merangkul pundak Justin.
Plak
"Ngga usah ngajarin yang aneh-aneh deh lo," ujar Rain kesal.
"Sakit bego!"
"Ya elu! Ngomong sembarangan aja!"
"Malah ribut lo pada."
Plak plak
"Anj一"
"Sayang!" seru Nanda saat melihat sang kekasih.
"Bucin!" cibir Danang.
"Daripada lo! Ngga ada yang mau," ejek Rain.
"Sekate kate lo, ganteng gini di bilang kaga ada yang mau. Mereka aja yang gensi bersanding sama gue karna gue terlalu ganteng."
"Serah lo!" sahut Rain lalu pergi menghampiri teman-temannya yang lain.
"Mewah banget ya Jus?" tanya Danang.
"Hm."
"Ham hem mulu lo, lagi sariawan lo?"
Justin tidak menjawab pertanyaan Danang, ia pergi meninggalkan Danang yang sedang menggerutu karna ditinggal sendirian.
.
.
.
.
.Ceklek
Nara menoleh saat mendengar pintu di buka. Ia terkejut melihat siapa yang membuka pintu, ia kira itu Mamanya karna akan melangsungkan akad nikah.
Tapi ini Justin, ia mendadak menjadi takut.
"Cantik," ucap Justin sembari berjalan mendekati Nara.
"Mau apa kamu ke sini?"
"Kamu nikah sama aku aja ya? Kamu kan cuma milikku," ucap Justin lalu tersenyum geli.
"Gila kamu!"
"Nara sayang."
Nara benar-benar takut sekarang. Saat ini, di kamar ini, hanya ada mereka berdua. Penata rias sudah keluar karna tugasnya sudah selesai.
"Justin, saya mohon sama kamu. Tolong jangan macem-macem," ucap Nara takut.
"Siapa yang mau macem-macem sih? Cuma 1 macem aja kok."
"Justin, tolong," ucap Nara, ia hampir menangis saat ini. Ia benar-benar takut melihat Justin yang menatapnya tajam.
.
.
."Mama jemput Nara dulu ya, ayo jeng."
Lina一Mama Nara tersenyum lalu mengikuti besannya dari belakang.
Ceklek
"Ra?"
"Ayo nak, udah waktunya akad nikah."
"Nara?"
"Di kamar mandi kali jeng."
Tok tok tok
"Nara?"
"Kamu di dalem nak?"
"Sayang? Udah waktunya akad nikah, ayo keluar."
Ceklek
"Loh bisa di buka."
"Ra?" panggil Lina sembari melihat kamar mandi. "Nara ngga ada jeng!" pekik Lina saat melihat kamar mandi tidak ada siapa pun.
HOLLA I'M BACK ASEQQ
Ada yang kangen? Ngga ya?
/mengsedih/
Harus kangen lah! 😠
Canda canda heheheTbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak-Anak : First Sight ✔
FanfictionNgga tau mau seneng apa sedih dicintai sama bapak dan anak. "Masyaallahh! Ini calon Mama baru Justin." "Jodohku fix!"